Tired🔞

1K 66 3
                                    

"Mommy…." Jeongin keluar dari rumah nya masih mengenakan piyama. Rambut sedikit berantakan, dan wajah bantal khas bangun tidur.

"Kenapa ?" Seungmin sedikit terlonjak mendengar panggilan Jeongin saat dirinya sedang berkonsentrasi dengan tanaman di halaman rumah mereka yang tak seberapa luas. Selang nya di letakkan di atas tanah sedang tangan nya terulur untuk memutar kran air.

"Ehhmmm… Mommy… Ayenie mengompol." di lirik nya celana piyama Jeongin. Memang sedikit basah. Sudah 3 minggu sejak kejadian mengompol nya yang terakhir sampai kesepakatan hukuman di buat. Jika Jeongin ternyata masih mengompol lagi, ia harus mencuci semua sprei dan selimut. Kemudian mengganti sendiri dengan yang baru.

"Ayenie masih ingat kesepakatan kita kan ?" Jeongin mengangguk, wajah nya tertunduk dan hanya melirik ibu nya dari balik bulu mata.

"Yasudah… Cepat mandi dan mulai jalankan hukuman nya. Ayenie harus memiliki tanggung jawab."

"Iya mom.." Jeongin berlalu pergi tanpa semangat. Padahal jadwal minggu nya ingin di habis kan hanya bersama Hyunjin.

"Dia masih 6 tahun Min.." Hyunjin datang dari arah kamar tidur. Nampak berantakan dan belum mencuci muka.

"Tanggung jawab harus di ajarkan sedini mungkin. Dan kita sudah sepakat jika semua kesalahan harus di pertanggung jawabkan." Hyunjin memilih berdiam saja. Karena ibu di sini adalah Seungmin. Tentu ia yang lebih tau tentang Jeongin dan apa yang terbaik untuk anak nya. Terlebih waktu yang di habiskan Jeongin lebih banyak dengan Seungmin daripada dirinya.

"Lebih baik kau mandi Jin. Kau tidak malu ? tukang sayur bahkan tampak lebih tampan di banding dirimu." begitulah Seungmin, jika marah pada Jeongin maka Hyunjin harus mendapat imbas juga.













"Ayenie maafkan mommy… tapi ini sudah kita sepakati bukan ?" Seungmin menghampiri anak nya yang tampak sibuk dengan setumpuk sprei dan selimut di ruang cuci.

"Ayenie yang harus nya meminta maaf mom…" Seungmin mengambil alih tumpukan kain itu untuk kemudian di masukkan ke dalam tabung mesin cuci. Hukuman memang akan membuat jera, tapi pada akhir nya Seungmin tidak akan tega membiarkan putra kesayangan nya menghabiskan setengah hari di ruang cuci.

"Biarkan mesin cuci nya bekerja. Kita di tunggu daddy untuk sarapan bersama." Jeongin masih nampak lesu karena rasa bersalah.

"Jika punya adik nanti.. Ayenie tidak bisa seperti ini. Ubah kebiasaan nya, dengan berangkat pipis jika ingin, sekalipun masih mengantuk." Jeongin sedikit berlari untuk menghampiri ibu nya. Memeluk erat, dan mengusakkan kepala nya pada perut Seungmin.

"Ayenie janji tidak akan mengulang nya mom.. Karena Ayenie ingin punya adik perempuan." Seungmin mengangguk kemudian mengangkat tubuh anak nya untuk di gendong.

"Kenapa cepat sekali besar hm ? Mommy tidak akan kuat menggendong mu lagi."

"Mommy tidak usah menggendongku.. Gendong adik saja nanti." tawa Seungmin menjadi satu-satunya yang menggema di ruang cuci. Menertawai obsesi Jeongin yang besar, tentang seorang adik.

"Ehmmmm.. Pesanan adik mu mungkin akan lama." Jeongin terus memainkan rambut Seungmin dengan memelintir atau mengelus. Kebiasaan nya saat di gendong Seungmin di sela obrolan.

"Kenapa lama ? Harus nya saat Ayenie pesan pagi. Adik akan jadi pada siang hari kan mom ?"

"Adik mu bukan kimbab atau muffin… Adik harus berada di dalam perut mommy selama 9 bulan. Kemudian baru keluar." Seungmin menjelaskan sembari berjalan keluar dari ruang cuci, menuju meja makan karena sudah di tunggu oleh Hyunjin.

Take Me To The Begining (Hyunmin Ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang