^13 : Calm before The Storm^

1.8K 207 46
                                    


"Cukup." Ucap Vincenzo sambil menepuk pundak Chayoung, dan setelah itu melepas headphone-nya.

"Aah, hanya dua yang kena." Chayoung melemaskan pundaknya sambil mengaktifkan safety pin pada pistol yang ia pegang, lalu ia melepas headphone dan kacamata pelindung.

"Jangan terburu-buru, itu sudah bagus pada dua percobaan pertama."

"Baiklah."

Mereka bedua melihat ke target manekin sejauh 10 meter diujung ruangan, dan memang hanya dua tembakan yang mengenai tubuh manekin tersebut di bagian pundak dan perut.  

"Kau harus perkuat tubuhmu ketika terjadi tolakan." Vincenzo mengambil alih pistol yang tadi digunakan Chayoung, mengosongkan amunisi dan selongsong yang tersisa. Kemudian mengarahkan pistol tersebut tepat di depan wajah Chayoung.
"Selanjutnya, masih ingat? cara merebut pistol jika di todong."

Chayoung mengangkat kedua telapak tangannya seperti melakukan tanda menyerah, lalu membuat gerakan mendadak dengan berbalik, menggenggam pergelangan tangan Vincenzo, meraih pistol tersebut dengan tangan satunya lalu memutar jempolnya menekan telapak tangan lelaki itu, dan dalam sekejap berbalik ke posisi semula, menodongkan senjata yang berhasil ia rebut.

"Bagus, tapi kurang cepat."

Chayoung mendongakkan kepalanya sambil menghembuskan napas besar, setelah itu menyerahkan pistol tersebut pada Vincenzo. Mereka berdua mengambil botol minum dan handuk, melepas lelah setelah latihan lebih dari dua jam.

"Bagaimana jika ditodong dalam jarak yang tidak dekat?" Tanya Chayoung setelah meneguk air setengah botol.

"Tidak ada yang seperti itu, mereka akan langsung menarik pelatuk dan menembakimu." Ujar Vincenzo yang membuat ekspresi gadis itu berubah ngeri. "Tetapi...?"

"Pistol memiliki akurasi yang lebih rendah daripada senapan laras panjang." Lanjut Chayoung sambil menganggukkan kepala, melengkapi kalimat Vincenzo layaknya kuis. 

"Sesaat setelah Gio mendapatkan daftar tamu pesta, kau harus segera mempelajari mereka."

"Huhh, aku tahu. Kembali pada mode Pengacara Hong.. tumpukan kertas, dan membaca lebih dalam tentang silsilah orang lain."

"Yaah,, itu bagian dari strategi yang sudah kita diskusikan." Ucap Vincenzo.

"Carmela akan membantumu, dia lebih familiar pada hal semacam ini."

Mereka berdua mengenakan jaket masing-masing dan berjalan keluar meninggalkan ruang latihan.

Suasana Mansion Cassano di Long Island ini masih sepi ketika mereka berdua mencapai pintu utama, hanya terlihat satu atau dua pegawai yang mungkin sedang bersiap-siap, karena memang waktu menunjukkan sekitar jam setengah lima pagi. Ya, Vincenzo tak pandang waktu ketika membangunkan Chayoung pagi buta untuk latihan padahal mereka baru sampai New York kemarin sore, akibatnya gadis itu menggerutu kesal sesaat dan terpaksa harus bangun bagaimanapun caranya.

Tetapi keuntungan bagun pagi buta seperti ini adalah menikmati udara yang masih begitu segar, ketika mereka berjalan santai di pekarangan walau terhitung cahaya matahari belum sepenuhnya terlihat. Mereka berdua mulai membicarakan banyak hal termasuk Vincenzo yang terbuka lebih detail mengenai jumlah kelompoknya yang tidak hanya di tempatkan di New York tetapi juga di daerah lain Amerika Serikat seperti Chicago, Las Vegas, dan Texas. Serta tentu saja juga membicarakan tentang pesta yang diadakan malam lusa. Tanpa sadar Vincenzo benar-benar mempersiapkan Chayoung untuk menjadi bagian dari mafia. 


"Bagaimana dengan ulang tahunmu? Besok? lima november?" Chayoung menepuk lengan Vincenzo dengan penuh semangat karena baru saja mengingat tanggal tersebut.

One Soul || [Vincenzo]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang