08.00.
Rumah Harry.
Paginya dihidangkan pemandangan manis sekaligus getir. Bagaimana tidak? Mentari baru muncul terdahului oleh kehadiran Zayn Gemintang dan Chamomile yang bermesraan. Jauh sebelumnya ada Liam yang dipapah Saqueela dengan penuh kelembutan, di sisi lain ada Harry dan Gloria yang berciuman di tangga saat ia hendak sarapan.
Hell, ada apa dengan dunia? Apa ini kode agar ia dan Louis segera meresmikan hubungan dan dapat melakukan hal serupa? Ia benar-benar sebal, tapi ia tidak bisa protes karena sah di mata dunia.
Sebagai pelampiasan, ia duduk di samping Louis. Berulangkali tangan mengamit dan gagal karena Louis menarik tangan begitu hampir berhasil. Niall dan Zayn yang sendirian tampak santai, mereka terang-terangan meledek dan menertawai seakan mereka tidak keberatan.
Atau memang tidak keberatan? Ia tidak mengerti jalan pikiran para pria.
"Zayn? Kau butuh sesuatu?"
Hei! Tidak kebalikan? Harusnya Zayn yang mengatakan itu padamu, Chamomile! Batinnya gregetan.
"Kau selalu perhatian! Tapi untuk kali ini biarkan aku yang melayani bidadariku yang paling cantik dan baik hati ini," balas Zayn, ia mengerlingkan mata pada Chamomile dan membuatnya menggoyangkan kaki asal.
"Apa? Di sini tidak hanya kita saja, Zayn!" tegur Chamomile. "Lagipula aku tidak sebaik itu! Aku melukaimu sangat lama."
"Jangan menyalahkan dirimu terus! Aku sudah menerimanya, aku harap kau juga begitu." Bunyi bel singkat berbunyi. Zayn meraih gawai dan menyembur saat menatap layar, ia mengetik sesuatu lalu mengelap bibir dan memeluk Chamomile yang sibuk mengurus roti bakar membuatnya hampir memekik kaget.
"Ada apa? Ini kau, Zayn?" tanya Chamomile, Zayn mencebik sebal. Ia mengecup leher dan pipi gemas. Tangannya mendorong pelan, ia terkekeh geli. "Zayn! Berhenti! Kau membuatku malu!"
"Kenapa? Kau istriku! Aku berhak menciummu sepuasku!" ujar Zayn setengah sebal, ia memutar mata malas lalu kembali tersenyum riang.
"Kau harus tahu, ada yang memberikan mata hijau padamu! Kau akan melihat ketampanan suamimu!" lanjut Zayn riang, Chamomile tertular riang. Bibirnya merekah. Keduanya saling peluk erat.
"Bentar... Serius? Chamomile sudah bisa lihat? Bagus!" reaksi Hollie baru mengerti ucapan Zayn, ia ikutan pelukan setelah menghabiskan roti bakar. Ia berdecak sebal, Zayn malah mendorong jauh dan mendekap Chamomile erat.
"Gue juga mau berbahagia! Lo nyebelin!" celetuk Hollie sebal, Zayn memutar mata malas.
"Chamomile, suami lo muterin mata terus tuh! Jereng ntar baru tahu rasa!" lanjut Hollie mengadu, ia kembali duduk. Kepala menekuk saat dengar desis tawa dari arah Louis yang sibuk menggigit roti.
"Sayang, memangnya kau melakukan tindakan tidak sopan itu pada Hollie?" tanya Chamomile kebingungan.
"Jangan dengarkan sayang! Dia cemburu aja karena kekasihnya belum mengajak nikah sepertiku," ujar Zayn menenangkan sekaligus minta ditendang.
"Sayang mata lo, Zayn! Lo bukan teman gue, Zayn yang gue kenal nggak seaneh ini!" celetuk Hollie.
"Gapapa aneh asal Chamile-ku menyukainya!" ujar Zayn, ia kembali memeluk Chamomile yang masih berdiri di posisi.
"Sudah, sayang! Aku mau ke dapur, kau mau ikut?" ajak Chamomile, Zayn mengetuk tangan dua kali lalu merangkul dan membawanya pergi.
Satu pasangan sudah hilang dari pandangannya, tinggal Ela dan Liam yang canggung. Tidak ada yang memulai pembicaraan, mungkin mereka menyimak pembicaraan pasangan muda yang sangat harmonis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Sugar [END]
FanfictionDaddy's series 1. Louis × Hollie. 🔽🔽🔽🔽🔽🔽 "Saya hanya kenal kamu sebagai anak dari rekan saya, jadi berhenti merengek seakan saya adalah kekasihmu!" Louis Tomlinson. "Daddy Boo, apa yang membentur kepalamu hingga isinya eror semua? Hanya anak d...