1 :: Bermalam Dengan si Bos ::

672 62 18
                                    

"Aidan kau harus menikah!" kata Akira tidak ingin dibantah oleh putra semata wayangnya. Akira gelisah melihat anaknya itu sama sekali tidak pernah bersama seorang wanita. Kerja, kerja dan kerja. Dia dan suaminya sepertinya tidak seperti itu dulu sewaktu muda, lalu kenapa anaknya seperti ini. "Atau kau menyukai seorang pria juga?" pertanyaan Akira itu berhasil mengalihkan Aidan dari kegiatannya di depan laptop.

"Mom benarkah kau melahirkanku?" tanya Aidan yang terlihat kesal meski wajahnya tetap tenang.

"Kau ini, ingin mencela aku sebagai ibumu?"

"Jika memang begitu kenapa masih mempertanyakan apakah aku ini normal atau tidak! Jangan berpikir macam-macam mom, aku hanya sangat sibuk bekerja."

"Kau bekerja seharian tanpa libur juga perusahaan ini tetap kau yang memiliki, semua aset juga kau yang memegangnya, lalu apa yang kau khawatirkan Aidan." Mendengar semua ocehan Akira sang ibu, kali ini Aidan menyerah dia menghela napasnya kemudia berkata "apakah kau sudah punya calon untukku mom?" Mendengar itu Azka dan kembaran Aidan yang ada di ruang keluarga mereka saat itu langsung mengalihkan pandangan mereka kepada Aidan sepenuhnya saat ini.

Dengan tidak sabar Akira langsung menunjukkan foto seorang wanita kepada Aidan. "Ini lihatlah, namanya Tifanny." Berumur tiga puluh tahun dan tidak memiliki kisah percintaan sudah membuktikan dia Pria yang seperti apa, dan ketika Akira sang ibu kini menjodohkannya dengan seorang wanita yang berasal dari kalangan bangsawan di Inggris yang juga seorang Dokter Aidan langsung saja setuju tanpa ingin mengenal lebih dekat wanita itu.

Akira bahkan tertawa dengan jawaban Aidan setelah Aidan melihat foto Tifanny, wanita yang ingin di jodohkan dengannya.

"Aidan kau tidak ingin mengenalnya dulu ?" tanya Azka sang ayah.

"Tidak perlu, dia cantik, pintar jika di lihat dari gelar serta profesinya. Keluarganya juga sangat terhormat, itu sudah cukup." Aidan menutup buku yang ada di tangannya dan ingin naik ke lantai atas dimana kamarnya berada.

"Tapi saat kau menikah yang terpenting adalah cinta dan perasaan keduanya Aidan." Akira berkomentar.

"Bukankah mom dan dad menikah tanpa Daddy mencintaimu, tapi lihat sekarang dia tidak bisa sedikit saja jauh dari mu mom."

"Anak ini," ujar Akira kesal sementara Aleya sang adik kembar Aidan itu tertawa.

"Percuma berbicara dengan robot mom, dia tidak akan menjawab seperti layaknya manusia." Aleya lagi tertawa namun Azka mengingatkannya membuat Aleya segera menutup mulut.

****

Di tempat lainnya seorang wanita bernama Rose melihat notifikasi pesan dari sahabatnya Tifanny, dia ingin membuka tetapi ingat jika nanti pasti Tifanny akan memarahinya karena pergi berpesta tanpa memberitahu. Rose memasukkan kembali gawainya itu kemudian kembali bersulang dengan teman-temannya. Musik yang terus berdentum tidak membuat Rose pusing sedikitpun, dia malah menikmatinya.

"Hei lihat, beberapa orang yang datang itu pasti pria-pria kaya yang biasanya memesan tempat khusus," tunjuk salah satu teman satu meja Rose. Netra Rose langsung melihat ke objek yang temannya itu bicarakan, tidak hanya satu tapi beberapa orang lainnya di sekitar mereka juga melihat ke arah tiga pria yang berjalan bersama beberapa pelayan klub tempat mereka berpesta. Rose hanya tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Itu bosku," jawabnya kemudian dia tertawa karena mengetahui fakta bos besar di tempat ia bekerja itu datang ke klub yang sama dengannya.

"Biasanya yang duduk di tempat khusus itu adalah pria-pria tua yang banyak uang, tetapi saat ini berbeda ya." Salah seorang wanita juga ikut berkomentar.

"Dasar wanita, biarpun tua yang diingat adalah uangnya," ucap pria yang menjadi teman kencan Rose. Menanggapi lelucon itu semuanya tertawa. Salah satu dari ketiga pria tadi ternyata menuju panggung dan mengambil alih meja disk jokey. Semua berseru bahagia sebab musik yang di mainkan memang enak untuk di dengar. Rose dan teman kencannya turun ke lantai dansa setelah menghabiskan setengah gelas minuman alkohol mereka. "Mari nikmati malam ini baby," kata pria itu membuat Rose tertawa sambil tubuhnya bergerak mengikuti irama musik. Tidak lama di lantai dansa Rose berpamitan untuk ke kamar kecil, kebetulan toilet di sana penuh sehingga Rose harus menahan hasrat buang air kecilnya dari luar pintu toilet.

The Naughty BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang