"NanoOonn~" panggilan Chimon membuat sang empu menoleh. Entah kenapa lelaki itu tersenyum singkat saat mendengar Chimon memanggil namanya dengan bernada.
"Kenapa?" Tanyanya ketika mendapati Chimon sudah berdiri di hadapannya. "Udah selesai laporannya?"
Nanon mengeluarkan flashdisk dari saku bajunya. "Selesai."
"Ahh oke," Chimon tampak bingung ingin mengatakan sesuatu. Hal itu tak luput dari pandangannya. "Ada masalah?"
"Em mau nemenin aku nonton ga? Kemarin ada film yang baru rilis." Chimon berkata dengan semangat. Ia sangat ingin menonton film itu, dan semalem ia mengajak kekasihnya dan mendapat tolakan.
"Tumben," Ujar Nanon menatap ke arahnya.
"Kenapa? Kamu ga mau ya?" Ujar Chimon dengan suara yang berbeda. Ah kenapa Chimon menjadi seperti ini?
"Engga-"
"Eh aku lupa, kamu kan gak suka nonton." Ucapnya ketika teringat perkataan Ssing waktu itu. "Yaudah deh gapapa," lanjutnya. Entah kenapa lelaki mungil ini merasa kecewa. Ia sangat ingin pergi bersama Nanon.
"Weekend kita full time." Ucap Nanon membuat senyumnya mengembang. Hal itu pun tak luput dari penglihatan Nanon. Lelaki berlesung pipi itu ikutan tersenyum tipis. Sangat tipis.
.
.Hari minggu, hari yang sangat di tunggu-tunggu oleh Chimon. Menurutnya hari minggu ini sangat spesial.
Chimon sudah rapi dengan celana jeans panjang dan kaos putih yang nantinya akan ia balut dengan hoodie abu-abu miliknya.
Lelaki mungil itu tak henti-hentinya menahan senyum. Ia duduk di tepi ranjang dan mengecek ponselnya, apakah Nanon sudah mengirimi ia pesan atau belum.
Lelaki mungil itu mengabaikan pesan-pesan lainnya. Termasuk pesan dari kekasihnya yang belum ia balas sejak semalam.
Bibirnya terangkat saat melihat chat yang Nanon kirimkan 5 menit yang lalu. Ia langsung bergegas mengambil hoodie yang ia letakkan di atas kasur dan langsung keluar dari dalam kamarnya.
"Eh, Chi? Tumben rapi hari minggu." Heran Off saat menyadari anaknya yang tampak rapi dan wangi. Biasanya anaknya ini saat libur sekolah pasti akan bermalas-malasan di kamar.
"Chi ijin mau jalan-jalan ya pa, pi? Mau full time." Ujarnya ketika sudah berdiri di hadapan mereka.
"Mau kemana?" Tanya Off sambil mengganti channel tv.
"Engga tau, intinya mau main."
"Oh yaudah, gihh. Jangan malem-malem pulangnya, Mon. Gabaik bawa anak gadis sampe malem." Peringat Gun.
Chimon terdiam. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Anak gadis? Ah pastinya Gun mengira bahwa dirinya akan pergi bersama Loverrukk.
"Em . . . Chi ga pergi sama Love, pa." Ujarnya bingung. Bagaimana caranya berkata dengan orangtuanya ini.
"Loh? Terus sama siapa?" Tanya Gun heran. Sedangkan Off asik dengan tontonan TV nya.
"Sama-"
"Permisi," Ucapan Chimon terpotong saat ia mendengar suara dari luar rumah dan ketukan pintu. Gun dan Off menatap ke arahnya. "Sama dia." Ucapnya sebelum beranjak untuk membukakan pintu. Ia sangat hapal pemilik suara itu.
"Pagi om," Sapa Nanon sopan sambil mencium punggung tangan keduanya. Gun tersenyum hangat ke arah Nanon.
"Pagi. Nanon kan ya?" Tanya Gun. Nanon pun mengangguk.
"Yaudahh Chi berangkat dulu ya pa, pi?" Chimon langsung berpamitan ke kedua orangtuanya dan segera menarik Nanon dari sana sebelum Nanon di tanya-tanya oleh papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlalu Rumit || Namon
Teen Fiction[HIATUS] WARNING !! Cerita ini mengandung unsur BL. HOMOPHOBIC JAUH-JAUH SANA !! . Menceritakan tentang kisah percintaan masa remaja pada umumnya. Nanon Korapat, sosok lelaki yang cuek, selalu egois dan keras kepala. Lelaki itu mempunyai sang kekasi...