"Jadi Gun menangis karena Off terlalu sering mencari Chimon? Oho ... bisa-bisanya seorang ayah cemburu dengan putranya sendiri." Arm meringkas setelah mendengar cerita dari New sambil mengemudikan mobilnya.
"Se--per-ti--nya papii hiks... tidak sa--yang pada--ku lagi, " ucap Gun sesenggukan yang membuat kedua sahabatnya tertawa.
New masih menepuk-nepuk pelan bahu Gun agar dirinya berhenti menangis. "Gun, kalau kamu nangis terus, mata kamu bisa sembab nanti, terus hasil fotonya jadi kurang bagus."
"Gak, hiks... bisa berhenti."
Arm menekan nomor sahabatnya yang bernama Off itu dan menghubunginya, karena kecanggihan teknologi sekarang, mereka bisa berkomunikasi menggunakan fasilitas bluetooth yang ada di mobil Arm.
"Off! Istrimu menangis terus-menerus sejak tadi, apa yang telah kamu lakukan padanya?" Off yang baru mengangkat panggil itu langsung bingung bukan main. Ia bahkan mengira sahabatnya satu itu sedang bercanda dengannya.
"Aku enggak bercanda, dia bahkan masih sesenggukan sekarang."
"Gun? Kenapa kamu menangis? Seingatku aku tidak melakukan kesalahan."
Gun mengabaikan pria itu, ia memilih diam saja dan menatap keluar jendela. Arm tertawa kecil dan berkata, "Pikirkanlah dengan baik seharian ini, sudah dulu ya."
Panggilan itu terputus dan Gun pun akhirnya berhenti menangis. Sesampainya di sana, Arm ternyata menjadi styler hari ini untuk mereka berdua dan Krist.
Ketiga bayi itu memakai pakaian dengan warna pastel dan cincin di jari tangan mereka. Menggunakan make-up sederhana dan mulai berfoto bersama.
"N' Gun, duduk di atas kursi ini, untuk N' New dan N' Krist berdiri saja dibelakangnya."
"Iya, bagus sekali!"
"Bagus."
"Ganti pose lain."
"Iya! N' Krist senyumannya."
Setelah menghabiskan waktu berjam-jam dan berganti beberapa pakaian, akhirnya mereka selesai juga. Jika kalian mengira para papa hamil akan cuti di rumah dan tidak mendapatkan pekerjaan lagi, maka kalian salah, yang ada mereka semakin booming saja.
"Hari ini cukup lelah," adu Gun sambil meminum air putihnya.
New duduk di sampingnya dan menyindir nya, "Yakin photoshoot hari ini yang melelahkan? Bukan karena air mata yang mengalir seperti air terjun tadi pagi?"
Krist yang belum mendengar cerita mereka pun hanya bisa duduk mendengar dengan ekspresi bingung. Gun langsung menghindari tatapan sahabatnya dan berpura-pura mengambek.
"Krist, apa suamimu tidak ribut minta nambah?" tanya New karena Gun telah mengabaikannya.
Krist tersenyum kecil dan berkata, "Dia biasa aja tuh, rutinitas berjalan seperti biasa dan Fiat masih bisa dikontrol keinginannya."
"Jane aja udah mau punya adik, masa Fiat masih belum dapat? Gak kesepian dia?" Kini giliran Gun yang bertanya.
"Dia gak bakalan kesepian kok, ada Muffin dan Pluto yang menemaninya di rumah."
"Dan kamu, apa gak keramaian rumah kamu? Anakmu udah tiga cowok, ditambah lagi si kembar ini," ujar Krist.
"Yang tinggal bareng kita kan cuman Chimon, Mix sama Win udah sibuk sama urusan mereka sendiri, papii dan aku kan kesepian, dan pas sekali kita memang ada rencana untuk punya baby lagi, jadi ya gitu. Gak sekalian nanya si New."
New menoleh sedikit dan tersenyum dengan sudut bibirnya, "Awas aja kalau ini cowok lagi, habis itu Te aku buat."
🐻💙🐳
"Aku balik dulu ya, guys. Biasa mau jemput malaikat." Pria itu berjalan meninggalkan temannya yang hanya bisa cengar-cengir di tempat. Saat ia akan membuka pintu mobilnya, tiba-tiba seorang perempuan menghampirinya.
"Selamat siang, phi. Kenalkan nama aku Peach, aku kalah saat bermain dengan teman-temanku dan mendapat hukuman."
Pluem terlihat mendengarkan namun tangannya sibuk melirik jam tangannya. Lama banget dia mau nyampein sesuatu. Kalau telat, bisa habis nih sama Chimon. Batin Pluem.
"Terus?"
"Itu... saya disuruh untuk meminta nomor phi dan foto bareng."
"Gitu ya? Gimana kalau nomornya kamu claim aja dari teman aku yang ada di sana, terus untuk foto maaf ya gak bisa, aku lagi ada urusan. Bisa telat sih ini." Pluem berkata lalu meminta perempuan itu untuk minggir sedikit agar dirinya bisa mengendarai mobilnya keluar dari area parkir.
Perempuan yang dikenal dengan Peach pun berjalan ke arah teman-teman Pluem. "Selamat siang, phi phi semuanya, tadi saya----"
"Nomornya Pluem kan? Sini biar aku tekan, tapi hati-hati udah ada pawang." Peach hanya tersenyum kecil dan menerima kembali ponselnya setelah itu. Ia kembali ke tempat ia berasal dan berkata bahwa dirinya telah berhasil mendapatkan nomor tersebut.
"Berani banget, kamu. Aku denger dia udah ber pawang."
"Aku juga bukannya mencari masalah kan? Dan juga tidak semua orang yang sudah memiliki pasangan akan selalu berhasil dalam hubungan mereka, siapa tau mereka akan berhenti di tengah jalan."
"Ehh, ada benarnya juga sih."
Pluem yang sedang mengendarai mobilnya pun mendapatkan notifikasi bahwa dia telah mendapatkan teman baru di Line dengan cara penambahan akun menggunakan nomor.
Cewek tadi. Batinnya lalu menghapus notif itu. Kini ia benar-benar fokus mengemudi dengan cepat untuk sampai di sekolah suami dan adik-adiknya.
Terlihat Chimon yang berdiri dengan Nanon dan Frank di sana, wajah Chimon hari ini cukup ceria meskipun harus berjemur dengan sinar matahari sebentar.
"Astaga, aku mohon maafkan aku sayang. Tadi tuh---"
"Panas, aku mau naik. Kali ini saja akan ku maafkan dirimu." Chimon berkata dan Pluem langsung mengangguk senang.
"Chih, ngomong aja kali ini kali ini, biasanya juga selalu maafin, ya kan kak?" tanya Nanon dan Frank langsung mengangguk.
Saat semuanya sudah naik, Nanon mendekati mobil Pluem dan menyenderkan dagu serta tangannya di kaca jendela mobilnya. "Kalian pulang aja dulu, aku mau nemanin Ohm ke pet shop sekalian nanti kerjain tugas di rumahnya."
"Dek, harus tau jaga diri, jangan macam-macam. Pulang lebih awal, kalau mau dijemput langsung hubungi, ada supir gratis 24 jam." Frank meninggalkan pesan itu dan Nanon hanya membalasnya dengan senyuman dan lambaian tangan.
Ohm yang juga tergolong dalam keluarga kaya itu mengeluarkan mobilnya dari tempat parkir. "Udah bisa bawa mobil sendiri? Kemarin masih takut tersesat."
Ohm hanya tersenyum seraya membukakan pintu mobil untuk Nanon. Pemuda itu pun duduk di dalam mobil yang penuh dengan aroma tubuh milik teman barunya.
Tujuan anda adalah sabi cafe. Silahkan pakai sabuk pengaman anda dan bersiap untuk berangkat. Sistem mobil milik Ohm bersuara yang membuat Nanon bingung dengan tujuan mereka.
"Sabi cafe? Bukannya ke pet shop?"
Ohm terkekeh kecil dan berkata, "Barusan kata papa, dia udah beli makanan dan mainan baru untuk Chopper jadi ganti tujuan tiba-tiba. Gak masalah kan?"
Nanon pun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Mobil hitam itu melaju ke jalan raya dan Ohm hanya mengandalkan sistem map mobilnya.
"Non, hari ini ada kesibukan lain?"
"Enggak. Kenapa?"
"Temani aku belanja barang untuk mami boleh? Sekalian have fun gitu."
"Ya udah, aku temani, daripada di rumah gak enak juga lihat orang ngebucin."
Ternyata ajaran papa berhasil. Nanon tetap mau ikut bukan minta diantar pulang. Batin Ohm dengan senangnya, dia akan menganggap ini adalah kencan pertama mereka.
•
•
•
🐻💙🐳
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR BIG FAMILY
FanfictionMenceritakan keluarga besar Vihokratana dan Adulkittiporn, dan keluarga kecil to be ❤️ Message: Bagi yang sudah mengikuti dari awal dan yang baru membaca mohon memaklumi ya kalau judul atau penulisan chapter-nya berevolusi terus menerus. Karena aut...