05

1K 177 14
                                    

"Tara." Veedan mengangkat dua tiket ke depan muka. Tersenyum lebar ke arah Rose yang sekarang menatap dirinya aneh.

"Nih bun, tiket konser BTS VIP di depan sendiri duduk di kursi."

Kelopak mata Rose berkedip-kedip ria. Sepertinya dua minggu lalu mas Veedan menggertak dan memarahi dirinya. Namun, sekarang malahan dua tiket konser termpampang nyata di depan mata Rose.

Veedan sesaat kemudian merogoh saku lagi. "Tereng tereng. Empat tiket konser. Satu aku, satu kamu, Dua buat Yoga dan istrinya. Karena kamu hamil, jadi harus ada banyak orang di samping kamu. Jadi aku beliin Yoga sekalian istrinya supaya mereka bantuin aku jagain kamu."

Rose menutup mulutnya tidak lagi bisa berkata-kata. Dia mengambil tiket tersebut kemudian menatap harmonis pada suaminya.

"Mas, ini tiket konser BTS? Beneran bukan palsu?" Tanya Rose meminta kepastian.

Veedan mendengus. Membungkuk sebentar seperti bengkok. "Yaiyalah masa tiket konser BTS KW. Aku beli langsung dipenyelenggara acaranya tahu. Ini nanti kamu bisa lihat oppa kamu."

Kalau Rose punya sayap seindah sayap mimi peri, sudah pasti Rose akan terbang ke kahyangan ; pamer pada semua bidadari di sana kalau dia punya suami seromantis mas Veedan. Rose ingin berteriak dan mengatakan kalau dia adalah wanita beruntung  yang punya mas Veedan.

He loves me. He gives me all his money. That ticket, bangtan comfy. My sugar daddy.

Dalam hati, itulah lagu yang sedang Rose nyanyikan. Wanita mana coba yang dimanjakan sedemikian rupa.
Rose hanya perlu memasang muka sedih dan hopeless ; semua boom seperti sihir sebab Veedan sangat mencintainya dan tidak ingin dirinya bersedih hati.

Jika diibaratkan cerita-cerita klasik barat, Rose seperti Sugar Baby dan Veedan adalah Sugar Daddy yang akan memberikan segalanya bagi dirinya.

"Huh. Betapa aku senang sekali mas." Rose cium tiket konser dan mendekapnya di depan dada. "Aku benar-benar cinta."

Memang manusia satu bernama Rose senang sekali buat Veedan jedag-jedug seperti speaker disko. Senyum manis Rose membuatnya teramat candu. Memang umur itu bukanlah patokan seseorang untuk tetap membucin. Mendengar kata cinta dari estuari Rose telak buat Veedan merona bagaikan kepiting repus siap makan.

Veedan merengkuh pinggang Rose lalu mengecup kening istrinya. "Iya bunda. Aku tahu kamu cinta banget sama aku."

"Aku cinta banget sama Taehyung dan aku bakal ketemu dia. Beneran mas, nikmat duniawi bisa melihat biasku."

Tunggu-tunggu, terdengar suara kretek-kretek dan Veedan rasakan itu saat ini dalam hati. Taehyung? Alih-alih, Mas Veedan aku sangat mencintai kamu ; justru member BTS itu yang dicinta-cintakan. Wah parah kalau cinta Rose ke dirinya dibagi ke oknum idol itu. Veedan ingin sekali menjitak kepala Rose.

Namun, nyali Veedan secuil alias tidak berani ; jadi Veedan mendumil saja.

"Dah-dah. Sana pindah jadi istrinya Taehyung. Tohyang Tehyung kayak dia lebih ganteng aja dari aku." Kata Veedan, menggerutu. Melepaskan pelukannya dipinggang Rose.

"Emang lebih ganteng." Rose terkikik sembari menutup mulutnya. Rose  tahu kalau Veedan tukang cemburu. Bahkan kemungkin Veedan bakalan cemburu kalau misal Rose pelihara  ayam jago.

"Aa tidak, aku mau jadi pacarnya Taehyung."

"Eh kurang ajar yah kamu." Veedan kejar Rose yang sudah berlari ke luar rumah.

"Wle, ayo tangkap aku. Nanti kalau kalah aku rabi sama Taehyung ya mas." Rose menjulurkan lidahnya. Berlarian di taman rumah mereka. Padahal Rose hamil, tetapi masih mau lari-larian begini.

Senja dan Fajar[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang