bab 18

227 40 200
                                    

Tidur mikayla terganggu ketika mendengar suara suara ribut di depan tirai tempatnya tidur. Sebenarnya dia tidak ingin menggubrisnya tapi ketika nama pacarnya disebut sebut, dia menjadi sedikit penasaran pada dua orang di depan sana.

Dia masih mendengar dalam diamnya sambil tetap menutup mata. Mikayla bukan berniat menguping, tapi karna memang mereka masih dalam satu ruangan yang hanya disekat oleh tirai. Mungkin mereka berpikir diruangan ini tidak ada orang, sehingga mereka leluasa berbicara lantang.

"Aku pacar kamu Na, wajar kalo aku cemburu. Yang ada diotak kamu itu hanya Jayden, Jayden, dan Jayden aja. Menurut kamu, apa aku ngga berhak cemburu?" terdengar suara cowok yang sedikit kesal berbicara.

"Please Yu, Jay itu sahabat aku. Jadi wajar kalo aku mikirin dia."

"Itu ngga wajar Na. Kamu memprioritaskan jay dalam segala hal, kamu anggap aku apa? Ooh, apa bener yang dibilang anak anak, kalo aku cuma pelarian kamu aja. Kamu jadiin aku pacar agar Jayden cemburu gitu?"

"Ck, kamu ngomong apa sih? Ngga usah ngaco!. Kamu itu cowok aku, bukan pelarian atau apapun itu. Bisa ngga kamu ngga usah dengerin kata temen temen kamu?"

"tapi aku rasa yang dibilang temen temen aku itu bener. Kamu cuma jadiin aku objek agar Jayden cemburu. Kamu ngga bener bener suka aku!"

"Kok kamu ngomongnya makin aneh sih?"

"Buktinya selama lima bulan kita pacaran, kamu ngga bener bener ada buat aku!"

"Terus mau kamu apa?" terdengar suara jengah dari si ceweknya.

Sebelum laki laki itu kembali menyahut, Mikayla langsung berdehem dibalik tirai. Dia sudah cukup risih mendengar perdebatan dua orang yang sudah dipastikan itu Nina dan pacarnya.

"ekhm ... Mbak, mas, kalo mau ribut masalah rumah tangga, alangkah baiknya diselesaikan dirumah saja. Jangan disini, malu didengar tetangga."

Setelah Mikayla mengatakan itu, tidak terdengar lagi suara mereka, sesaat yang terdengar hanya suara derit pintu yang dibuka dan ditutup dari luar saja.

Berniat ingin kembali menyambung tidur, tapi ponsel yang dia letakkan disamping bantal berdering menampilkan nama pacarnya. Tanpa berpikir panjang, dia langsung mengangkatnya.

"Hallo bee ..."

"Love, kamu masih di UKS? Masih pusing?Mau aku bawain makan ngga?"

"Ngaa usah, aku kesitu sekarang."

"Mau dijemput ngga?"

Terdengar teriakan heboh dari sahabat sahabatnya mendengar ucapan Jayden, juga suara tawa Adena yang mendominasi. Ah, ternyata mereka lagi ngumpul. Mikayla tersenyum, dia cepat cepat turun dari atas tempat tidur dan memakai sepatunya.

"Ngga usah, pesenin aja aku bakso. Aku udah on the way nih."

Mikayla membuka pintu UKS dan menutupnya kembali. Berjalan cepat menyusuri koridor kelas, mengabaikan tatapan murid murid yang berpapasan dengannya.

Sesampainya di kantin, dia dihebohkan dengan teriakan Adena yang memanggil namanya. Adena dan suara cemprengnya adalah perpaduan yang pas untuk membuat malu. Mikayla mendekat dan langsung duduk disamping Jayden yang langsung menyodorkan semangkok bakso dan es jeruk untuknya.

"Thank you bee." Mikayla memberikan senyum lebarnya untuk Jayden

"Sama sama cantik." Jayden berkata sambil mengusap pelan rambut Mikayla. Senyum manis tidak terlepas dari bibir Jayden semenjak kedatangan pacarnya.

Hallo, MikaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang