07. She laughs at me

73 9 0
                                    

Estelle dan ibunya sedang berada di salah satu rumah sakit swasta yang ada di ibu kota. Saat ini mereka duduk berhadapan dengan seorang dokter dan tampak sedang melakukan percakapan serius.

"...Emboli Paru? Apa itu berbahaya, Dok?" Tanya Estelle pada pria paruh baya di depannya itu.

"Jika pasien menjalani pengobatan-"

"Apa itu penyakit mematikan?" Potong Estelle.

"...Penyakit ini memang mematikan, tapi jika dilakukan pengobatan yang tepat maka pasien bisa sembuh..."

"Kenapa? Kenapa ibu menyembunyikan ini? Kalau tadi aku tidak bersikeras membawa ibu ke rumah sakit, sampai kapan ibu akan menyembunyikan ini dariku?!"

"Estelle... tenanglah..."

"Dokter, ini bisa disembuhkan, kan?"

"Tentu saja saya akan berusaha semaksimal mungkin."

"Kalau begitu, tolong... tolong lakukan apapun untuk menyembuhkan ibu saya. Saya mohon...!"

***

Sepanjang perjalanan pulang, Estelle tak bicara apa-apa. Ia tenggelam dalam pikirannya yang penuh dengan penyesalan karena selama ini kurang memperhatikan sang ibu.

Estelle merasa bagian hatinya yang paling dalam terasa sangat sakit saat mengetahui penyakit sang ibu. Namun ia merasa asing dengan perasaan itu karena merasa itu bukan perasaan miliknya.

Estelle berbaring di ranjang miliknya, kemudian membenamkan wajahnya di bantal.

'Tidak ada yang berjalan sesuai keinginanku...' Batinnya.

"Hiks... hiks..."

Samar-samar terdengar suara isak tangis dari kamar gadis itu. Anne yang tak sengaja mendengar suara tangis majikannya itu memilih untuk pergi dan pura-pura tidak tahu.

"Nona pasti kesulitan," gumamnya.

***

Estelle tidak ikut sarapan bersama karena merasa tidak enak badan. Karena khawatir dengan putrinya, Alena pun membawakan sarapan untuk Estelle.

"Ibu, sudah minum obat?" Tanya Estelle.

"Iya, sudah. Kamu tidak perlu memikirkan itu."

"Apa maksud ibu? Tentu saja aku harus memikirkan itu."

"Iya, tapi sekarang kamu juga pasien. Jadi fokuslah dengan kesehatanmu dulu."

"..."

Estelle menatap wajah sang ibu tanpa suara.

"Ibu... hiks... maaf karena aku kurang memperhatikan ibu..."

'!!!'

"Estelle?! Kenapa kamu tiba-tiba menangis?"

"Hiks... maaf.... maafkan aku...!"

Estelle memeluk sang ibu dengan erat sehingga membuat wanita paruh baya itu semakin khawatir.

"Estelle... kamu meminta maaf untuk apa? Kamu tidak melakukan kesalahan apa-apa..."

'Kenapa?! Kenapa lagi-lagi tubuhku tidak bisa kukendalikan?!'

Estelle berusaha untuk mengendalikan tubuhnya sekuat yang ia bisa, tapi terus saja gagal. Ia mulai ketakutan dengan dirinya sendiri, rasanya seperti ada sesuatu yang merasukinya dan mengambil alih tubuhnya.

'Bagaimana ini?! Aku bahkan tidak bisa berbicara...!'

"Berhentilah menangis, Estelle..."

Estelle merasakan perasaan asing yang berusaha untuk menyatu dengan dirinya. Ia merasakan kesedihan yang teramat dalam setiap kali sang ibu menepuk-nepuk punggungnya.

Who Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang