Empat bulan lebih setelah kejadian penyerangan yang dilakukan oleh Mikayla pada Angel dan kedua temannya. Sampai sekarang laporan dari polisi yang digadang gadang oleh orang tua mereka belum juga sampai ke telinga Mikayla, begitu pula kasus yang mau mereka viralkan, belum terlihat dilayar TV atau di sosial media manapun.
Jelas mereka takut, karna memang Mikayla mempunyai bukti kuat kalau dia tidak sepenuhnya bersalah. Sebulan sebelum kejadian itu, CCTV mini sudah terpasang di atas sudut toilet yang langsung mengarah ke depan cermin. Jadi setiap kegiatan yang dilakukan di depan wastafel langsung terekam jelas, lengkap dengan audionya. Ditambah dengan ancaman Sairish yang jelas tidak main main membuat mereka tidak bisa berkutik, kalau tidak ingin jadi gembel dalam sehari.
🍀🍀🍀
Kelas begitu hening di jam 12.50 ini, masih tersisa 10 menit lagi untuk bebas dari soal soal yang sangat menyebalkan menurut Mikayla. Gadis itu mendesah lelah, Sairish sudah keluar dari 30 menit yang lalu. Bagaimana bisa Sairish mengerjakan soal pilihan ganda dan essay 50 nomor hanya dalam waktu 20 menit, apa Sairish sempat berpikir juga? Sedangkan dia masih bertahan dengan 3 soal essay yang membuat kepalanya hampir meledak. Padahal dia sudah menerapkan sistem kebut semalam, tapi tetap saja rumus rumus itu ogah kecantol diotak pas pasan yang dipunya Mikayla.
Melihat Adena dan Rara yang bangkit dari kursinya, diapun cepat cepat menulis jawaban di lembar terakhir kertas ulangannya. Ngga papa salah, yang penting udah usaha adalah prinsip yang sangat dipegang teguh oleh seorang Mikayla. Walaupun otaknya tidak sejenius Sairish, tapi otaknya juga tidak sebodoh Patrick. Ya ... dia bisa disamakan dengan ... Spongebob, mungkin? Ah sudahlah, ngga ada waktu untuk memikirkan itu. Yang terpenting sekarang, dia harus cepat cepat keluar dari kelas agar tidak ditinggal pulang oleh Sairish.
Cepat cepat Mikayla berlari dikoridor kelas yang sudah terlihat ramai oleh murid murid yang selesai mengerjakan ulangan. Waktu masih 3 menit lagi untuk bel pulang berbunyi. Hari ini adalah hari terakhir ujian semester mereka, setelah itu mereka akan libur panjang sampai tahun baru nanti.
Mikayla ngos ngosan berdiri di depan sairish yang menyender di mobil sambil bersedekap dada. Terlihat raut kesal dari gadis itu.
"Ck, lama ...."
"Lo pikir otak gue sama kayak otak lo? Ngga usah bawel, kepala gue masih pusing. Mana lo pelit lagi ngga mau kasih contekan." Mikayla mencebikkan bibir menatap kesal pada sepupunya.
"Ngga bisa gerak gue Ka. Lo ngga liat tadi miss Tia berdirinya persis samping lo?" sairish terkekeh sambil mengelus pundak Mikayla yang masih menampakkan wajah kesalnya.
"Itu juga miss Tia, ngapain juga pake berdiri samping gue. Tau aja kalo gue mau nyontek." Mikayla cengengesan setelah mengatakan niat dosanya.
"Ck, moga calon ponakan gue nanti ngga bodoh kayak lo." Sairish berdecak miris, pura pura prihatin menatap Mikayla
"Kei pintar Rish, tenang aja." Mikayla tersenyum jumawa.
"Yakin banget bisa sama dia?"
"Lah, harus yakin dong."
"Tapi bukannya isi otak itu ngikut ibu ya? Yah, kasian dong kepintaran Jayden ngga guna buat anak anak lo kelak." Sairish tertawa remeh ke arah Mikayla yang sudah memberikan tatapan membunuhnya pada Sairish.
"Bacot Nona Sairish Dayana Malik!"
"Ini lagi si anak dua itu kemana sih? Perasaan mereka keluar duluan daripada gue." Mikayla berdecak kesal karna perutnya sudah meronta minta diisi dari tadi.
"Tadi Rara ngechat gue, masih di toilet mereka." Sairish pura pura tidak melihat wajah kusut Mikayla.
"Sabar ya kesayangan Haha, bentar lagi kita pulang kok. Tahan bentar ya." Mikayla mengelus-elus perut ratanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo, Mikayla
RomanceArea 21 ++ 🔞🔞🔞 Laki laki itu bernama Jayden Keitaro. Jangan tertipu dengan wajah tampan dan lembutnya, dia adalah iblis yang berwujud malaikat, itu kata Mikayla Anindira Prasojo. Jayden mampu merubah seorang mikayla yang periang menjadi gadis yan...