Dalam sebuah hubungan, memiliki komunikasi yang baik adalah sebuah hal yang penting. Naomi merasa hari demi hari dia tidak berkomunikasi dengan Pak Leo, bahkan tidak ada sapaan ataupun pertanyaan yang keluar dari mulut Pak Leo. Hari kelulusan impiannya sudah lenyap dan dia hanya bisa meratapi kenyataan pahit.
Begitupun Sherin yang sudah tidak berkomunikasi dengan Naufal, karena dia merasa Naufal sama sekali tidak memiliki perasaan padanya. Naufal mengatakan padanya jika dia menyukai seorang gadis dia akan mengejarnya. Pupus semua harapan Sherin untuk mendapatkan Naufal, di saat dia sendiri tidak merasa di kejar pemuda itu karena sikapnya yang cuek.
Sikapnya sudah menunjukkan jika Naufal tidak tertarik padanya dan dia menganggap Sherin hanya teman biasa. Bagai di hantam batu besar tepat di hatinya, ketika tahu Naufal hanya membuatnya berharap tinggi.
"Lo pada kenapa sih?" tanya Ammar melihat kedua sahabat ceweknya termerenung di tangga dekat kelasnya.
"Mungkin mereka sedang datang bulan," jawab Ameer membuat Naomi dan Sherin menghela nafas berat mendengar perkataan sahabat-sahabatnya.
"Gue males di kelas pasti membahas kelulusan dan persiapan untuk kelulusan." Ungkap Naomi dia menopang dagunya.
"Kelulusan besok bukankah cewek lebih antusias di bandingkan cowok. Kalian harusnya sibuk cari salon," ucap Ammar menatap kedua gadis yang murung di hadapannya.
"Mereka yang beruntung pasti merasa antusias. Nah, gue tidak seberuntung mereka dan kelulusan sama dengan hari lainnya biasa saja," ucap Sherin yang juga murung karena Naufal pemuda cuek itu.
"Kalian murung karena iri pada mereka? Apa yang lo iri 'kan dari mereka?" tanya Ajay yang sejak tadi memainkan ponselnya.
Naomi dan Sherin langsung menatap tajam ke arah Ajay yang sibuk sendiri. Ajay menoleh ke arah sahabat ceweknya lalu tersenyum dan meminta maaf karena sudah menambah kekesalan mereka.
"Gue merasa dia bukan jodoh gue, Mi." Ungkap Sherin saat lama mereka terdiam.
Ucapan Sherin membuat sahabat-sahabatnya menatap ke arah Sherin. Naomi jelas mengerti perasaan Sherin bagaimana dan tahu cerita kelanjutan asmaranya semakin rumit. Pemuda itu juga seperti memperjelas hubungannya dengan Sherin dan berharap Sherin tidak terlalu berharap padanya.
"Lebih baik lo cari cowok lain jangan dia. Sekalipun, lo mendapatkan dia tetap saja lo bakal makan hati," ucap Naomi yang mengalami hal yang sama dia tidak mau Sherin merasakan apa yang dia rasakan.
"Naomi benar, apa sih yang baik dari si Naufal." Timpal Ameer membuat Sherin kesal mendengarnya.
"Lo cowok mana ngerti apa yang cewek rasain. Cowok emang sama," ucap Sherin kesal membuat Ameer tertawa mengejek.
"Kalo cowok sama berarti gue sama dong dengan Justin Bieber," ucap Ameer semakin menyebalkan membuat Sherin beranjak bangkit dari duduknya.
"Ayo, Mi." Ajak Sherin menarik tangan Naomi untuk pergi dari sana.
Suasana hati Sherin dan Naomi sedang kalut memikirkan cowok yang memiliki sikap yang sama. Mereka masuk ke dalam kelas, sampai langkah mereka terhenti ketika Sherin melihat Naufal bicara dengan seseorang di kelas.
"Lo dadakan sih. Jika harus besok paling yang ada di rumah," ucap Alya sekretaris kelas dan sekaligus penjual online shop di kelas Naomi.
"Terpenting buket bunga. Gue mau besok lo bisa memberikannya," ucap Naufal membuat Sherin terdiam mendengarkan pembicaraan mereka.
"Oke, besok gue bawa. Suka ataupun tidak suka lo harus mau, kalo mau sesuai keinginan lo harus pesan dari jauh hari. Buat pacar lo?" tanya Alya sampai Sherin merasa jantungnya berdebar mendengar pertanyaan Alya pada Naufal.
KAMU SEDANG MEMBACA
GURU ITU SUAMIKU (END) ✓
RomansaSiapa yang kagak kenal gue, murid yang gak pernah mengikuti satu pun peraturan sekolah. Gue gak takut siapapun, termasuk emak dan bapak gue yang udah ngebesarin gue dari kecil sampe gue segede ini. Siapa sangka murid kek gue punya suami ternyata gur...