11. Dark Day

45 9 0
                                    

"Eric!"

Estelle berlari di sepanjang koridor rumah sakit menghampiri sang adik yang berada di ujung koridor.

"Estelle, jangan berlarian!" Cegat Lucas, namun sia-sia saja karena Estelle sudah sampai di depan sang adik.

"Di mana ibu? Bagaimana keadaannya?"

"Ibu baik-baik saja, Kak. Dia baru saja tertidur setelah minum obat. Apa kakak baik-baik saja? Kakak terlihat sangat lelah."

"Aku baik-baik sa..."

Hap

Estelle nyaris terjatuh jika tidak ada Lucas di belakangnya.

"Kakak pasti lelah, ayo istirahat dulu."



"Ini minum dulu," ucap Eric sambil menaruh 2 mug berisi teh hangat di depan Estelle dan Lucas.

Estelle mengangguk kemudian meneguk minuman itu.

"Pagi hari ibu masih baik-baik saja, bahkan dia pergi ke butik. Tapi sorenya aku dapat kabar dari asisten ibu kalau ibu pingsan dan dilarikan ke rumah sakit."

Eric mendudukkan dirinya di bangku kecil yang berhadapan dengan keduanya.

"Lalu bagaimana kata dokter? Apa penyakit ibu semakin parah?" Tanya Estelle.

"Ah... soal itu..." Eric tampak ragu melanjutkan kalimatnya.

"Kenapa?"

"Mungkin lebih baik kakak mendengar langsung dari dokternya."

"Aku akan menemui dokternya sekarang," ucap Estelle sambil bangkit dari duduknya.

"Tidak boleh!" Ucap Lucas dan Eric bersamaan.

"Kenapa?"

"Kamu tahu bagaimana penampilanmu sekarang? Seperti mahasiswa semester akhir!" Ujar Lucas.

"Ya, benar. Walaupun aku tidak tahu bagaimana penampakan mahasiswa semester akhir," tambah Eric.

"Tapi aku harus tahu keadaan ibu."

"Kita bisa temui dokternya besok, kak."

"Ayo kita makan dulu, kamu belum makan sejak tadi siang. Kamu juga tidak mau makan apa-apa saat di pesawat tadi," ucap Lucas.

"Ayo pergi bersama kak, aku juga belum makan malam."

"Haah... baiklah."

***

"Saya akan memperkenalkan diri ulang, saya Andrew Hamilton, saya adalah teman Alena saat masih sekolah dulu."

Kedua mata Estelle membulat saat mendengar perkataan pria paruh baya yang ada di depannya saat ini.

"Dokter... adalah teman ibu saya?"

"Ya, benar. Sebenarnya beberapa bulan lalu Alena datang. Setelah melakukan beberapa pemeriksaan ternyata dia mengidap emboli paru. Namun sayangnya dia datang terlambat, karena penyakitnya sudang sangat parah. Sisa waktunya tidak lama lagi."

Estelle tanpa sadar meremas kedua tangannya, Lucas yang berada di sampingnya langsung menggenggam tangan wanita itu.

"Sebenarnya saya sudah menyarankan untuk melakukan pengobatan dan rawat inap, tapi dia menolak dengan tegas. Dia mengatakan bahwa dia tidak ingin merepotkan semua orang. Selain itu dia ingin melakukan semua yang ia inginkan selama sisa hidupnya."

"Jadi, ibu selama ini menyembunyikan penyakitnya? Lalu mengapa dokter tidak bilang pada saya waktu itu?"

Dokter itu menghela napas pelan.

Who Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang