Seusai bersiap diri serapih mungkin, mengenakan setelan Booralro warna abu-abu gelap lengkap beserta rompi di dalamnya, Vincenzo membuka laci dan mengambil salah satu jam tangan mahalnya yang setara dengan harga supercar. Ia memasang di pergelangan tangan kiri sambil bercermin memastikan ketampanannya sudah on point.Setelah itu, Vincenzo keluar dari ruangannya dan berjalan menuju ruangan Chayoung hendak sedikit melakukan briefing sebelum pergi ke pesta tersebut. Sesampainya di walk in closet Chayoung, ia justru membeku melihat penampilan gadis itu .. sangat berbeda dari biasanya. Chayoung yang sedang memasang anting berdiri menoleh melihat siapa yang datang dan juga terpaku di tempat.
Vincenzo membuka mulutnya ingin berbicara tapi tidak ada satu pun kata yang keluar, melihat gadis itu mengenakan gaun navy v neck tanpa lengan dengan rok yang menjuntai dan membelah bagian kaki kiri hingga setengah paha. Gaunnya memang tidak mencetak tubuh Chayoung, tetapi ini baru pertama kali ia melihat perempuan itu mengenakan sesuatu yang menunjukkan banyak kulit tubuhnya, belum lagi gaya rambut yang setengah updo di kepang ke belakang dengan tambahan aksesoris berkelip dan anak rambut bergelombang di biarkan menggantung di depan wajah, mempertegas leher jenjangnya yang cukup terekspos.
Agak lama mereka saling memandang diam hingga Chayoung berkedip sadar dan berdehem, dirinya juga terhipnotis oleh penampilan Vincenzo. Mungkin aneh tapi menurutnya lelaki itu mengeluarkan kharisma yang berbeda serta aura yang kuat setiap kali akan berperang.
"Tuan Vincenzo! kupikir kau mengerti tata krama untuk mengetuk pintu jika masuk ke ruangan perempuan." Ucap Chayoung yang bermain dengan kata-katanya.
"Ekhm, Mi dispiace .. Signorina." Vincenzo mundur selangkah dan hendak berbalik badan tapi tak jadi, malah salah tingkah. Chayoung tersenyum melihatnya, kemudian kembali menghadap cermin sembari memasang anting di telinga satunya.
Vincenzo berjalan mendekat sambil mengamati Chayoung dari ujung kepala hingga ujung kaki, matanya seakan tak bisa lepas mengikuti setiap pergerakan perempuan itu, seperti saat ini Chayoung mengangkat kaki kirinya keatas kursi, lalu memasukkan pistol pemberian Vincenzo pada holster yang sudah terpasang melingkar di pahanya. Kali ini tidak ada fishnet stocking seperti dua tahun lalu, tetapi langsung terpampang kaki mulus gadis itu yang membuat Vincenzo menelan ludah dan merasa sedikit sesak. Sesudahnya Chayoung menurunkan kakinya dan merapikan rok untuk menutupi pistol tersebut.
"Sudah siap?" Tanya Vincenzo.
"Carmela belum memberitahuku bagaimana cara memasang ini." Chayoung menunjukkan sebuah box mini yang di dalamnya terdapat alat komunikasi kecil berbentuk gigi palsu, semacam pengganti earpiece yang biasa dipasang di telinga. Mereka sepakat untuk tidak memakai earpiece karena akan terlihat mencurigakan.
"Berikan." Kata Vincenzo sambil mengulurkan tangan dan Chayoung langsung memberikan box tersebut.
Vincenzo mengucap kata 'permisi' dengan pelan ketika memegang dagu Chayoung dan secara tidak langsung memintanya untuk membuka mulut, lalu memasukkan alat itu dengan bantuan penjepit kecil di sebelah gigi geraham paling belakang. Sembari Vincenzo mengatur letak alatnya agar pas, Chayoung tak berkedip memandangi wajah lelaki itu dari dekat, mengagumi ciptaan tuhan yang begitu indah.
"Selesai." Vincenzo memegang kedua lengan gadis itu. "awalnya terasa tidak nyaman, tapi kau akan terbiasa."
Mereka saling diam memandang dan sesekali melihat kearah bibir, membuat ruang udara semakin terasa menipis, selanjutnya entah bagaimana hormon mengambil alih untuk mereka berdua semakin mendekat, merasakan hembusan napas masing-masing dan siap untuk apa yang akan terjadi selanjutnya. Hingga Chayoung melebarkan matanya tersadar dan seketika mendorong kuat tubuh Vincenzo sampai dirinya sendiri terhuyung kebelakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Soul || [Vincenzo]✔
FanficDi satukan kembali oleh sebuah musibah, melanjutkan kisah cinta paling murni di kehidupan yang keruh. Vincenzo dan Chayoung, belum selesai berurusan dengan iblis lain yang berani mengganggu keluarga mereka. Dan untuk berhasil membalas dendam, dua in...