Predikisi dokter kandungan yang mengatakan bahwa jadwal melahirkan Seungmin masih 1 minggu lagi ternyata salah. Setelah meminta digaruk dan dipijat dibagian punggung, kontraksi yang dirasakan semakin teratur dan berkelanjutan.
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Jeongin ikut terjaga bahkan menangis saat melihat ibunya sedikit menjerit. Ia tidak tau jika proses melahirkan akan menjadi semengerikan ini.
"Mom.. Maafkan Ayenie. Maaf jika selama ini Ayenie nakal." Seungmin hanya menggeleng. Mengurangi jeritannya agar Jeongin tidak semakin ketakutan.
Seungmin masih keras kepala tidak ingin di bawa ke rumah sakit karena belum ada tanda-tanda apapun. Seperti pecah ketuban atau keluar darah.
"Hyung… Ini mulas sekali."
"Ayo ke rumah sakit Minie. Jangan keras kepala." namun Seungmin masih menggeleng. Tangannya mencari apapun untuk di remat, melampiaskan rasa sakitnya. Tangan Hyunjin, rambut, bahkan baju pria tinggi itu tidak luput dari cengkeraman Seungmin.
"Ayenie.. Cepat hubungi nenek atau oma untuk kemari dan menemanimu malam ini. Dad harus mengantar mom ke rumah sakit." Jeongin menggeleng lemah dengan tangisnya yang tertahan.
"Ayenie ingin ikut.." bukan tidak boleh, tapi besok masih hari rabu. Itu berarti Jeongin harus bersekolah.
Jeongin berjalan ke arah Hyunjin dan memeluk leher ayah nya. Ini adalah kelemahan Hyunjin, yang berarti ia tidak bisa menolak apapun yang diminta anaknya.
"Ayenie besok kau harus sekolah." Seungmin masih menyempatkan berbicara di antara kesakitannya.
"Ayenie ingin menjadi orang pertama yang melihat adik."
"Tapi belum tentu adik lahir hari ini, nak." Seungmin menahan ringisan nya. Memasang senyum agar anak sulungnya itu tidak khawatir.
"Ayo dad temani tidur." Jeongin melirik sebentar ke arah ibunya. Saat Seungmin memberi isyarat melalui anggukan Jeongin bangkit. Dan menyempatkan satu kecupan pada pipi Seungmin.
"Mimpi indah jagoan mommy."
Seungmin mengalihkan pandangan pada perutnya. Sakitnya masih ada dan berangsur-angsur. Mungkin memang malam ini jadwalnya melahirkan. Ia hanya perlu menunggu beberapa saat dan menikmati sakitnya. Menikmati salah satu proses untuk menjadi sempurna sebagai seorang ibu.
Kakinya di bawa berselonjor pada sofa panjangnya di ruang keluarga. Menunggu Hyunjin selesai menidurkan Jeongin. Juga menunggu Baekhyun datang.
Karena bagaimanapun Jeongin tidak boleh membolos. Jadi cukup Hyunjin saja yang menemaninya ke rumah sakit.
Lampu utama kamar Jeongin dimatikan. Hanya menyisakan 2 lampu tidur yang berpendar di masing-masing sisi nakas. Jeongin mengangkat selimutnya yang bercorak marsupilami.
Ia telah selesai menyikat gigi dan berganti baju piyama. Mencoba terpejam dengan Hyunjin yang terus memberi elusan pada rambutnya.
"Daddy.."
"Hm ?"
"Saat mom melahirkan Jeongin apa sakitnya sama seperti itu ?" Hyunjin hanya mengangguk. Membenarkan letak selimut anaknya agar terasa nyaman.
"Tidurlah.. Anak kecil seharusnya tidak boleh tidur diatas jam 9. Lupakah dengan peraturan mom ?" Jeongin hanya mengangguk dan mulai terpejam. Tapi kemudian terjaga saat mengingat suatu hal.
"Apa setelah Ayenie tidur dad akan mengantar mom ke rumah sakit ?"
"Iya.. Nenek dan kakek sedang perjalanan kemari untuk menemanimu. Cepat tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me To The Begining (Hyunmin Ver)
Fanfiction"Aku tidak mau menikah denganmu dasar dower" -Seungmin "Aku juga tidak mau menikah denganmu dasar mong" -Hyunjin