13. Suspicious

22 8 3
                                    

Estelle kembali. Ia kembali bersikap seperti biasa, persis seperti sebelum ia mengetahui fakta bahwa dirinya bukanlah Estelle yang asli. Ia sengaja berpura-pura seperti itu karena tidak ingin membebani orang-orang di sekitarnya. Sudah cukup 3 hari ia membuat adik dan suaminya khawatir, tidak perlu membuat masalah lagi.

Sejak terbangun dari mimpi terakhir, Estelle bertekad untuk menyelesaikan dendam yang ada di tubuh ini agar ia bisa kembali ke tubuh asalnya lebih cepat. Setelah berpikir semalaman, Estelle membuat kesimpulan sementara bahwa dendam Estelle yang asli pasti berhubungan dengan para bibi. Sudah pasti Estelle tidak terima akan kematian ayahnya, karena itu ia pasti ingin memberikan balasan yang setimpal kepada para bibi.

Pagi itu Estelle dan Lucas sarapan bersama. Mereka duduk berhadapan di meja makan, menyantap sarapan mereka masing-masing. Estelle tiba-tiba melontarkan pertanyaan yang membuat Lucas menunjukkan ekspresi bingung.

“Aku ingin tahu, sebenarnya kenapa aku bisa kecelakaan?”

“Kenapa tiba-tiba bertanya tentang itu? Apa ini berhubungan dengan sikapmu yang tiba-tiba berubah kemarin?”

“Tidak, aku hanya merasa bahwa aku perlu tahu tentang itu.”

Lucas tak langsung menjawab, pria itu menatap Estelle dengan intens seolah ingin menembus ke dalam pikiran wanita yang ada di depannya itu.

“Waktu itu aku memang berniat untuk mencari tahu penyebab kecelakaan itu, tapi aku mendengar bahwa polisi sudah menemukan penyebabnya. Mereka bilang kamu kecelakaan karena berkendara dalam keadaan mabuk. Yah, itu cukup masuk akal jika mengingat kebiasaanmu yang sering main ke kelab malam. Karena kasusnya sudah ditutup, jadi aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi.”

Estelle mendengarkan penjelasan Lucas dengan seksama, ia berusaha untuk menganalisis setiap kalimat yang diucapkan pria itu hingga ia merasakan ada sesuatu yang menjanggal di hatinya.

“Tapi Lucas, jika kamu bilang aku sering pergi ke kelab malam, kenapa aku kecelakaan tepat di hari itu? Selama ini aku baik-baik saja? Kenapa hari itu berbeda?”

“Yah, itu bisa saja terjadi. Mungkin saja kamu kena sial hari itu.”

“Tapi hari itu aku tidak minum banyak, Lucas.”

Kedua mata Lucas seketika membulat mendengar ucapan Estelle barusan.

“Ingatanmu sudah kembali?”

“Ah… Ehem, belum sepenuhnya. Hanya saja… akhir-akhir ini aku mendapatkan beberapa potongan ingatan.”

“Sungguh?! Kamu sudah ingat sampai mana?”

Lucas tampak begitu semangat sehingga membuat Estelle jadi salah tingkah. 

“T-tunggu, Lucas. Aku hanya mengingat sebagian kecil. Bahkan ingatan yang muncul itu masih acak.”

“Tidak apa-apa, ingatanmu pasti akan segera kembali.”

Estelle tersenyum miris. Sudut hatinya terasa sakit mendengar perkataan Lucas. Kembalinya semua ingatan Estelle bukanlah hal yang bagus bagi mereka. Jika ingatan Estelle kembali, namun sifatnya berbeda dari sebelumnya, maka Lucas akan curiga dan merasa aneh. Estelle takut ia akan mengecewakan pria itu. Lucas pasti akan marah karena merasa telah dibohongi selama ini.

“Karena itu Lucas, aku merasa ada sesuatu dibalik kecelakaan yang aku alami. Aku yakin ini bukan kecelakaan biasa.”

“Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan sekarang? Kasus sudah ditutup.”

Estelle tersenyum lalu berkata, “besok, temani aku ke kantor polisi.”

***

Who Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang