Beginning

8K 512 205
                                    

"Buka pakaianmu, Barbie Doll."

Gemerlapnya lampu yang menggantung ditengah langit-langit kamar bercat gading adalah satu-satunya penerangan yang menyoroti setiap sisi didalam ruang itu, manik bambi beriris madu miliknya menoleh pada jendela kaca yang menampilkan bagaimana derasnya hujan dimalam Selasa yang dingin. Gemerciknya menyapa gendang telinga keduanya dengan gemuruh angin kencang yang seakan mengamuk dan membabi buta diluar sana, meruntuhkan pertahanan hatinya yang sejak tadi ia bentengi.

Manik madu itu saling bersinggungan dengan manik jelaga sang pria yang kini sudah melepas pakaian dan menatap penuh senyum kearah sang gadis, membuat beberapa kerutan disudut matanya tercipta. Hingga putusnya kontak mata mereka oleh sang gadis yang memulai.

Ia melamun dengan pikiran tak tentu arah serta ada hal yang menggerayangi pikirannya dan terus berputar dikepalanya, melupakan sejenak kalau ada seseorang yang sejak tadi tengah berdiri dihadapannya untuk menunggunya.

"Tak mendengarku ya?"

Ah astaga, ia terlonjak kaget akan suara berat yang kembali menginterupsi atensinya. Suara itu memang terdengar lembut, tapi ia merinding setiap kali mendengar vokal husky yang terasa dalam. Sang pria berlutut dihadapan dengan inisiatif tanpa izin untuk membuka setiap kancing yang terkait pada blouse yang ia kenakan.

Jemari panjang nan berurat itu dengan gesitnya meloloskan tubuh kurusnya dari kain berwarna peach yang membalut tubuhnya tadi, menyisakan bra merah muda dan mini skirt yang masih menempel ditubuhnya.

"Are you ready, Barbie Doll?"

Kembali lagi, suara berat itu lagi-lagi mengalun ditelinganya dengan geraman rendah yang terdengar tertahan sembari menggigit bibir bawahnya tampak menggoda.

Tangan besar sang pria melingkar dibelakang tubuh sang gadis untuk melepas kaitan pada bra yang membungkus erat aset kembarnya yang sama sekali belum pernah tersentuh oleh siapapun. Menjadikannya begitu berharga.

Tatapan sang pria seakan tak mau lekang memandangi bulatnya manik beriris madu sang gadis, menciptakan rasa gugup dan debaran aneh yang menggelayuti perasaannya kian menyeruak. Jantungnya berdebar hebat manakala kaitan kain berbusa pembungkus payudaranya terlepas, perlahan sang pria ingin meloloskannya.

"Tae..." Sontak tangannya menahan pergerakan sang pria, membiarkan kain berbusa itu masih menggantung menutupi kedua asetnya. Sang pria bersurai biru menatap gadis manis dihadapannya ini.

Mata gadis itu terlihat memohon, terlebih ia menggeleng seolah ingin menangis. Demi Tuhan! Kim Taehyung benci dengan situasi semacam ini, disaat ingin menuntaskan hasratnya sang gadis justru memohon tak ingin melakukannya.

Demi langit dan bumi, Kim Taehyung bersumpah akan membakar mobilnya setelah ini jika gadisnya tetap menolak.

Mencoba untuk tersenyum kembali, Taehyung mengusap lembut pipi berisi gadis manisnya. "Tak akan sakit, Barbie Doll. Aku akan bergerak selembut mungkin, percayalah." Bujuk Taehyung dengan harapan gadis manisnya kembali menurut, pada hakikatnya seorang perempuan memang berada dalam kendali seorang lelaki karena jelas kedudukan lelaki sebagai pemimpin. Jadi perempuan harus menuruti perintah lelaki, itulah prinsip hidup Kim Taehyung.

"Tapi aku tak mau, Taetae." Rengek gadis berwajah bak boneka barbie, kedua manik bambinya menatap penuh permohonan yang tak mungkin Taehyung gubris. Ia teramat lemah ketika dihadapkan dengan gadis manisnya yang merengek bagai seekor anak kucing.

Taehyung mendesahkan napasnya frustasi sembari menengadahkan wajah menatap langit-langit kamar, ia menggeram kesal disaat tingkat libidonya tengah naik kepuncak tetapi sang gadis menolak.

Live a Crazy Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang