Assalamualaikum semuanya👋
Awalnya mo up siang tapi mundur macam undur-undur jadinya malem deh huhu
Mo up sekalian bilang klo gabakalan dilanjut
SERIUSAN?
iyaps, karena 18+ jadi gabagus dibaca dibulan ramadhan
Aku janji kita seru-seruan pas malam idul fitri✨✨✨
Dah itu aja, untuk hujatan dipersilahkan....
Klo gaada bisa lanjut baca
.
.
.
Tidurnya tidak nyenyak, pikirannya dipenuhi oleh sepatu putih yang baru ia ketahui bermerk nike. Ia mencoba memikirkan cara yang efektif untuk menebak pahlawan yang berhasil menjauhkan tangan jahat Aldrich dari tubuhnya.
Kini Hollie berdiri di pojokan, mencoba memperkirakan tinggi sosok itu. Ia menatap deretan buku yang tersusun rapi di rak kelima dari bawah sekaligus baris paling atas, ia masih ingat kepala yang sedikit terlihat dari celah buku dan penutup rak. Jarinya menghitung, jika satu rak baris memiliki tinggi 37 senti dengan tambahan kaki rak sebesar 10 senti maka sosok itu memiliki tinggi 176.5 cm.
Kepalanya menggeleng, bisa saja lelaki itu lebih rendah. Yang pasti bukan Luke karena tingginya 178 senti, jadi wajahnya pasti terlihat olehnya.
Ashton?
Meski tingginya 175 cm, ia merasa bukan Ashton. Lelaki itu pasti akan menemuinya dan menghujam dengan ribuan pertanyaan selayaknya ibu-ibu kompleks.
Liam?
Sungguh mustahil!
Sebuah telepon menarik atensi, ia ditegur beberapa mahasiswa yang berada dalam lorong yang sama. Ia buru-buru menekan tombol hijau, suara bass terdengar jelas.
"Lo dimana, Hollie? Kuliah akan mulai lima menit lagi dan kau masih di luar kelas! Kau gila atau memang sudah tidak waras?"
Lihat? Mustahil kalau Ashton, baru awal saja mulutnya sudah banyak bertanya.
"Gue ke kelas sekarang!" ujar Hollie.
"Harus! Cepetan!" omel Ashton, ia memutus panggilan sepihak.
Wajahnya frustasi, ia memejam matanya sebentar. Ia mencoba memandangi rak buku, alisnya menukik begitu sadar ada seseorang ada di seberang rak dan tengah berhadapan dengannya. Postur tubuhnya sangat sama seperti yang ia lihat, ia berjongkok dan menemukan sepatu yang sama.
Ia memindahkan setumpuk buku yang menghalangi, kedua matanya membulat begitu melihat wajah orang yang terus membayanginya. Kedua matanya dipejam, tangannya memukul dahinya beberapa kali berusaha mengembalikan kewarasannya.
Gila! Daddy Boo? Mustahil!
Tangannya berhenti memukul setelah merasa kepalanya sedikit sakit, kedua mata kembali dibuka dan ia melihat wanita berkaca mata tebal tengah memandanginya ketakutan. Ia menata buku di tangannya sebelum pergi ke kelas.
"Kenapa gue jadi gila begini!" gumam Hollie, tangannya menepuk dahi gemas. "Gue butuh obat sepertinya!"
⚫⚫⚫
Tepat setelah jam kuliah selesai, ia langsung meninggalkan kampus dengan menumpang mobil sport hitam milik Liam. Tujuannya adalah rumah sakit. Tanpa menjawab beribu pertanyaan dari Ela dan Liam, ia langsung masuk dan mencari ruang klinik tanpa bertanya.
Hollie melangkahkan kaki setelah meyakinkan diri sebanyak ribuan kali, tangannya dengan perlahan menarik pintu. Tubuhnya membeku saat melihat pria berjaket club bola dari Doncaster menghadang jalannya, di sampingnya ada seorang wanita sebaya dengan rambut pirang setengah ikal seperti dirinya dan anak laki-laki yang tingginya dua per tiga dari dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Sugar [END]
FanfictionDaddy's series 1. Louis × Hollie. 🔽🔽🔽🔽🔽🔽 "Saya hanya kenal kamu sebagai anak dari rekan saya, jadi berhenti merengek seakan saya adalah kekasihmu!" Louis Tomlinson. "Daddy Boo, apa yang membentur kepalamu hingga isinya eror semua? Hanya anak d...