9 :: Kecanduan Si Boss ::

239 43 4
                                    

'Aku tidak pernah menyangka kau akan kembali, dan saat itu terjadi aku tidak juga mampu menghindar bahkan menolak mu. Meski tahu, hanya luka yang akan terjadi.'

*****

Aidan semakin mendekat kepada Rose, dia kemudian berbisik kepada wanita itu "Ikut aku sekarang, atau vidio panas kita akan aku kirimkan kepada Tifanny." Rose benar-benar terkejut, kini dia menyadari seperti apa sifat seorang Aidan. "Bagaimana Rose," tanya Aidan lagi sambil menyelipkan anak rambut Rose ke belakang telinga wanita itu.

"Fine!" ucap Rose dan dengan terpaksa dia mengikuti Aidan untuk pergi dari gedung kantor tersebut. Ini sebenarnya belum jam pulang kantor, tetapi dia tidak bisa membatantah pewaris perusahaan tempat dia bekerja bukan?

Tanpa Rose dan Aidan sadari, di sana ada Aleya yang baru ingin masuk ke dalam gedung melihat mereka bergandengan tangan bersama masuk ke dalam mobil Aidan.

Mobil itu sampai di sebuah gedung hotel di pusat kota London, Aidan masih terus menggenggam tangan Rose meski Rose sudah berulang kali menarik tangannya tapi tetap saja Aidan memaksa membuat Rose jengah dan membiarkannya saja. Mereka menaiki lift dan sampai di atap bangunan hotel itu, Rose melihat helikopter yang di sana. Dia menatap Aidan dan bertanya "kau akan membawa ku ke mana?" katanya dan Aidan hanya tersenyum tanpa berkata apapun.

Aidan membantu Rose untuk naik ke dalam helikopter, meski bisa mengemudikan helikopter tapi kali ini dia tidak mengemudikannya karena ingin berada di samping Rose. Aidan membantu Rose menggunakan pengaman dan memakaikan headset agar Rose bisa mendengar apa yang akan di katakan sekaligus meredam suara baling-baling helikopter tersebut.

Hari masih sore saat mereka pergi, sehingga dalam perjalanan menuju tempat yang Rose tidak ketahui ke mana Aidan membawanya, dia bisa melihat matahari terbenam yang sangat indah.

"Kau suka?" ucap Aidan hingga Rose mengangguk dan menatap wajah pria itu. Pertama kalinya Rose melihat Aidan tersenyum lebar dan tingkat ketampanan pria itu sungguh meningkat drastis. Rose tahu akan ada hal yang tidak bisa dia kendalikan jika Aidan terus berbuat hal manis seperti ini untuknya.

"Aidan," panggil Rose saat mereka masih di dalam helikopter. Aidan menatap kepadanya sambil tersenyum menatap mata Rose teduh. "Apa kau menyukai ku?" tanya Rose dan dia merasakan tangannya di genggam oleh Aidan.

"Aku suka berdekatan dengan mu, apakah itu artinya aku suka." Pertanyaan Aidan itu tidak mampu Rose jawab meski dia tahu artinya. Jantung Rose berdebar kencang saat ini. Dia tahu Aidan adalah bagian terlarang yang harus dia hindari bahkan masuk daftar haram untuk Rose sentuh, tapi keinginannnya seolah bertolak belakang dengan apa yang coba dia kendalikan dalam dirinya.

Pesawat itu mendarat pada sebuah hamparan rumput luas dan sebelahnya terdapat danau. Tempat ini begitu indah, dia tidak menyangka akan datang ke tempat seindah ini dengan bangunan kastil era victoria yang juga ada di hadapannya saat ini. "Kau membawa ku ke mana?" tanya Rose saat masih jalan bersisian dengan Aidan dan Luca berada di depan mereka.

"Ini adalah salah satu tempat di mana biasa aku akan mengahabiskan waktu jika ingin ketenangan."

"Apa ini masih di London?" tanya Rose saat pintu rumah itu terbuka. Tidak menjawab pertanyaan Rose, Aidan hanya menuntun wanita itu menaiki anak tangga hingga sampai pada kamar yang berada di lantai atas tersebut.

Dari kamar itu Rose melihat adanya jendela yang memperlihatkan pemandangan danau serta rumput-rumput indah yang tadi mereka lewati. Sisi kanan ruangan itu juga ada jendela yang menyajikan pemandangan taman bunga yang begitu indah. "Astaga ini begitu indah," kata Rose yag bisa melihat bunga-bunga indah dari jendela itu."

"Besok pagi kau akan semakin menyukai pemandangannya," ujar Aidan berada di belakang tubuh Rose dia menjadi terpaku. Rose bahkan nyaris tidak bisa bernapas hanya karena Aidan berada di belakang tubuhnya saat ini mencium aroma rambut Rose dengan tangannya.

The Naughty BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang