Na Jaemin tak selalu baik, bahkan tidak pernah, pada orang yang ia anggap musuh. Musuh sahabatnya adalah musuhnya juga, pun begitu dengan pria bermarga Kim, yang bersama mereka sekarang.
Kemurahan hati Jaemin kali ini ikut membuat Lee Felix dan Choi Soobin bertanya-tanya, setelah pemuda bermarga Na itu melempar kunci motor serta sarung tangan kulit miliknya yang dengan tangkas disambut oleh Taehyung, sebagai gerakan refleksnya.
"Bisa mengendarai motor, kan?" Tanya pemuda itu, agak ketus memang. Dua pemuda disana—Lee Felix dan Choi Soobin menoleh bersamaan dan melirik bergantian pada Taehyung juga Jaemin.
Meski pun Taehyung sedikit tak mengerti, ia menelengkan kepalanya ke kanan dan menjawab agak keheranan, "Tentu."
"Masuki jalan jalan tikus, barangkali ada yang bisa kalian temukan disana." Arti ucapan itu membuat semua orang paham, jikalau Jaemin bermurah hati meminjamkan motor BMW S1000RR kesayangannya, pada pria Kim.
Wajah Jaemin berpaling—tepatnya membalikkan seluruh tubuhnya dan berjalan mendekati Soobin, lantas menaiki jok belakang milik sang sahabat. Tanpa menoleh lagi pada Taehyung, seakan tak ingin melanjutkan obrolan singkat mereka.
Taehyung ganti menoleh pada Hyunjin yang sudah siap menancapkan gas, saat dilihatnya pemuda itu menaikkan zipper jaket kulitnya. Ia sempat menimbang keputusan untuk ikut bergabung, atau tidak.
Sampai didetik berikutnya, ia mantap.
Kali ini Taehyung sungguh diharapkan oleh semua orang—ralat, tepatnya oleh Yea Ji, yang melulu mendesaknya untuk bisa membuktikan ia tak terlibat. Setidaknya kali ini pria itu harus berguna, meski pun Hyunjin tak senang dengan kehadirannya. Tetapi demi Lisa, mereka harus berdamai dan bekerja sama.
Tak ada pembicaraan dari mereka, Taehyung hanya melakukan aturan-aturan berkendara dengan benar untuk keselamatan diri. Seperti mengenakan helm, menutup zipper jaket, memakai sarung tangan, seperti halnya yang dilakukan Hyunjin beberapa saat lalu.
Mesin motor itu menyala, sekali lagi Taehyung menoleh pada Hyunjin yang berada disisi kanannya, yang kali ini sedang menurunkan kaca helm full face nya. Taehyung ikut melakukan hal yang sama, sebelum akhirnya derum motor besar itu melaju beriringan.
Hyunjin mengambil komando, membuat pria Kim mau tak mau mengekor kemana pemuda itu menuju. Hyunjin lebih tahu Chicago.
Seperti kata Jaemin tadi, mereka sungguh memasuki jalan tikus. Menajamkan penglihatan ke berbagai penjuru, juga mengandalkan insting untuk waktu waktu seperti ini. Bukan ingin menghindari ruas jalan yang macet, namun karena mencoba mencari petunjuk yang barangkali ada meski itu hanya harap hampa.
Mereka bahkan sudah lebih dari dua jam berkeliling penjuru kota, tanpa ada jeda sedikit pun. Hasilnya sama saja, nihil.
Hyunjin menepikan motornya disebuah toserba, Taehyung tentu ikut menepi. Mereka harus meluruskan pinggang, meski itu hanya satu atau dua menit.
Tenggorokan Taehyung dan Hyunjin terasa kering bagai digurun. Hyunjin langsung menuju lemari pendingin untuk mengambil dua kaleng soda. Saat itu Taehyung baru akan menuju kesana, tetapi langkahnya dibuat terhenti disamping rak mie instant, dikarenakan ia sudah disodori sekaleng soda oleh pemuda Hwang, dengan cara tak ramah.
Pemuda itu keluar lebih dulu usai membayar.
Taehyung berdecak, ia tak suka sesuatu yang gratis sebab ia tak suka menerima pemberian dari orang lain. Harga dirinya terlalu tinggi untuk sekaleng soda seharga 2.32 USD.
Pria Kim lantas mengambil dua roti dan membayarnya. Saat ia keluar, dilihatnya Hyunjin yang duduk diatas motor sambil menenggak soda, Taehyung menghampirinya dan melempar sebungkus roti ke paha pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Live a Crazy Life
Fanfiction[M] Warning: Adult and Explicit Sensual Content!! Cerita cukup pelik yang membungkus kehidupan Seo Lalisa, seorang gadis penurut yang sayangnya terperangkap dalam ruang lingkup seorang pria yang berhasil menarik semestanya untuk berporos pada satu t...