PROLOG

3.9K 113 1
                                    

Hai semua!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hai semua!

Sebelum baca FF tentang pasangan semesta ini, jangan lupa follow dulu yah!

—PROLOG

Seorang gadis berjalan dengan santainya melewati lorong sekolah yang sudah terlihat sepi karena jam pelajaran sudah akan di mulai. Cewek bername tag Raya Marcellia Arandelle menghentikan langkahnya saat melihat musuh bebuyutannya berada 5 langkah di depannya.

"Telat lagi?" tanyanya dingin.

"Nggak kepagian kayaknya gue datang kak," jawab Raya dengan wajah tengilnya.

"Buka celana lo!" tegasnya.

Raya melotot, "Astagfirullah Kak Angkasa! Lo muka bayi tapi cabul ternyata!" Ucap Raya lalu menggeleng dramatis sembari memegang dadanya.

Cowok yang di panggil Angkasa itu memutar matanya malas. Memang menghadapi cewek seperti Raya itu harus ekstra sabar. Dipta memperhatikan Raya yang memakai seragam putih dan bawahan celana olahraga sekolah. Benar-benar berantakan.

"Maksud gua tuh lo ganti celana lo!" kata Dipta tegas.

"Oohh... Bilang dong dari tadi habisnya perkataan lo ambigu kali Kak Angkasa," Sahut Raya santai.

"Nama gue Dipta," Ralat cowok itu.

"Lah nama lo Angkasa Dipta Elio terus salahnya dimana gue manggil lo Angkasa?" tanya Raya sok polos.

"pokoknya panggil gua Dipta!" tegasnya.

"Gue mau panggil Angkasa biar beda! Angkasa dan Raya nama kita cocok tapi sayangnya gue gak suka sama lo, lo nyebelin!" Ujar Raya lalu meninggalkan Angkasa yang memandangnya datar. Namun, tanpa Raya sadari Angkasa tersenyum tipis saat perempuan itu melewatinya.

"mau kemana lo?" tanya Angkasa saat Raya tepat di sampingnya.

"ganti celana lah! Tadi lo nyuruh ganti kan?" Raya berusaha menahan kekesalannya.

"yaudah ganti sana, awas kalau lo bohong!"

"dihhh, masih muda tapi udah pikun!" cibir Raya lalu berjalan menuju kamar mandi.

******

"Woy Gal!" teriak Gema saat melihat Galang yang sedang memanjati pohon jambu air milik bude Ocha—panggilan Galang dan teman-temannya pada ibu penjual yang berada di depan sekolah mereka tepatnya di seberang jalan.

"Sabar anjing! Nih pohon semutnya banyak!" teriak Galang dari atas dengan kesal.

Dipta, Arsenio, dan Delvin hanya duduk di Gazebo yang berada di depan warung Bude Ocha sambil melihat tingkah ketua mereka yang aneh itu. Sedangkan Dareen, cowok itu malah tertidur di Gazebo dengan lelap dan damai.

"Buang sini Gal!" teriak Kaivan yang berada di samping Gema.

"Gema jangan di makan dulu bangsat!" maki Kaivan saat melihat Gema memakan satu buah jambu air itu.

ANGKASA DAN RAYA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang