06. Esta Noche

2.8K 413 301
                                    

Tujuan hidupnya hanya ingin bahagia. Sudah itu saja.

Tetapi untuk hal itupun rasanya teramat sulit ia dapatkan dalam hidupnya, berangan-angan menyentuh kebahagiaan, namun rupanya kepahitanlah yang ia tuai.

Merasa sendiri ditengah keramaian itu sudah menjadi hal biasa, tetapi rasa sepi itu semakin lama membuat hidupnya terasa hampa bagai kekosongan yang benar-benar mengambil alih semuanya, mendominasi hidupnya layaknya sang tuan rumah yang mengendalikan segalanya. Hingga akhirnya ia menemukan seseorang yang mungkin akan membawa kebahagiaan untuknya.

Ingin melanjutkan kisah kemarin yang ia ukir diatas kertas menggunakan pena, rupa-rupanya ingatannya harus melebur bersama kejadian satu jam lalu yang terus mengitari isi dikepalanya, lantas membawa ia pada nestapa yang menguar hingga meredupkan semangatnya.

Dan jatuh terperangkap kedalam lubang kepahitan yang begitu dalam, kendati rumahnya begitu sunyi setiap harinya, itu tak masalah baginya, tetapi untuk kali ini ia tak ingin lagi kembali kerumah itu.

Kalimat yang tak mau ia dengar, bahkan menduganya pun tak pernah. Dimasa sulit hidupnya, ia harus kembali menelan pahitnya takdir yang memuakkan dimana saat itu ia menyesal untuk pulang karena harus mendengar kalimat perceraian yang terucap dari bibir kedua orangtua nya.

Ego kedua orangtua nya yang terlalu tinggi sehingga tak memikirkan perasaannya. Hyunjin sejak dulu hidup sendiri, tak pernah merasakan peran orangtua meski ia masih memiliki orang tua yang lengkap. Menyedihkan memang.

Pemuda pemilik manik rubah itu pergi dari rumah dengan lelehan air mata yang menetes dipipinya meski sudah berusaha ia bendung nyatanya cairan itu meleleh juga, Hyunjin menangis dibawah rintikan air hujan seorang diri tanpa ada yang menghibur.

Kala itu ia tak bepikir ada siapapun yang akan melihatnya karena ia sedang berada dilapangan basket umum, duduk meringkuk disamping motornya yang terparkir seraya menenggelamkan wajahnya disela lututnya yang sedang tertekuk.

Hujan semakin deras hingga tetesan itu dengan senang hati membasahi tubuhnya yang ringkih, isak tangis Hyunjin teredam dikala suara hujan yang mendominasi. Tetapi ia merasa ada yang aneh ketika rintik hujan tak lagi mengguyur tubuhnya, pemuda itu mengangkat wajahnya perlahan dan menatap sendu pada orang yang sedang memegang payung bening untuk melindungi tubuhnya.

Mata sembab Hyunjin menjelaskan segalanya hingga orang itu berjongkok berniat untuk menenangkan Hyunjin, namun pemuda itu memeluknya dengan tubuh yang basah, terisak diceruk leher sang gadis.

Gadis itu merasa agak canggung, tetapi ia merasa iba pada Hyunjin hingga tangannya perlahan mulai terangkat untuk mengusap punggung Hyunjin. Cukup lama mereka dalam posisi itu dimana dekapan Hyunjin semakin erat memeluk pinggang sempit sang gadis hingga akhirnya ia tersadar dan segera melepas pelukannya sembari menyeka air mata dipipi tirusnya.

"Maaf Lisa, aku tidak bermaksud lancang." Suara bekas isakan Hyunjin masih terdengar jelas, ia merasa menyesal karena lancang memeluk Lisa. Gadis itu mengangguk memaklumi, ia tak keberatan sama sekali.

"Tak masalah, Hyunjin." Sahut Lisa sepenuh hati, ia membentang senyum damai diwajahnya hingga Hyunjin merasa begitu tenang hanya karena melihat senyuman gadis itu.

Kecanggungan terjadi, Hyunjin merasa gugup untuk sekedar membuka suara pada Lisa, pasalnya ia malu karena tertangkap basah sedang menangis seperti seorang pecundang yang tak bisa berbuat apa-apa. Hyunjin itu lelaki yang seharusnya kuat bukan? Tapi ia malah menangis seperti bocah 7 tahun.

"Maaf karena aku, bajumu jadi basah." Lagi, Hyunjin kembali meminta maaf hanya karena masalah kecil yang membuat Lisa merasa tersentuh karena selama ini ia tak pernah mendengar satupun kata maaf yang terucap dari belah bibir Taehyung.

Live a Crazy Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang