IWCMOF - 09

3.8K 580 16
                                    

"Hal yang mesti kita lakukan sebelum mempelajari sihir adalah dengan mengetahui apa jenis kekuatan yang kita miliki, mungkin ada yang menunjukkan tanda-tanda, namun ada juga yang belum." jelas Mr. Johan sambil menulis di papan tulisnya.

Pembelajaran pertama dimulai dengan pembelajaran sihir, di kelas sebelumnya mereka hanya mempelajari teori-teori saja dan baru hari ini akan mempraktikkannya secara langsung.

Mana merupakan hal yang sangat penting bagi pengguna sihir, apabila tidak memiliki mana, maka seseorang tidak akan bisa menggunakan sihir.

Terdiri dari beberapa jenis sihir yang dimiliki yaitu sihir water, wind, earth, fire, ice, light, dan darkness.

Ambrosius merupakan pengguna sihir ice, kecuali dengan Duchess yang merupakan pengguna sihir wind yang agak lemah.

Mr. Johan berjalan menuju meja lalu mengambil sebuah alat yang tertutupi oleh kain, "Benda yang berada di tanganku saat ini bernama Reamore. Reamore merupakan benda yang dapat mendeteksi jenis sihir yang kalian miliki, cara menggunakannya cukup dengan meletakkan lengan kiri kalian kemudian ucapkan mantra yang tertulis di buku halaman dua belas."

Buku-buku dan Reamore yang disiapkan oleh Mr. Johan melayang menuju meja para murid, beberapa murid nampak berdecak kagum, masih belum terbiasa dengan adanya sihir.

Alexia juga walaupun sudah sering melihat sihir, dia masih saja sering takjub dengan hal itu. Manik hitamnya selalu berbinar apabila melihat sihir di depan matanya.

"Ingatlah, pelafalan merupakan salah satu hal yang penting. Apabila salah mengucapkan bisa saja terjadi hal yang cukup fatal," peringat sang guru dengan serius yang diangguki murid-muridnya.

Alexia membaca mantra yang tertera di buku magis itu, agak sulit karena menggunakan bahasa Latin kuno.

Kemudian ia meletakkan tangan kirinya tepat di tengah Reamore, melafalkan mantra hingga terciptalah cahaya berwarna putih pucat dengan lambang salju di sana.

Seperti yang diduga, Alexia sudah pasti mewariskan sihir yang dimiliki oleh keluarganya.

Sihir ice sendiri cukup langka, hanya keturunan asli Ambrosius saja yang memiliki sihir tersebut. Mayoritas warga dan keluarga bangsawan memiliki kekuatan inti cuaca yaitu water, fire, earth, dan wind.

Sihir seperti light, darkness dan ice cenderung langka. Penyihir dengan kekuatan sihir light biasa akan ditunjuk untuk menjadi Saintess, sedangkan Penyihir dengan sihir darkness biasa akan diangkat menjadi calon pewaris Menara Sihir atau Penyihir Agung.

Beberapa jam pun terlewati dengan penjelasan Mr. Johan mengenai masing-masing sihir, cukup membosankan sebenarnya, hanya saja Alexia tahan.

Tentu saja Alexia bosan, pelajaran ini sudah pernah ia dapatkan ketika menginjak tahun pertamanya di kehidupannya yang lalu.

Jika saja sihir teleportasinya sudah muncul, Alexia akan memilih untuk pergi ke taman belakang Akademi dan melanjutkan tidurnya.

-----

"Jadi, bagaimana perkembangannya?" sang Marquess menggeleng.

Daniel menghela nafas, untuk kesekian kalinya. "Aku tahu Kakakku memang memegang banyak dukungan dari fraksi bangsawan, tetapi bukankah masih banyak bangsawan baru yang bisa kita ambil alih?" herannya.

"Memang benar ada beberapa bangsawan baru yang dapat mendukung kita, hanya saja nama Pangeran Pertama sudah terdengar oleh banyak orang. Dan jika seluruhnya berada di pihak kita, itu tidak akan cukup karena pendukung Pangeran Pertama merupakan orang-orang besar, apalagi beliau di dukung oleh Tiga Pilar Kekaisaran Rowena." jelas Marquess.

I WILL CHOOSE MY OWN FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang