19 | Cemburu.

28 5 37
                                    

Hollie menelan liur getir, pandangannya terarah pada sebuah meja. Tidak ada yang aneh selain seorang pria yang sibuk bicara dengan wanita berambut cokelat gelap, keduanya tampak serasi dalam pakaian senada. Tak jarang tawa terdengar dan detik berikutnya ia merasa ada yang salah dengan dirinya.

Harusnya ia lari, bukan terdiam di tempat dan menyaksikan betapa mesra dua sejoli yang hubungannya begitu kentara.

"Hollie?"

"Maleficent?"

"Penghuni panas neraka? Hello?"

"Yang costplay jadi haji bolot? Halo?"

"Hei?"

"Hollie?"

Hollie tersentak, ia menoleh dan mendapati Zayn di sampingnya. Hampir saja ia jatuh jika tidak dipegangi.

"Kau kenapa? Dari tadi kau melamun!"

"Gapapa! Aku baik-baik saja!"

"Bohong! Kau kecapean?"

"Tidak, Zayn! Kau berlebihan!"

"Lalu kenapa?"

Hollie mengangkat bahu malas, ia terus memandangi ke arah pojokan. Matanya memanas. Zayn yang kebingungan ikut menyesuaikan arah pandang dan detik berikutnya ia terbengong menyadari situasi begitu buruk.

"Get here!" Zayn menarik badan untuk mengarah ke kasir, tangan panjangnya merangkul bahu kecil Hollie.

"Kau tidak apa-apa, Hollie?" tanya Zayn meski sudah tahu jawabannya. "Louis dan Ele, mereka bagaimana di sini? Dan.... Mereka tampak sangat mesra. Apa sudah balikan?"

"Tahu ah! Bodo amat! Patah hati gue, Zayn! Patah! Kenapa gue harus lihat mereka di saat hubungan gue dan Louis sudah resmi menjadi kekasih? Kenapa?" curhat Hollie, tubuhnya bergetar.

"Sudahlah! Kau ingin pindah ke restoran lain?" tawar Zayn, Hollie menggeleng. "Lalu kau ingin apa? Balik ke kampus?"

"Aku lapar, Zayn. Pura-pura bahagia tidak semudah di film atau sinetron, banyak energi yang habis terkuras. Kenapa gue terjebak dalam perasaan tidak berujung dan berbalas? Sadgirl banget, ya!" jawab Hollie kembali curhat.

"Tidak semua kisah berjalan mulus, di film banyak yang harus merasakan yang namanya jatuh bahkan melepaskan untuk mendapatkan orang sangat berharga. Karena dari perjuangan, kita dapat menghargai keberadaannya."

"Benarkah?"

"Selama ini kau baca puluhan buku novel tuh buat apa?"

Hollie tertawa kecil, wajah kesal Zayn lumayan memulihkan perasaan walau hanya sesaat. 

"Kau suka Harianna di semua buku novelku? Bahkan beberapa belum kau balikkan!"

"Hmm, akan aku kasih kalau sudah selesai. Harry buatku pengen bakar bukunya!"

"Santai! Itu cuma novel!"

Zayn menggeleng kepala beberapa kali. Ia memanyunkan bibir membuat wajah bertambah lucu tanpa mengurangi kadar ketampanan.

"Hollie. Aku yakin Louis kalau benar-benar balikan sama Eleanor, suatu saat nanti akan menyesal telah meninggalkanmu yang sangat seksi ini."

"Zayn! Serius sedikit hihh!"

"Aku serius! Priapun begitu, banyak yang menyesal telah  begitu gegabah mengambil sebuah keputusan. Bedanya jika cewek dapat memutuskan untuk bertahan atau berpindah hati, maka sang lelaki harus menelan pil pahit akibat keputusannya yang salah."

"Kau begitu bijak, Zayn! Kau mendapat kalimat itu dari mana? Kisah Harriana atau Hendall?"

"Kadang hidup mengajarkan kita untuk menjadi seseorang yang lebih tangguh dari pada buku atau guru, dan aku mendapati dari kehilangan Chamomile."

Daddy's Sugar [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang