^23 : Farewell^

1.8K 167 79
                                    

Sambil bersenandung ria, Chayoung membereskan berkas-berkas setelah sidang berakhir, ia tersenyum lebar karena baru saja memenangkan kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh walikota terpilih, kasus besar yang mampu ia selesaikan dalam waktu tujuh minggu. Terlihat hakim dan para staff persidangan juga mulai meninggalkan ruangan, tak terkecuali pengacara lawan yang sejak tadi menatap kesal kearahnya.

Dan seperti biasa, Chayoung berhenti sejenak untuk menatap sinis dua pengacara lawan. "Menjijikkan membela predator seperti dia, dan berusaha mengalahkanku? Hah .. mustahil !" Ujarnya yang setelah itu membuat mimik muka mengejek.

Kemudian ia lanjut jalan dengan perasaan senang. Tetapi kali ini, Chayoung tidak menuju pintu depan untuk menghindari kerumunan wartawan yang sudah menunggu, hal ini karena ia menyetujui permintaan client agar tidak terlalu di sorot. Alhasil ia mengendap-ngendap lewat pintu samping menuju area parkir, sambil menoleh kesana kemari mengantisipasi adanya jurnalis.

Tiba-tiba ponselnya berdering, ia begegas sembunyi dibalik pot besar sambil berdecak kesal. Tanpa melihat siapa yang menelpon, ia langsung mengangkatnya.

"Sudah ku katakan, aku tidak bisa memberi pernyataan apapun. Pergilah ke rumah walikota, kau akan mendapat banyak berita disana."

"Tidak! Aku ingin bertemu langsung dengan Pengacara Hong Chayoung."

Ketika Chayoung mengira yang menelponnya adalah seorang jurnalis, tetapi suara bariton seorang laki-laki yang sangat familiar baginya itu membuat dirinya diam terpaku.

"Kenapa kau bersembunyi di balik pot besar?" Tanya Vincenzo di ujung telepon. Chayoung langsung keluar dari balik pot dan sedetik kemudian mendapati sosok lelaki yang teramat sangat ia rindukan, bersandar di depan lamborghini berwarna silver di area parkir yang sepi, dan sedang tersenyum kearahnya.

Sebuah kejutan. Dengan perasaan yang meluap penuh kegembiraan, Chayoung tanpa basa-basi berlari kearah Vincenzo sambil mematikan panggilan di ponselnya. Dan mungkin juga perempuan itu lupa sedang memakai high heels serta akibat terlalu senang, hingga saat hampir sampai, kakinya terselip dan memekik keras sebelum jatuh tersungkur di depan Vincenzo.

"Awwhh." Rintih Chayoung seketika. Dan reaksi Vincenzo adalah tertawa tanpa suara meskipun dia berusaha menahannya, terkekeh melihat gadis itu masih tengkurap dengan rambut yang sepenuhnya menutupi wajah, dan kacamata hitam yang terlempar beberapa meter.

Chayoung yang berusaha bangkit, mendesis kesal melihat reaksi lelaki itu. "YAK!! Ini juga gara-gara dirimu."

"Bagaimana ini bisa menjadi kesalahanku?" Vincenzo bergerak membantu gadis itu bangun dan memapahnya hingga duduk di kap mobil. Lalu ia berjongkok dan memeriksa lutut Chayoung dengan menggulung celana panjangnya.

"Apa masih sakit?"

"Tidak masalah. Yang jadi pertanyaan, kau bilang ingin di jemput sore nanti di bandara?" Tanya Chayoung sambil merapihkan rambutnya yang berantakan.

"Aku sudah sampai di Korea kemarin sore, mengambil penerbangan lebih cepat. Dan menginap di hotel yang sudah kita tentukan." Lelaki itu menurunkan celana Chayoung setelah memastikan tidak ada luka serius di kedua lututnya, hanya robekan kecil di celana dan beberapa noda kotor.

Setelah berdiri dan membereskan barang-barang Chayoung yang berserakan, mereka berdua memasuki mobil, dan meninggalkan komplek pengadilan.

"Tetapi jangan beritahu mereka kalau aku sudah tiba, biarkan tetap jadi kejutan saat di hotel nanti." Ujar Vincenzo.

"Siap bos .. bagaimana dengan Pak Ahn? dia juga sudah tahu?" Tanya Chayoung yang dibalas anggukan oleh lelaki itu.

Sudah tiga bulan lebih sejak mereka berdua berpisah, tepatnya setelah Chayoung memutuskan ke Luxemburg dan menemani warga geumga plaza hingga kembali ke Korea beberapa minggu kemudian. Sebelum berpisah, Vincenzo meminta waktu sekitar tiga bulan tersebut dan meminta bantuan perempuan itu untuk menyiapkan acara pertemuan dengan keluarga geumga, yang Chayoung putuskan untuk diadakan di sebuah hotel di pusat kota. Selama perjalanan pun Vincenzo bertanya bagaimana kabar semua orang, dan Chayoung menceritakannya dengan penuh antusias, serta tentu saja melepas kerinduan diantara mereka berdua. 

One Soul || [Vincenzo]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang