09. Honeymoon

68 8 0
                                    

"Ini buku diari kakak?"

"Mana kutahu! Aku kan amnesia!"

"Ya sudah, ayo kita baca."

Estelle dan Eric membaca tulisan yang ada di buku itu bersama halaman demi halaman. Meski tulisan yang ada di buku itu terlihat kurang bagus dan rapi, tapi masih bisa dibaca. Halaman pertama hanya berisi perkenalan diri ala anak kecil. Dari halaman tersebut mereka berdua pun tahu bahwa itu adalah buku milik Estelle.

"Haha... lucu sekali, aku tidak menyangka kakak membuat sesuatu seperti ini."

"Jangan meledekku!"

Kedua kakak adik itu membalikkan buku itu ke halaman berikutnya.

Bibi jahat, mereka tidak suka aku, Eric, ibu, dan ayah. Mereka jahat.

Kaki Eric patah karena bibi.

"Eric? Kakimu pernah patah?"

"Huh? Entahlah. Mungkin itu terjadi saat aku masih sangat kecil, jadi aku tidak begitu ingat."

Bibi merobek baju ibu.

"Apa maksudnya bagian ini?" Tanya Estelle.

"Mana kutahu, Kak."

Bibi jahat. Dia ingin melukai ayah.

"!!!"

"Ah benar!" Ucap Estelle tiba-tiba.

"Apa kak?"

"Eric... aku ingat tentang rencana pembunuhan ayah."

"Sungguh? Kakak sudah ingat semuanya?"

"Tidak, aku belum mengingat semuanya. Tapi sepertinya ini informasi yang sangat penting."

"Apa itu?"

"Alasan kenapa penyebab kematian ayah tidak usut lebih jauh, karena bibi menyuap polisi dan dokter yang menangani kasus itu."

"Apa?! Wah! Kedua bibi itu benar-benar!!"

"Selain itu, aku tahu satu hal yang pasti. Kedua bibi bukan hanya menargetkan ayah, tapi kita semua."

"...Apa?!! Memangnya kita punya salah apa pada mereka?! Kenapa mereka begitu membenci kita!!"

"Karena itu, Eric. Aku harap kamu bisa menjaga dirimu sendiri dan juga ibu. Karena tak lama lagi aku akan pergi dari rumah ini."

***

Hari pernikahan...

Di sebuah koridor yang sepi, tampak seorang gadis bersurai cokelat yang sedang berjalan mengendap-endap ke arah ruang ganti baju pengantin. Gadis itu adalah Silvia. Dia menoleh ke sana ke mari seperti takut ketahuan oleh seseorang. Sesampai di depan ruangan itu, ia pun langsung membuka pintu dengan perlahan dan berhasil masuk tanpa ketahuan.

"Aku tidak sudi melihatmu bahagia, Estelle," ucap gadis itu sambil tersenyum miring.

Silvia mengeluarkan sesuatu dari kotak yang ada di tangannya. Sesuatu yang kecil dan tajam, itu adalah sebuah jarum. Silvia menatap gaun pengantin yang akan dikenakan Estelle nanti dengan tatapan tajam penuh rencana jahat.

"Ini tidak akan membunuhmu, kok. Jadi jangan khawatir."

Gadis itu menusukkan jarum pada bagian punggung gaun.

"Eh?!!"

Karena terlalu kecil, Silvia tak sengaja menjatuhkan jarum itu. Ia sudah mencari ke mana-mana, namun benda kecil itu tak kunjung ia temukan.

"Sial!!"

Silvia tersentak kaget mendengar suara berisik dari luar. Karena takut tertangkap dan dicurigai, ia memutuskan untuk segera pergi dari sana.

Who Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang