bab 1

2.5K 167 464
                                    

MOS (Masa orientasi siswa baru)

"Bagi siswa baru yang tidak melengkapi atributnya, silahkan maju ke depan. Baris di pojok kanan saya!"

Terdengar suara seorang senior yang memegang Megaphone di depan lapangan.

Hening, tidak ada satupun siswa yang bergerak untuk maju. Semuanya diam menunduk, bahkan ada yang diam diam keluar dari barisan. "Jangan ada yang berani keluar dari barisan!" Lagi suara tegas itu menginterupsi. "Apakah tidak ada?"

Lagi-lagi hening.

"Oke, kalau begitu. Silahkan masing-masing anggota osis, periksa kelengkapan atribut kelompok yang menjadi tanggung jawab kalian!"

Terdengar kasak kusuk dari barisan siswa baru, semua sibuk memeriksa kelengkapan atributnya. Akhirnya satu persatu siswa yang merasa atributnya tidak lengkap maju ke depan dan berdiri dipojokan kanan, memisahkan diri dengan siswa yang sudah lengkap atributnya. Mereka berpikir, dari pada diseret anggota Osis, lebih baik maju sendiri. Malu, malu dah sekalian.

Dibarisan siswa baru terlihat seorang gadis yang menundukkan kepalanya sedari tadi. Dia tidak memperhatikan bahkan mendengar seniornya yang berbicara di depan. Dia terlihat asyik dengan pikirannya sendiri.

"Ck, Sairish kambing! Enak banget dia tiduran dirumah. Gara-gara mama nih, mana panas lagi!"

Dia menggerutu pelan, bibirnya mengerucut tanda dia benar-benar kesal. Teringat pembicaraannya tadi pagi dengan sang mama yang membuat moodnya semakin buruk.

"Aku ga mau ikut MOS ma, Sairish aja jam segini masih tidur. Aku juga mau tidur!" Mika merengek di atas tempat tidur.

"Sairish kan masih kecil, Kay. Kasihan dia kalo berdiri panas-panasan." Mamanya menjawab kalem.

"Cuma beda setahun dari aku, apanya yang kecil? Badan aku sama Irish aja sama besarnya." Mika mengerucutkan bibirnya kesal.

"Ya, tetap aja umur kamu yang paling besar. Udah ah, mandi sana! Nanti telat. Awas ya, jangan gangguin irish tidur. Mama tunggu kamu 10 menit lagi di meja makan. Kalo telat, mama seret kamu".

Setelah mengatakan itu, sang mama berlalu dari kamar Mikayla.

"Mamaaaaaaaa......!!!!" Mika berteriak frustasi sambil mengacak rambut singanya.

Dan yang terjadi? Ya, seperti yang terlihat sekarang. Dia sedang berdiri diantara ratusan siswa baru yang berpakaian ala badut dengan atap matahari langsung. Aaahh ... Sungguh mantap sekali panasnya!

"Mana foto dipapan nama lo?!"

Mikayla terjengkit kaget mendengar teriakan cempreng dari seorang gadis yang berdiri di depannya. Sairish menoleh ke sekelilingnya, lalu meringis pelan. "Kenapa pada liatin gue? Apa dari tadi, ada yang gue lewatkan?"

Mikayla terlihat bingung saat memandang wajah garang seorang gadis yang berdiri angkuh di depannya itu.

"HEH! gue ngomong sama lo! Jangan pura-pura tuli!"

Mikayla lagi-lagi kaget. Dia memegang dadanya yang kembali berdebar. "Kak. Bisa, ngga, kalo nanya yang biasa aja. Ngga usah pake teriak. Jantung aku mau copot denger suara toa kakak!"

Terdengar suara deheman silih berganti menyamarkan suara-suara cekikikan tertahan dari sisi kiri dan kanan Mikayla. Gadis yang berdiri di depan mikayla itu menggeram kesal mendengar tanggapan santai sang siswa baru. Apalagi saat mendengar tawa tertahan dari siswa baru yang lain, membuat dia merasa sedang dipermalukan.

"Lo benar-benar ngelunjak ya! Baru jadi murid baru aja, lo udah berani nantangin senior!"

Mikayla mengorek kedua telinganya bergantian, membuat semua orang melongo kaget. Apa dia tidak tau bagaimana merah padamnya wajah senior yang sedang berdiri di depannya itu?

Hallo, MikaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang