Sambutan hangat diperolehnya begitu tiba di sebuah rumah minimalis, dua wanita wajah serupa menyerbu dengan pelukan dan membuatnya hampir jatuh jika Louis tidak sigap menangkap tubuh kecil.
"Kalian harus lebih berhati-hati! Aku tidak ingin memarahi kalian karena kekasihku kram akibat ulah kalian!" tegur Louis, Daisy dan Phoebe bertukar pandang sejenak sebelum kembali menyerang dengan pelukan lebih antusias. Keduanya memekik heboh.
"Kau hamil? Kita punya keponakan lain lagi, Daisy!" jerit Phoebe tak kuasa menahan diri.
"Aku tidak sabar menanti!" balas Daisy tidak kalah heboh, "Sudah berapa bulan? Jenis kelaminnya apa? Cewek atau cowok?"
Derap langkah membuat keempat manusia serempak memandang ke arah rumah, pria dan wanita tua berjalan menyusul. Hollie mencium punggung tangan kedua sebelum bertukar peluk.
"Hai, Sayang! Apakah ini yang ingin kau kenalkan pada kami?" ujar wanita tua itu. Louis memandangi Hollie dengan senyum sangat lebar.
"Yuk, masuk! Kami punya banyak cemilan untuk kau makan!" ujar Phoebe, ia merangkul dan membawa ke dalam rumah. Keduanya tidak membiarkannya jalan sendirian menuju meja makan, mereka bahkan menata makanan di atas piring dan menyajikan tepat di depan wajah. Keduanya menyodorkan sendok bersamaan hingga terdengar denting cukup keras.
"Kakak iparku harus memakan suapanku dulu!" ujar Daisy.
"Kau ini, mengalahlah pada kakakmu ini!" balas Phoebe tidak mau kalah.
"Phoebe! Kau bahkan lahir setelahku!" protes Daisy.
"Percaya diri sekali! Kau saja tidak ingat bagaimana caramu keluar dari kandungan!" sahut Phoebe.
Keduanya terbungkam, cengiran muncul begitu Louis menatap kedua tajam. Ia menggeleng kepala heran. Ia duduk dan mengamati Hollie dengan wajah sangat bahagia. Ia menukar piring berisi daging steak setengah matang dengan mangkuk bubur plain.
"Boo!" rengek Hollie, ia pindah duduk. Ia menibani kedua paha dan menjatuhkan kepala di sandaran kursi. Kedua kaki mengapit badan Louis yang tegang, ia tertawa kecil begitu sadar ada yang menahan tegang.
"Shh! Jangan nakalhh!" desis Louis menahan gairah dalam tubuh yang bangkit ulah gerakan pelan Hollie, ia menarik Hollie membuatnya semakin melekat.
"Aww, ada yang berani di sini!" ujar Daisy, Phoebe mengangguk antusias dengan tawa cukup lama.
"Oh iya, Lottie dan kekasihnya dimana?" tanya Louis, ia mengabaikan tingkah kekasihnya yang sangat jahil.
"Terlambat, mereka sibuk dengan aktivitas pagi yang cukup lama," ujar Phoebe, "Kau tidak berniat memperkenalkannya kepada kami?"
"Kalian sendiri yang membawanya pergi!" sahut Louis, ia melirik Hollie yang sudah terlelap dalam pelukannya. Suara dengkuran terdengar jelas.
"Jangan terkejut, tapi. Dia sudah tidur," lanjutnya, ia mengacungkan jari telunjuk di depan bibir. Kedua adiknya mengangguk serentak.
"Dia Hollie Styles, anak dari Harry Styles," ujar Louis memperkenalkan.
"Benarkah? Jadi dia yang kau sebut terus selama ini? Hollie Styles?"
Louis mengangguk kecil, senyumnya melebar.
"Dia sungguh cantik dengan manik birunya, mirip kau," ujar Daisy, Louis tertawa pelan takut mengganggu tidurnya.
Louis mengangkat tubuh dan membawanya ke dalam kamar, ia dibaringkan lalu dibalut selimut tebal. Ia tersenyum melihat bibir mungil bergerak kecil, ia naik dan merambat ke samping Hollie. Samar-samar namanya terdengar, meluruhkan jiwanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Sugar [END]
FanfictionDaddy's series 1. Louis × Hollie. 🔽🔽🔽🔽🔽🔽 "Saya hanya kenal kamu sebagai anak dari rekan saya, jadi berhenti merengek seakan saya adalah kekasihmu!" Louis Tomlinson. "Daddy Boo, apa yang membentur kepalamu hingga isinya eror semua? Hanya anak d...