Wajah ceria itu seakan di selimuti dengan kesedihan dan matanya bengkak. Naomi harus menahan diri dia merasa ada tembok tinggi yang menghalanginya untuk mendekati Pak Leo yaitu sikapnya. Dia bisa bersaing dengan gadis-gadis yang menyukainya, tapi Naomi tidak bisa bersaing melawan sikap Pak Leo.
Jika sudah seperti ini Naomi hanya berharap amarahnya mereda dan kembali seperti biasanya. Tiba-tiba saja lampu mati membuat gadis itu tersadar dan pandangannya semua gelap. Dia meraba mencari lilin karena dia harus mengerjakan tugas dan besok harus di serahkan pada Dosen.
Naomi terdiam ketika tidak ada lilin di laci, dia hanya bisa duduk bersandar ke lemari dalam kegelapan. Kebetulan Pak Leo dia sudah mengambil lilin dari dapur dan dia melihat kamarnya Naomi gelap. Ponsel Naomi kehabisan baterai hingga tidak bisa menyalakan senter.
"Kenapa kamu diam dalam kegelapan?" tanya Pak Leo sampai gadis yang duduk terdiam bersandar ke lemari menoleh.
Berdiri seorang pemuda yang dia rindukan, meski bersamanya dalam satu bangunan rumah ini tapi dia merasa jauh dengannya pikir Naomi. Pak Leo yang membawa lilin sudah menyala dia menaruh di atas lemari dan akan beranjak pergi lagi.
Tangan Naomi dengan sigap memegang tangan Pak Leo menahannya pergi. Pemuda itu menoleh ke arah tangan Naomi yang memegang tangannya.
"Bisakah Bang Leo tetap di sini? Aku merasa takut," ucap Naomi dengan tidak menatap lawan bicaranya.
Pak Leo tidak merespon dia hanya duduk di dekat Naomi. Mereka duduk bersandar ke lemari hanya kesunyian dan kegelapan yang menemani mereka. Suara hewan malam terdengar jelas di telinga mereka dan Naomi memegang tangannya sendiri karena merasa gugup.
"Aku tahu Bang Leo masih marah padaku. Jujur saja aku tidak sanggup menjalani kehidupan seperti ini, aku merasa jauh dari Bang Leo. Bertambahnya usiaku hari ini hanyalah angka, aku tetap belum bisa bersikap sesuai usiaku. Aku bukan memberikan kode karena hari ini ulang tahunku, aku hanya mengatakan jika aku masih kekanak-kanakan dalam usiaku saat ini." Jelas Naomi menundukkan kepalanya.
Perlahan pandangan Pak Leo tertuju pada gadis di sampingnya, dia sedikit terkejut mendengar ucapannya. Dia sama sekali tidak tahu jika hari ini adalah ulang tahun Naomi. Air mata membasahi pipinya, Naomi benar-benar merasa dirinya bersikap seperti anak kecil selama ini.
"Kenapa kamu tidak mengatakannya jika kamu ulang tahun hari ini?" tanya Pak Leo yang sama sekali tidak tahu.
Naomi terdiam dia tidak akan memberikan kode-kode atau trik apapun lagi untuk membuat Pak Leo peka. Dia sadar jika Pak Leo tidak nyaman dengan hal itu dan Naomi mengira jika Pak Leo akan tahu ulang tahunnya. Tapi, Pak Leo tidak tahu seketika gadis itu merasa jika ulang tahunnya bukanlah hal yang perlu Pak Leo tahu pikir Naomi.
"Aku merasa takut bicara dengan Bang Leo ketika sikap Bang Leo seperti itu. Aku tidak berani mengatakan apapun," jawab Naomi menatap wajah Pak Leo yang tidak begitu jelas.
Bayangan mereka terlihat di tembok kamar Naomi, cahaya dari lilin menerangi wajah Pak Leo di hadapannya. Pak Leo menghela nafas dia mengambil sesuatu di dekatnya. Pemuda itu beranjak sedikit untuk menyalakan lilin yang belum dia nyalakan.
Pak Leo kembali duduk dia berhadapan dengan Naomi, gadis itu hanya menatap apa yang di lakukan Pak Leo. Pemuda itu menatap Naomi lalu melihat lilin yang dia pegang.
"Masih ada waktu beberapa menit lagi. Ini masih ulang tahunmu tiuplah." Pinta Pak Leo sampai gadis itu matanya berkaca-kaca.
"Saya akan mengabulkan apapun yang kamu inginkan. Jika perlu besok kita bisa merayakannya." Lanjut Pak Leo membuat Naomi menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GURU ITU SUAMIKU (END) ✓
RomanceSiapa yang kagak kenal gue, murid yang gak pernah mengikuti satu pun peraturan sekolah. Gue gak takut siapapun, termasuk emak dan bapak gue yang udah ngebesarin gue dari kecil sampe gue segede ini. Siapa sangka murid kek gue punya suami ternyata gur...