3. Cafe

295 53 10
                                    

∆ HAPPY READING ∆

.

Kesokan harinya Nanon memang berangkat bersama Prim. Mereka berjalan di koridor. Semua pasang mata tertuju ke arahnya. Mereka memang sudah mengetahui hubungan antara Nanon dan juga Prim. Dan mereka pun mendukungnya.

Menurut mereka, Prim cantik dan Nanon yang tampan sangat serasi. "Kamu ke kelas duluan gapapa. Aku mau ke Bu Ladda dulu."

"Yaudahh, nanti istirahat ke kantin bareng ya?" Tawar Nanon dan hanya mendapati anggukan dari Prim.

Saat ingin masuk ke dalam kelasnya. Ia menabrak seseorang yang sedang berdiri di sana. Memang ia sedang tak fokus.

"Eh Sorry." Ujar Nanon. Orang yang di tabrakannya pun menoleh ke belakang. "Kamu?! Ah iya gapapa." Ujar Chimon setelah menetralkan kagetnya. Kenapa baru pagi sudah bertemu orang itu? Pikirnya.

Jujur Chimon masih kesal dengan orang yang kini berdiri di depannya ini. Ia masih kesal dengan kejadian waktu itu yang dirinya di serempet oleh Nanon. Apalagi kemarin waktu memperkenalkan diri ia melihat Nanon. Sial, kenapa harus satu sekolah dengan dia? Dan malah satu kelas.

Nanon mengangguk lalu berjalan mendahului Chimon. Jujur Chimon belum tau nama lelaki itu. Namun ia sempat melirik ke arah badge name pria itu. Nanon Korapat.

Nanon membawa dua mangkok bakso untuknya dan Prim. Ia duduk di sebelah Prim yang sedang menuangkan saos ke mangkok nya.

Pandangan Prim menoleh ke sekeliling. Senyumnya melebar saat tak sengaja matanya melihat seseorang yang selama ini ia rindukan.

"Love!" Panggil Prim sedikit keras. Orang yang memiliki nama pun menoleh. "Love sini."

Loverrukk pun berjalan ke arah Prim sambil kedua tangannya membawa dua minuman. Prim langsung saja berdiri dan memeluk Love. Mereka berpelukan menyalurkan rasa rindu. Nanon yang duduk di sana hanya mengamati tanpa bertanya.

"Gue kangen banget sama lu gilakkk."

"Sama, aku juga kangen sama kamu aaaaa,"

Pelukan pun terlepas. "Gimana kabar kamu?"

"Gue sehat, lo sendiri?"

"Me too." Love terkekeh. Ia sungguh merindukan Prim. Sudah sangat lama mereka tak bertemu.

"Eh? Dia?" Love menunjuk ke arah Nanon yang sedang duduk.

"Kenalin, dia Nanon pacar gue. Nanon, kenalin dia Love sahabat kecil aku waktu di Bandung."

Love menjawab tangan Nanon sambil tersenyum. "Sini Love, duduk dulu." Loverrukk pun menurut dan duduk di hadapan Prim.

"Lo sendirian?"

"Engga. Tadi aku sama pacar aku."

"Eh? Baru pindah udah langsung punya pacar? Tapi ga heran sih, kan sahabat gue ini cantik banget haha."

"Ihh apa sih engga. Dia juga siswa pindahan kaya aku. Kita udah lama." Prim hanya mengangguk mendengar jawaban sahabatnya itu.

"Mon! Sini!" Love melambaikan tangannya saat melihat Chimon yang sedang kebingungan mencari dirinya.

"Aku udah nyariin kamu dari tadi astaga." Chimon berdiri di sebelah Love. Kedatangan Chimon tak luput dari pandangan Prim dan juga Nanon.

"Hehe maaf, ini Prim sahabat kecil aku yang biasanya aku ceritain. Dan ini Nanon, pacarnya. Dan ini Chimon, cow aku." Love memberkenalkan mereka. Chimon menoleh ke arah Prim dengan ramah. Namun saat menoleh ke Nanon ia sedikit terkejut. Kenapa dunia sempit sekali? Pikirnya.

Terlalu Rumit || NamonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang