Luka keenam

5 4 2
                                    

"Seperti malam malam biasanya kenangan kenangan itu hadir kembali"

Nadira Wijayanto

_________________________

Seperti malam malam sebelumnya Nadira terbangun dari tidurnya. Kepalanya penuh dengan suara suara yang teramat mengerikan baginya. Kepalanya sakit. Dan rasa sakit itu bisa ia rasakan sampai ke dada.

Ia mulai mencari sesuatu di laci meja belajarnya. Benda berwarna biru itu kini telah berada di tangan kanan Nadira. 

Kini gadis itu duduk di sudut kamar mandi di dalam kamarnya sembari memegangi kepala yang rasanya ingin pecah dan rasa sesak didada tak luput menambah rasa sakit malam ini.

Gadis itu mulai menggoreskan sayatan di pergelangan tangan kirinya menggunakan kater yang ia ambil tadi. Satu demi satu sayatan mulai memunculkan cairan berwarna merah. Tetes demi tetes cairan itu mulai mengotori lantai tempat Nadira duduk.

Kini rasa sesak di dada dan rasa sakit di kepalanya mulai berkurang dengan seiringnya darah mengalir keluar dari tubuhnya.

Setetes air mata meluncur ke pipi Nadira. Sungguh gadis itu lelah dengan keadaan ini. Keadaan bagaimana bisa ia melakukan kebodohan ini. Orang gila pun tau ia bodoh mengambil jalan itu. Tapi setidaknya dengan adanya luka di pergelangan tangannya dapat menghilangkan rasa sakit yang ia rasakan.


Beberapa waktu berlalu. Nadira keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang kacau mata sembam,raut wajah yang pucat dan terdapat perban di tangan kirinya.

Dia berjalan ke arah tempat tidurnya. Berbaring di atas kasur dan mencoba menutup mata berharap saat dia terbangun rasa sakitnya sudah menghilang.

***

Aku tergangu dengan rasa sakit dikepala yang teramat sakit. Rasanya aku ingin teriak sekencang kencangnya. Tapi aku tak bisa melakukan itu. Aku takut membuat bunda dan ayah khawatir. Aku takut merepotkan mereka.

Kulihat jam dinding di kamarku. Pukul tiga pagi baru saja satu jam aku tertidur.
Rasa sakit di kepalaku ini mengusik tidurku.

Tiba-tiba saja aku ingin muntah. Mual.
Lalu aku beranjak dari tempat tidur ke kamar mandi. Di depan wastafel  sudah tiga puluh menit lebih aku berdiri disini. Tapi tak ada yang aku keluarkan dari mulut ku. Hanya rasa mual.

Aku memutuskan untuk mengambil air wudhu dan menjalankan solat subuh.
Dan tentu saja sayatan di pergelangan tangan ku ini masih terasa perih saat terkena air. Sungguh rasa sakit yang luar biasa.

_______________________________

__________________

______

B

odoh ya udah tau sakit malah nambah rasa sakit dengan sayatan di tangan. Kenapa kamu gitu sih nad.

Thanks masih stay on cerita ini... Jangan lupa rekomendasikan ke temen kalian ya🤗🤗



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Penyembuh Luka(ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang