10.

2.4K 214 8
                                        

Sean bangun dari tidurnya lalu mandi, setelah mandi ia bersiap untuk pergi ke sekolah. Sean keluar kamar lalu pergi ke dapur, di dapur ia bertemu dengan Mahesa yang sedang memasak nasi goreng.

"Eh udah bangun, sarapannya belom jadi"

"Gapapa kak, Sean cuma mau ngisi botol aja kok"

Mahesa tersenyum ke arah Sean lalu melanjutkan memasak. Setelah selesai mengisi botolnya Sean pergi ke kamar mengambil tas dan hp nya lalu kembali lagi ke dapur. Mahesa meletakan 2 piring nasi goreng di meja, mereka pun makan dengan tenang. Setelah selesai makan Sean membantu Mahesa mencuci piring lalu menunggu Jian di teras.

Tak perlu waktu lama Jian sudah datang. Sean pun berpamitan kepada Mahesa

"Kak, Sean berangkat dulu ya"

"Iya, hati-hati"

Sean naik ke mobil Jian, tapi ia terkejut karena tidak ada Juan dan Riki

"Juan sama Riki mana?"

"Tadi gua udah kerumah Juan tapi Juan malah udah berangkat kalo Riki dia katanya berangkat sama kak Satya"

Sean mengangguk lalu duduk di sebelah Jian, kalau duduk di belakang Jian serasa jadi supir pribadi Sean. Jian melajukan mobilnya menuju Sekolah.

                            ***

Saat sampai di sekolah, Jian menyuruh Sean turun di depan gerbang sementara dia memarkirkan mobilnya. Sean berjalan menuju kelas saat di jalan ia bertemu dengan Juan dan Riki.

"Gak setia kawan lu berdua, kemarin katanya mau berangkat bareng eh malah udah berangkat duluan"

"Ya maaf tadi gua di suruh guru buat datang lebih awal"

"Gua tadi di suruh bunda buat berangkat bareng bang Satya"

Sean tersenyum ke arah mereka berdua lalu merangkul mereka.

"Iya, di maafin udah yok ke kelas sekarang"

Mereka bertiga pun berjalan menuju kelas. Saat di kelas banyak mata yang menatap mereka bertiga lebih tepatnya menatap Sean. Mereka bingung kenapa Sean di tatap seperti itu.

"Eh Sean tega banget ya bunuh orang tuanya"

"Gue gak habis pikir anak kayak Sean tega bunuh orang tuanya"

"Gue kira Sean anak baik ternyata dia pembunuh"

"Nyesel gue dulu pengen jadi pacar Sean"

Begitulah beberapa kata-kata yang murid lain katakan kepada Sean. Amarah Riki memuncak saat mendengar kata-kata itu, ia pun berjalan mendekati salah satu murid yang mengatai Sean. Riki menggebrak meja murid itu sehingga membuat semua orang di kelas itu terkejut.

"Stop ngatain Sean dengan mulut sampah lu dan satu lagi Sean bukan pembunuh"

Anak itu bangkit dari duduknya lalu menatap Riki remeh, anak itu menunjuk Sean, "pembunuh kayak dia masih lu bela? gws bro"

Riki mencengkram kerah seragam anak itu lalu memukul anak itu sampai ia tersungkur di lantai. Anak itu bangkit lalu memukul Riki balik. Juan dan Sean berusaha menahan Riki agar keadaan tidak semakin memburuk tapi percuma tenaga mereka tidak cukup kuat sehingga mereka tidak sengaja melepaskan Riki. Semua orang di kelas itu terkejut melihat pertengkaran itu, mereka ingin memisahkan Riki dan anak itu tapi Riki terlihat sangat marah sehingga mereka tidak berani.

"Rafa Sialan"

Riki hendak memukul Rafa lagi tapi tiba-tiba..

"Riki Damareno stop"

Sunshine || Kim sunoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang