End

3.7K 200 38
                                    

Mahesa, Azka, Juan, dan Jian sedang duduk di depan ruangan Sean karena Satya dan Riki sedang berada di ruangan bunda Yova.

Mahesa mengacak rambutnya frustasi, "ah bangsat kenapa harus Sean yang ngalamin ini semua"

Azka berusaha menenangkan Mahesa, "ini semua udah takdir jadi mau gak mau kita harus nerima"

Disaat Mahesa sedang frustasi tiba-tiba Satya datang.

"Udah gak usah sedih gua yakin Sean bisa sembuh btw nih hp Sean tadi gua ngambil dari kantung hoodienya" Ucap Satya sembari mengulurkan tangannya ke arah Mahesa

"Lu kok kesini? Terus bunda lu gimana?" Tanya Azka

Satya tersenyum, "tenang udah ada Riki yang jagain bunda"

Mahesa mengambil hp Sean dari tangan Satya lalu menyalakannya.

"Kita cek aja kak hp Sean bisa aja kak Rey yang bikin Sean drop" Ucap Jian

Semua orang disana terkejut dengan ucapan Jian, mereka sedari tadi khawatir dengan Sean sehingga mereka melupakan Reyhan.

"Wah iya bisa jadi, Mahesa buruan cek" Ucap Azka

Mahesa menyalakan hp Sean lalu ia bingung karena tidak tau password hp Sean.

"Passwordnya apa?" Tanya Mahesa

"Kalau gak salah 1285" Jawab Jian

Mahesa mengangguk lalu memasukan passwordnya, untungnya Sean belum mengganti passwordnya sehingga hp Sean terbuka. Mahesa menekan aplikasi chat lalu mencari kontak Reyhan, setelah menemukannya ia menekannya dan membaca chat Sean dan Reyhan.

Amarah semua orang disana memuncak saat membaca chat Sean dan Reyhan.

"Reyhan bangsat" Ucap Satya

"Reyhan udah bener-bener kelewatan kali ini" Ucap Mahesa

"Kita dobrak gc sekarang?" Tanya Azka

"Jangan sekarang, gua mau ketemu Sean dulu" Ucap Mahesa

Satya mengangkat tangannya, "gua ikut"

"Ada lagi yang mau ikut?" Tanya Mahesa

"Gua ikut kak" Ucap Juan

"Ok, sisanya disini aja jangan kemana-mana"

Mereka semua mengangguk mendengar ucapan Mahesa.

Mahesa, Satya, dan Juan masuk kedalam ruangan Sean, saat di dalam mereka bertiga mendekati ranjang Sean dan berdiri di samping ranjang Sean. Mahesa memegang tangan sean yang terpasang infus.

"Sean, ayo bangun jangan tidur terus, kakak tau Sean anak yang kuat"

"Sean, bangun yuk katanya mau lulus bareng terus kuliah bareng" Ucap Juan

Satya mengelus surai hitam Sean, "Sean harus sembuh ya, kakak yakin Sean pasti bisa melawan penyakit itu"

tanpa disadari mereka menangis, karena mereka benar-benar tidak sanggup melihat keadaan Sean. Disaat mereka menangis tiba-tiba terdengar nafas Sean yang sesak, mereka menghapus air mata mereka dan Satya langsung menekan tombol di samping ranjang Sean. tidak butuh waktu lama dokter Nathan dan beberapa suster datang.

"kalian keluar dulu biar saya yang urus"

mereka mengangguk mendengar ucapan dokter Nathan lalu mereka keluar dari ruangan Sean. Saat diluar mereka melihat Azka dan Jian yang sedang panik. Melihat mereka bertiga sudah keluar dari ruangan Sean, Azka bertanya kepada mereka.

"Sean kenapa? kok tadi dokter Nathan sama beberapa suster lari masuk kedalam ruangan Sean?"

"tadi nafas Sean sesak makanya kita panggil dokter Nathan" Jawab Satya

Sunshine || Kim sunoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang