01. Adaptasi

172 13 2
                                    

Seorang gadis bersurai pirang duduk di brankar rumah sakit di salah satu ruangan VIP sedang menyantap bubur hambar di hadapannya.

Gadis itu adalah salah satu pasien di rumah sakit ini yang baru saja terbangun dari koma beberapa hari yang lalu. Gadis yang akhirnya terbangun setelah tidur panjang selama kurang lebih 6 bulan itu langsung membuat orang di sekitarnya terguncang karena ia mengatakan bahwa ia tidak mengingat apapun kecuali namanya sendiri, Estelle.

Setelah beberapa hari berlalu, kondisi fisik Estelle mulai membaik. Gadis yang mulanya tidak bisa melakukan apa-apa kini sudah bisa mendudukkan dirinya sendiri dan makan sendiri.

Estelle menoleh ke arah wanita paruh baya yang sedang sibuk merapikan pakaiannya. Wanita itu mengaku sebagai ibu kandungnya, namun Estelle tidak tahu itu benar atau tidak karena ia tidak mengingat apapun.

Begitu mendengar kabar bahwa Estelle sadar, wanita itulah yang paling bahagia hingga menangis haru. Namun saat mengetahui bahwa putrinya didiagnosa mengidap amnesia, dia pula lah yang paling terpukul.

Katanya 6 bulan yang lalu, Estelle mengalami kecelakaan yang menyebabkan ia koma cukup lama dan baru terbangun beberapa hari yang lalu.

Hingga saat ini baru dua orang yang mengaku sebagai keluarga Estelle, yaitu ibunya dan adik laki-lakinya, Eric.

"Eric," panggil Estelle pada anak laki-laki berseragam sekolah yang sedang asik bermain ponsel di sofa.

"Apa, kak?" Jawab Eric sambil menoleh ke arah kakaknya.

"Kenapa kamu selalu memakai seragam setiap datang ke sini?"

"Hm... karena aku malas pulang ke rumah. Aku benci rumah-"

"Eric, tidak boleh bicara begitu!" Potong Alena, sang ibu.

"Benci? Memangnya seburuk apa itu?" Tanya Estelle penasaran karena ini bukan pertama kalinya Eric mengatakan ia tidak suka rumah.

"Neraka! Tempat itu sama seperti neraka!"

Plak plak

Alena memukul Eric berkali-kali, mulai dari lengan, punggung, dan bahunya.

"Aduh! Sakit, Bu!"

"Makanya, jangan bicara sembarangan pada kakakmu!"

"Iya, iya! Jangan pukul aku lagi."

"Dari tadi kamu main hp terus, lebih baik kamu belajar sana!"

"Tidak mau, aku sudah lelah belajar di sekolah, masa sekarang aku harus belajar lagi?" Ucap Eric yang langsung bangkit lalu melarikan diri dari ibunya.

"Kakak! Lindungi aku!" Ucapnya lagi sambil bersembunyi di belakang Estelle.

"Eric! Sini kamu, jangan ganggu kakakmu!"

"Tidak mau!"

Estelle terkekeh geli melihat Eric yang tubuhnya jauh lebih besar malah bersembunyi di balik tubuhnya.

"Eric~!"

"Kakak... tolong..."

Tok tok

Ketiganya seketika terdiam saat mendengar suara ketukan pintu dari luar. Alena berjalan menuju pintu berwarna putih itu kemudian membukanya dengan perlahan. Terlihat dua wanita berseragam perawat membawa sebuah kursi roda.

"Ah, ternyata sudah waktunya. Estelle, makananmu sudah habis, kan?"

"Iya," jawab Estelle sambil mengangguk.

Who Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang