Blurb.

2.8K 302 84
                                    

Senja dan Fajar

Romance | Comedy | Family

Featuring

Veedan Arfajar | 36 Tahun Businessman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Veedan Arfajar | 36 Tahun
Businessman

Roseani Senjakala | 27 TahunCopywriter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Roseani Senjakala | 27 Tahun
Copywriter

Prolog

Rose dan Veedan menikah setahun lalu. Wanita dua puluh tujuh tahun itu sekarang sedang mengandung anak pertama ; sudah masuk enam bulan. Pengennya Rose  hanya satu anak saja. Lagipula dia dan Veedan nikah tanpa cinta alias perjodohan. Benar, Veedan sudah bujang lapuk. Tiga puluh lima tahun menikah dan diumurnya yang tiga puluh enam tahun ini baru mau ada anak. Rose sebenarnya juga sama. Hitungannya dia menikah di umur tua, dua puluh tujuh. Mama dan papa Rose sudah ribut takut kalau dia tidak laku.

Lantas pada akhirnya, kakek Rose menjodohkannya dengan cucu dari temannya. Orang itu Veedan yang sekarang jadi suaminya. Awalnya Rose menolak perjodohan ini sebab prinsip hidupnya adalah melajang.

Melihat teman-temannya kesusahan menjadi ibu rumah tangga, Rose jadi tidak mau. Apalagi banyak teman dia resign dari pekerjaan demi urus anak ; jadi ibu-ibu tidak terawat dan semakin melebar. Sebenarnya hal yang Rose takutkan tentang nikah adalah kesetiaan pasangan. Teman Rose ada yang sehabis melahirkan tidak cantik lagi, beberapa tahun kemudian ternyata suami dari teman Rose selingkuh.

Mengerikan sekali. Oleh karena itu, sebelum menikah Rose memberi wejangan pada Veedan bahwa dia tidak mentolerir orang ketiga dalam rumah tangga mereka. Meskipun Rose nanti menua, tidak cantik lagi, atau bahkan menggendut. Veedan tidak boleh melirik wanita lain atau Rose akan kebiri kemaluan Veedan sampai habis.

Veedan saat itu jelas mengangguk seperti hewan peliharaan. Ternyata calon istrinya cukup mengerikan. 
Hei lagipula Veedan bukan tipikal lelaki genit. Dia memang belum pernah menjalin hubungan dengan wanita, tetapi Veedan serius akan pernikahannya dengan Rose.

Realitasnya, Rose itu representasi kesempurnaan dimata Veedan. Dia cantik, seksi, mandiri, penyayang, dan masih banyak lagi. Jadi Veedan tidak menyesal akan perjodohan itu. 

"Mas, menurutmu bagusan baju warna apa? Aku mau beli-beli buat baby kita nanti."

Rose tiduran di sofa berlandas paha suaminya. Mereka sedang nonton acara brownies. Sebenarnya yang bisa dibilang menonton hanya Veedan lantaran Rose sibuk buka aplikasi Shopi diponsel.

"Ih mas. Aku tanya ke kamu."

"Bentar bunda. Kang Sure itu lagi  diwawancarai. Mau nonton dulu aku." Veedan mematri atensi pada layar TV. Sembari memasukkan keripik ke dalam mulutnya.

Meskipun mereka menikah tidak ada cinta, semua mengalir seperti biasa. Barangkali sebenarnya sudah saling ada rasa, tetapi dua orang itu masih saling gengsi mengutarakan. Lagian kalau memang tidak punya rasa, toh buat apa susah-susah buat anak? Oh lupa, hubungan ranjang itukan wajib buat suami istri.

Kembali pada Rose. Dia tiup poni, susah payah bangun guna duduk. Rose menepuk pundak sang suami. "Oh. Jadi kamu lebih penting nonton pelawak favoritmu itu dari pada fokus sama istrinya? Ini aku lagi hamil loh. Kamu mau anak kita nanti kaya kang Sure?"

Buru-buru Veedan menoleh. Tatap gemas pada istrinya.

"Eh bukan gitu bunda. Itukan itu. Anu, apa ya. Enggak lah, masak aku yang tampan gini punya anak kek gitu."

Veedan menarik pergelangan tangan istrinya yang sekarang sudah marah alias pundung. Semenjak Rose itu hamil, jadi tempramen sekali.

"Bunda marah ya? Nanti mas ajak main ke alun-alun kota deh." Ucap Veedan mengujuk-ujuki.

Rose diam saja. Memilih berdiri, mengusap-usap perutnya yang buncit kemudian berjalan pelan ke dapur mengambil coklat. Veedan ikuti dari belakang seperti anak itik.

Veedan memegang pundak Rose dan letakkan kepala diperpotongan istrinya.

"Bunda kalau marah entar uang bulanan mas potong loh."

"Potong aja. Nanti mas makan sama tempe tahu setiap hari. Gampang kan?" Kalimat Rose membuat sang suami mendengus. Hidung Veedan melebar karena Rose sangat pintar membalikkan keadaan.

"Yaudah biar enggak marah, mas isikan saldo Shopi Pay sepuluh juta mau?"

Tangan Veedan beralih mengusap perut istrinya. Merengkuh Rose dari belakang sembari labium menciumi pundak terbuka istrinya.

Tanpa Veedan ketahui, Rose sedang menahan senyum. Kontan berbalik dan memeluk Veedan. Bermanja ria pada suaminya.

"Aaa, mas so sweet  Aku jadi makin sayang sama kamu."

Rose mendongak dan menciumi pipi Veedan. Baik, memang dasar wanita kalau sudah berurusan sama uang matanya langsung ijo.  Mendadak bermetafora menjadi ibu peri yang baik hati dan penyayang.

Veedan diam saja sekarang. Dia jadi agak menyesal mengatakan sepuluh juta.[]

Senja dan Fajar[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang