bab 14

273 59 199
                                    

Selamat malam minggu guys. Semoga yang lagi pacaran, aman aman aja ya😁

Ketiga gadis itu keluar dari kamar mandi meninggalkan Mikayla dengan keadaan yang mengenaskan. Gadis itu sudah terlihat seperti gembel saja.

"Ck, gue udah berniat hidup tenang, tapi semesta sepertinya belum mengijinkan. Okelah kalo begitu."

Mikayla bangun dari duduknya, dia meregangkan otot ototnya yang ngilu. Dan meringis pelan saat merasa kebas di pipinya, lalu menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya.

"Sial, bibir gue luka lagi." Kemudian dia menatap pantulan wajahnya di cermin. "Hm, buruk." Senyum smirk Perlahan terbit diwajahnya.

Mikayla beranjak dari toilet, tapi sebelum keluar, dia mengambil ember yang dipakai buat menampung air kobokan tadi. Membawa serta keluar dari toilet.

Saat diluar, dia melihat punggung ketiga gadis yang membullynya berjalan semakin menjauh. "One shot" Mikayla membidiknya dan mengambil ancang ancang sebagai Pitcher dalam permainan baseball, tapi sebelum itu ....

"HAIII BITCH!!! ...."

Saat ketiga gadis itu menoleh, Mikayla langsung melempar ember itu tepat mengenai wajah gadis yang bernama Tari.

"Yesss, nice shot ...."

"Aaaakkhh ..." Tari yang belum siap langsung terjungkal kebelakang. Teriakan histerisnya langsung menggema dilorong kelas yang sepi. Darah segar terlihat merembes dari hidung juga bibirnya.

Tanpa aba aba, Mikayla berlari mendekati Angel dan Mira yang masih syok dengan apa yang mereka saksikan barusan. Ketika semakin mendekat, menggunakan teknik 'Dwi Hurigi' dalam Taekwondo, dia langsung mengarahkan kakinya menyasar kepala Angel. Dan dalam sekali tendangan, Angel langsung terkapar di lantai dengan keadaan yang sama mengenaskan dengan Tari.

Teriakan keras dari Tari dan Mira ternyata mengundang perhatian dari penghuni kelas. Lorong yang tadinya sepi, kini terlihat mulai ramai. Semua murid dan guru yang berada dikelas berhamburan keluar ingin mencari tau apa yang terjadi.

Mikayla yang masih kalap jelas tidak peduli, dia menghampiri Mira dengan senyum smirknya. Tanpa berkata apa apa, dia menarik kerah bagian depan seragam Mira hingga robek sampai kebawah.

"Nice ...."

Kemudian sebuah tonjokan mendarat mulus dipipi Mira, membuat Mikayla menyeringai puas melihat pipi gadis itu yang memar dan terluka, juga mulutnya yang mengeluarkan darah. Mira yang masih syok hanya bisa terdiam dan menangis menahan sakit dan malunya.

Tanpa memperdulikan suara suara ribut disekelilingnya, Mikayla kembali mendatangi Angel dan Tari yang sudah duduk dibantu oleh temannya yang lain.

Mikayla berjongkok di depan Angel sambil meneliti wajah gadis itu yang sudah terlihat menciut. Sebelah wajahnya membengkak, memar dan darah sisa usapan terlihat dihidungnya. Mikayla menyeringai senang. "Ck, seharusnya tadi gue nyasar leher lo ya, tapi kaki gue malah nyangkut di kepala lo, sial." Lagi lagi Mikayla terkekeh pelan.

Dan kepalanya kembali menoleh kearah Tari yang sudah menundukkan wajahnya sambil menangis. Mikayla mencengkeram dagu gadis itu, lalu mengangkat wajahnya. Mikayla meneliti sesaat sambil tersenyum sinis, "Wajah lo ngga lebih baik dari temen-temen lo. Bilangin terima kasih buat bik Nonik, karna udah nyediain ember buat penyokin hidung jelek lo ini."

"Listen bitch!" Mikayla menatap langsung tepat ke mata Angel dan Tari yang terlihat sudah bergetar. "Gue paling anti gangguin orang, apalagi orang yang ngga gue kenal. Dan parahnya lagi, gangguin orang karna disuruh orang lain. Tapi kalian bertiga malah nyiksa gue hanya karna masalah temen kalian yang kalian pun ngga tau gimana ceritanya."

Hallo, MikaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang