Chapter 33
Ngambek"Toko dessert kesukaanku." Chimon terlihat begitu girang setelah sampai di tempat tujuan mereka. Pluem hanya bisa tersenyum melihat tingkahnya.
Keduanya pun berjalan masuk dan mulai memesan, "Pesan sebanyak yang kamu mau." Mendengar ucapan itu pun, Chimon mulai menunjuk dua kue potong dan dua macaron, tidak lupa juga minuman hangat rasa coklatnya itu.
"Dimana junior mu p'?"
Pluem sedikit mengedarkan pandangannya dan terlihatlah tiga perempuan yang sedang duduk disebuah meja, asik menikmati minuman mereka sambil mengobrol.
Saat mata Pluem bertemu pandang dengan Peach, perempuan itu langsung melambaikan tangannya. Kini keduanya berjalan mendekati ketiga orang itu.
"Dia datang sama siapa?" tanya Jennie yang duduk di depan Peach.
"Gak tau, mungkin pawang yang selama ini dimaksud sama senior kali," ucap Bow yang berada di samping Jennie.
"Menurut mata aku yang setajam silet itu, mereka memiliki cincin couple." Jennie memberitahu temannya.
"Udah, jangan bicara lagi, orangnya udah mau datang," pinta Peach lalu tersenyum ramah kepada pasangan itu.
"Gak ada larangan untuk membawa keluarga kan?" tanya Pluem yang langsung mendapat gelengan kepala.
Chimon pun duduk di meja kosong sebelah sendirian dan Pluem berada di tengah-tengah antara Peach dan Chimon.
"Phi, kenalin, namaku Peach dan ini temanku Jennie, Bow." Peach memperkenalkan temannya kepada Chimon dan juga Pluem.
Chimon hanya bisa tersenyum dan berkata, "Tidak usah memanggilku dengan sebutan phi. Panggil saja Chimon." Mendengar itu, ketiganya hanya mengangguk patuh.
"Mulai dari mana?" tanya Pluem dan mereka pun menunjukkan soal-soal dari dosen mereka. Selama Pluem mengajar, Chimon hanya duduk diam sambil memerhatikan mereka.
"Phi mau makan kue?" tanya Peach yang ditolak oleh Pluem.
"Gak usah, kalian aja yang makan." Setelah memberi jawaban, Pluem menoleh ke arah Chimon yang sedang menikmati macaron nya, "Kenapa kue nya gak dihabisin? Udah gak mau?"
Chimon tersenyum kecil lalu mengangguk, "P' pluem habisin dong. Sepertinya si junior tidak menyukai makanan ini."
Pluem mengambil sendok lalu mulai menyantapnya, "Dia tidak suka atau kamu yang udah kekenyangan?" Tidak hanya memberi pertanyaan, karena gemas, tangannya pun mengacak pelan rambut Chimon.
"Oh iya, p'. Obatku. Pinjam kunci mobil." Tanpa berkata apa-apa, Pluem langsung berdiri dan berjalan ke mobil untuk mengambil obat serta air putih untuk suaminya.
"Phi chimon," panggil Bow.
"Jangan panggil aku phi, sebenarnya aku lebih muda dari kalian satu tahun."
"Oh gitu ya, kalau gitu bolehkah phi bertanya?"
"Tentu."
"Apa hubunganmu dengan phi Pluem?" tanya Bow yang tidak langsung mendapat jawaban.
Sifat jahil yang didapatkan Chimon tidak lama setelah ia hamil pun mulai keluar, dengan serius ia berkata, "Adiknya."
Mendengar jawaban itu ketiganya sedikit mendekatkan kepala mereka untuk berunding. "Adiknya, pawangnya tuh adiknya." Tentunya berbicara dengan suara yang kecil.
"Lalu bolehkah aku bertanya lagi?" Chimon pun mengangguk.
"Erm ... cincin itu?" tanya Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR BIG FAMILY
FanfictionMenceritakan keluarga besar Vihokratana dan Adulkittiporn, dan keluarga kecil to be ❤️ Message: Bagi yang sudah mengikuti dari awal dan yang baru membaca mohon memaklumi ya kalau judul atau penulisan chapter-nya berevolusi terus menerus. Karena aut...