IWCMOF - 08

3.8K 612 7
                                    

Jangan lupa follow, vote, dan komen ya~

~~Happy reading~~

Ethan Damian Eclus dikenal sebagai Ice Prince oleh seluruh rakyat Kekaisaran Rowena, walaupun Ethan dan para rakyat jarang bertemu, Ethan dikenal sebagai pria tanpa emosi yang selalu bersikap dingin.

Sejak kecil, Ethan selalu dipaksa untuk menjadi yang terbaik oleh Ayahnya. Ibunya --Permaisuri Eclus-- sudah tiada sejak ia dilahirkan sehingga dia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang Ibu, Ayahnya juga tidak peduli dengan Ethan.

Ethan berbeda dengan Alexia yang sedari dulu sudah merasakan kasih sayang dari seluruh keluarganya, maka dari itu Ethan sering berkunjung ke Mansion milik keluarga Ambrosius.

Duke Ambrosius dan Ethan cukup dekat dikarenakan Ethan sejak dulu merupakan murid yang diajar langsung oleh Duke Ambrosius dalam berpedang, mereka sering terlihat bersama baik untuk membicarakan hal pribadi maupun urusan Kekaisaran.

Karena itulah Ethan dekat dengan seluruh keluarga Ambrosius terutama dengan Eros karena mereka sering bertarung di battle field, kecuali dengan Alexia. Entah mengapa Alexia seperti menjauhi dirinya dan menganggap Ethan sebagai musuh.

Bisa dibilang mereka saat kecil sering sekali bertengkar hingga Duke dan Duchess menjadi kesal sendiri.

Ethan dan Alexia bertemu disaat Ethan masih berumur delapan tahun dan Alexia enam tahun, awalnya Ethan sangat tidak menyukai Alexia karena ia merasa Alexia mengganggu dirinya.

Pertemuan mereka yang kedua, cukup bermasalah sehingga Alexia dan Ethan saling bermusuhan.

Namun saat berumur sepuluh tahun, disaat itulah perasaan kesal dan tidak suka yang dirasakan oleh Ethan berubah menjadi rasa suka yang berkembang menjadi cinta.

Ethan yang saat itu masih berumur delapan tahun sedang berada di sebuah Danau besar yang terletak cukup jauh dari istana, pria kecil itu sedang berdiam diri menahan rasa sesaknya.

Beberapa jam yang lalu, ia baru saja dimarahi dan dipukuli oleh Ayahnya. Sedari dulu, Ayahnya atau Kaisar saat ini selalu melukai Ethan, baik secara fisik maupun mental.

Ethan menyembunyikan wajahnya yang basah karena air mata dengan lututnya, matanya bahkan sudah memerah.

Ruam-ruam kebiruan nampak jelas di betis dan lengannya, sedari tadi Ethan menahan rasa sakitnya sambil mengepalkan telapak tangan.

Manik merah miliknya memandang jauh Danau dengan pandangan kosong, "Seandainya aku bisa pergi dan menjauh dari tempat ini, sungguh aku ingin menyusulmu Ibu..."

Fokus Ethan dengan pemandangan di depannya hancur ketika mendengar suara gersakan dari arah semak-semak, matanya berubah menjadi tajam dan waspada dengan sekitarnya.

"Siapa disana?!" teriak Ethan, namun tidak ada yang menjawab.

Ethan sudah bersiaga, dengan tangannya yang memegang belati yang berada di pinggangnya.

"Aw! Seharusnya aku tidak ikut dengan Ayah, dengan begitu kan aku tidak akan tersesat seperti ini!" gerutu gadis kecil yang secara tiba-tiba muncul dari arah semak-semak.

Mata bulat milik gadis kecil itu akhirnya beralih pada Ethan, gadis itu memandang polos pada Ethan yang sudah mengendurkan sikap waspada nya.

Meskipun begitu, iris merah sang calon Putra Mahkota masih memandang tajam gadis itu.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Ethan dengan sinis.

"Ah, tadi aku sedang bersama dengan Ayahku. Namun karena banyaknya warga, kami pun berpisah kemudian aku tersasar kesini deh." gadis itu duduk dengan santainya di tempat yang sebelumnya Ethan duduki.

I WILL CHOOSE MY OWN FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang