Janji tetaplah janji tidak bisa terhindarkan lagi. Apalagi, Naomi terus menerus membahas janji untuk jalan bersama, membuat Pak Leo akhirnya menepati janjinya. Naomi sudah sembuh meski kakinya masih sedikit sakit saat berjalan, tapi dia sudah bisa berjalan jauh.
Sesuai janji Pak Leo mengajaknya untuk jalan bersama, Naomi tidak berhenti bicara selama perjalanan. Sepertinya, Pak Leo sudah biasa dengan kehebohan Naomi dan dia terus membuat kepala Pak Leo pusing. Dia seperti anak kecil yang senang diajak jalan-jalan oleh orang tuanya begitulah Naomi saat ini.
Diamnya Naomi membuat Pak Leo menoleh ke arah Naomi yang kini tertidur pulas setelah meracau sendiri. Pak Leo menghela nafas dia bisa juga tenang menyetir tanpa gangguan Naomi. Gadis itu mudah sekali tertidur dan tanpa Naomi sadari Pak Leo meraih tangannya menggenggamnya.
Dia menggunakan satu tangan untuk menyetir, sengaja dia melakukannya tanpa sepengetahuan Naomi. Jika Naomi sadar dia akan heboh minta ampun, jika bersikap manis padanya. Tangan mungil milik Naomi tergenggam erat oleh tangan besar Pak Leo.
"Kenapa dia bisa memiliki ukuran tangan kecil sekali?" tanya Pak Leo menatap sementara tangan Naomi yang kecil menggemaskan.
Pak Leo membawa Naomi ke taman bunga di hari cuti kerjanya, khusus untuk Naomi dia tidak masuk kerja hari itu. Dia sengaja memilih hari biasa agar tidak banyak pengunjung datang. Saat, sudah memarkirkan mobilnya Pak Leo melepaskan sabuk pengamannya, melihat Naomi masih tertidur pulas membuat Pak Leo tersenyum.
Pemuda itu sangat di takuti sekolah dan seperti pecabut nyawa bagi murid nakal. Mereka jarang sekali melihat Pak Leo tersenyum, tapi saat bersama Naomi dia sering sekali tersenyum. Jika mereka melihat senyuman Pak Leo mereka bisa saja terpesona dan semakin jatuh hati pada guru mereka.
"Kita sudah sampai bangunlah." Pinta Pak Leo dengan membangunkanku Naomi.
Tipe orang yang sudah tidur akan susah di bangunkan, Naomi termasuk orang seperti itu. Pak Leo menghela nafas dia mencubit pipi chubby milik Naomi, gadis itu tidak bangun juga. Memang Naomi gadis yang susah sekali bangun tidur, harus ekstra membangunkannya.
"Naomi?" panggil Pak Leo tepat di telinga Naomi karena dia tidak dengar juga.
Naomi langsung terbangun dia menoleh ke arah Pak Leo terkejut. Pemuda itu menarik dirinya menjauh dari Naomi, gadis itu menguap dia kebingungan sendiri karena mobil sudah berada di parkiran. Terlihat sedikit beberapa kendaraan di sampingnya, lalu Naomi menatap Pak Leo saat dia sudah sadar sepenuhnya.
"Ada apa? Kenapa menatap saya seperti itu?" tanya Pak Leo menatap ke arah Naomi.
"Suara Bang Leo sangat indah saat membangunkanku," jawab Naomi senyum-senyum yang mulai kambuh penyakit bucin akutnya.
"Ayo, keluar kita sudah sampai." Ajak Pak Leo dengan keluar dari mobilnya mengabaikan bucinnya Naomi.
Jika saja Naomi tahu dia sepanjang jalan menggenggam tangannya, dia tidak bisa membayangkannya pikir Pak Leo. Gadis itu senang saat melihat taman bunga dari kejauhan, dia menatap Pak Leo senang. Mereka ke tempat penjaga tiket dan langsung membeli tiket.
Beberapa pasang mata melihat ke arah mereka, apalagi para gadis yang sedang liburan juga di hari biasa. Mereka tertegun melihat Pak Leo yang sedang membayar tiket, Naomi kesal melihat hal itu. Taman bunga itu jauh dari rumah mereka, karena untuk menghindari orang yang kenal dengan mereka.
"Ada apa?" tanya Pak Leo saat melihat wajah senang Naomi berubah muram sekali.
"Aku kesal," jawab Naomi dengan cemberut dia berjalan sendiri dengan tidak normal.
Pak Leo menghela nafas dia mengejarnya dan membantunya untuk berjalan. Dia tidak tahu alasan perubahan mood Naomi yang tiba-tiba berubah.
"Ada apa? Apa saya membuat kamu kesal?" tanya Pak Leo menatap Naomi yang cemberut.
"Mereka terus saja memperhatikan Bang Leo sekalipun yang sudah punya pasangan. Setidaknya, mereka harus jaga mata mereka," jawab Naomi kesal Pak Leo langsung menatap ke arah pembelian tiket memang di sana banyak gadis-gadis muda.
Alasan Naomi kesal karena dia cemburu, karena gadis-gadis itu memperhatikannya. Pak Leo menghentikan langkahnya Naomi dan menatapnya.
"Untuk apa kamu kesal? Masa saya harus melarang mata mereka untuk tidak melihat. Biarkan mereka, hal yang terpenting saya milik kamu bukan mereka," ucap Pak Leo menatap Naomi dari samping yang masih kesal pada mereka.
Pak Leo sedikit mendekatkan wajahnya dia menatap wajah Naomi yang benar-benar masam. Pemuda itu sebenarnya ingin tertawa tapi dia tahan. Lama-lama ditatap Pak Leo seperti itu, membuat Naomi goyah lalu dia tersenyum sambil mengusap wajah Pak Leo.
"Apaan sih." Gerutu Naomi dengan mengalihkan pandangannya menahan senyumnya.
"Ya sudah, jangan memasang wajah seperti itu. Bukankah ini keinginanmu kita jalan bersama, jadi kamu harus bahagia." Ungkap Pak Leo membuat Naomi tersenyum kembali.
Tangan Pak Leo meraih tangan Naomi membawanya berjalan bersama berkeliling di taman bunga agar dia tidak kesal lagi. Naomi tersipu malu saat tangan Pak Leo menggenggamnya dan dia seperti ingin menjerit sekeras-kerasnya. Gadis itu memeluk lengan Pak Leo sambil berjalan bersandar pada lengannya.
"Jangan tidur, Naomi." Pinta Pak Leo di sela-sela jalannya.
"Memangnya aku apa yang bisa tidur di manapun. Aku melakukan ini agar mereka tahu jika Bang Leo adalah milikku," ucap Naomi yang seperti ingin memamerkan Pak Leo pada semua orang di sana.
Pak Leo hanya bisa menghela nafas tapi dia bersyukur jika Naomi tidak berlama-lama dalam mood buruk. Ini pertama kalinya Naomi merasakan jalan bersama orang yang dia cintai dan berpacaran seperti orang lain. Memang benar jika jatuh cinta juga bisa membuat seseorang bahagia tidak ada tandingannya.
Meski dia belum bisa memamerkannya pada fans Pak Leo di sekolah, tapi dia bersyukur bisa menghabiskan waktu bersama Pak Leo seharian di luar. Pak Leo tidak lupa dia terus memperhatikan kakinya Naomi, sepertinya Naomi mulai membaik.
Terlihat kebahagiaan di wajah mereka, setelah sekian lama tidak merasakan kebahagiaan ini Pak Leo bersyukur jika Tuhan memberikan kebahagiaan ini padanya. Dia menatap Naomi yang tersenyum melihat bunga-bunga di sekitarnya. Meski Naomi sangat jauh berbeda sikap dengan Risa mantan istrinya, tapi Naomi seperti benar-benar orang yang dia butuhkan dalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GURU ITU SUAMIKU (END) ✓
RomanceSiapa yang kagak kenal gue, murid yang gak pernah mengikuti satu pun peraturan sekolah. Gue gak takut siapapun, termasuk emak dan bapak gue yang udah ngebesarin gue dari kecil sampe gue segede ini. Siapa sangka murid kek gue punya suami ternyata gur...