04. Contract

86 10 1
                                    

"Kenapa kamu menyembunyikan ini dari orang-orang?"

Estelle memalingkan wajahnya dari Lucas sambil mengusap leher belakangnya.

"Aku... punya alasan."

"Yah... baiklah, aku juga tidak berniat untuk menanyakan alasannya. Tapi, bagaimana dengan perjanjian kita. Kamu benar-benar melupakan itu?"

Estelle kembali menoleh ke arah Lucas kemudian mengangguk.

"Haah... sepertinya ini akan menghabiskan banyak waktu," ucap Lucas sambil melonggarkan ikatan dasinya.

Lucas menceritakan secara garis besar, tentang alasan mengapa mereka membuat perjanjian itu.

Dulu, kakek Lucas dan kakek Estelle berteman dekat. Sebelum meninggal, kakek Lucas membuat surat wasiat untuk keluarganya bahwa, ia hanya akan mewariskan perusahaannya pada Lucas, namun dengan syarat Lucas harus menikah dengan Estelle.

Selain itu kakek Lucas juga membuat surat wasiat lain untuk sahabatnya, yang berisi permintaan agar Estelle dijadikan pasangan cucunya suatu hari nanti. Tidak ada yang tahu apa alasan direktur dari HS Development itu memilih Estelle untuk menjadi menantunya. Namun tentu saja di sini, Estelle-lah yang merasa paling dirugikan.

Karena Lucas masih belum cukup umur saat kakeknya meninggal, perusahaan itu diambil alih oleh sang paman, kakak dari ibu Lucas yang sangat tamak. Lucas sudah tidak tahan melihat sang paman yang sangat tidak kompeten itu. Karena ia tidak ingin perusahaan yang sudah dibangun oleh kakeknya jadi hancur di depan matanya, pada akhirnya Lucas memilih untuk memenuhi wasiat kakeknya itu.

Sayangnya hal yang diinginkan Lucas tidak berjalan semulus yang ia pikirkan. Estelle langsung menolak mentah-mentah lamarannya ketika pertama kali bertemu. Gadis itu bilang dia ingin hidup bebas, dia tidak ingin menikah dengan siapapun, selamanya.

Awalnya Lucas mulai putus asa untuk membujuk Estelle si anjing gila Harrison itu, hingga akhirnya ia menemukan ide untuk menawarkan pernikahan kontrak dengan gadis itu.

"...Jadi keuntungan apa yang bisa aku dapatkan kalau menerima perjanjian ini?"

"Haah... aku tidak menyangka aku akan menjelaskan hal ini padamu untuk yang kedua kalinya."

"..."

"Kamu bilang kamu ingin kebebasan. Jadi selama menikah, aku tidak akan mengusik kehidupan pribadimu. Kamu hanya perlu berperan sebagai istri di saat-saat tertentu saja."

"Hm... coba jelaskan apa saja isi surat perjanjian itu," pinta Estelle sambil menunjuk kertas yang ada di tangan Lucas.

"Pertama, kedua belah pihak hanya akan menjalankan kehidupan pernikahan selama 2 tahun, setelah lebih 2 tahun boleh bercerai. Kedua, kedua belah pihak dilarang ikut campur dalam urusan pribadi masing-masing. Ketiga, meskipun hanya pernikahan kontrak, pihak suami harus memenuhi semua kebutuhan istri. Keempat, tidak boleh jatuh cinta. Yang ke-"

"Siapa yang membuat poin barusan?" Potong Estelle.

"Kamu."

"Hmm, ya bagus," ucap Estelle bangga.

"...Selanjutnya?"

"Poin selanjutnya kamu baca saja sendiri, lalu akan ada penambahan aturan setelah menikah nanti," ucap Lucas sambil menaruh kertas perjanjian itu di meja.

"Hm... baiklah. Omong-omong aku ada pertanyaan," ucap Estelle.

"Apa?"

"Kenapa harus 2 tahun? Ada apa dengan 2 tahun?"

"Karna dalam 2 tahun itu selambat-lambatnya kita bisa punya 1 anak."

"A-apa?!! Kamu mau punya anak?!"

Who Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang