Ø Mungkin ada beberapa typo
Ø Bahasa Baku dan Non-Baku
Ø EYD masih belum sempurna
Ø Cerita bertemakan LGBT/sesama jenis/boys love/boyXboy/gay/YAOI/MPREG
Ø Dewasa 21+
Ø Adegan seks eksplisit
Jika tidak suka dengan genre cerita yang saya buat, saya tidak memaksa untuk membaca.
Selamat Membaca dan Selamat Menikmati!
***
Nggak kenal maka nggak sayang.
Sudah kenal tapi tetap nggak disayang.
Sedih atuh.
Baiklah.
Mari kita berkenalan supaya kita saling sayang. Namaku Abisatya Pranadipa, panggil saja aku Satya dan jangan pernah sekali-sekali memanggilku mawar, melati semuanya indah. Nama panjangku Saaatyaaaaaa. Tinggi badanku 173 cm dengan berat badan 65 kg. Umurku baru memasuki usia 21 tahun. Aku kuliah di kampus swasta, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan mengambil jurusan Akuntansi. Saat ini aku sudah tingkat tiga, tinggal satu tahun lagi aku akan lulus kuliah.
Aku mempunyai tiga orang sahabat.
Yang pertama, namanya Jaya Permana, tetapi dia nggak suka dipanggil Jaya. Katanya sih, nggak keren. Dan dia lebih suka dipanggil Jay, biar keren ala-ala orang luar negeri gitu katanya. Jay mempunyai wajah oval dengan mata lebar yang dihiasi kornea mata berwarna kecokelatan, hidung standar, bibir tebalnya berwarna merah muda, dengan surai hitam bergelombang yang sedikit panjang, membuat Jay terlihat gagah, walau nggak segagah Lintang. Jay mempunyai kulit sawo matang. Tinggi badannya 170 cm. Untuk berat badannya aku nggak tahu, karena aku bukan perawat yang bekerja di puskesmas untuk memeriksa gizi, tinggi dan berat badan orang lain. Yang pasti Jay itu nggak kurus dan juga nggak gemuk. Sedanglah dengan tinggi badannya.
Sahabatku yang kedua bernama Lintang Ardana. Orang-orang memanggilnya Lintang, tetapi aku dan kedua temanku yang lain memanggilnya Bujur. Kenapa? Karena di mana ada lintang di situ ada bujur. Jika lintang digunakan untuk menentukan iklim, maka bujur digunakan untuk menentukan waktu. Itu sekilas info mengenai lintang dan bujur yang ada di mata pelajaran Geografi saat aku masih sekolah SD, SMP dan SMA dulu.
Bujur―ekhm, Lintang maksudku―mempunyai wajah dengan rahang yang kokoh, hidungnya mancung seperti perosotan anak TK, alisnya hitam legam dan tebal, matanya besar dan cerah dengan sorot matanya yang tajam. Dan aku bersyukur tatapan matanya itu nggak setajam silet, jadi aku nggak perlu membeli banyak plester luka untuk menutupi luka-luka di tubuhku setiap kali dia menatapku. Tinggi badan Lintang 182 cm, dan dia itu paling tinggi di antara kami berempat. Badannya kekar dan berotot karena dia suka ngegym, pokoknya badan Lintang itu paling bagus di antara kami berempat yang hanya punya body datar seperti jalan tol yang mulus nggak ada hambatan berupa roti sobek yang kotak-kotak itu―yang biasanya banyak dijual di warung-warung pinggir jalan. Nggak ada otot-otot yang menonjol seperti punya Lintang.
Dan sahabatku yang terakhir bernama Janitha Aswanda. Sebenarnya sih, dia dipanggil Aswan oleh teman-teman kuliah yang lain, tetapi kami bertiga lebih suka memanggilnya Wanda. Dan Aswan nggak pernah mau menoleh jika ada orang lain yang memanggilnya Wanda selain kami bertiga. Aswan lebih suka dipanggil Wawan atau Wa. Alasannya? Tentu saja dia nggak mau disangka perempuan karena namanya mirip dengan nama perempuan. Walaupun nama panggilannya sedikit pasaran, tetapi Aswan lebih senang dipanggil Wawan. Ya, itu sih terserah dia saja. Nama-nama dia, ya sesuka dialah mau dipanggil apa.
![](https://img.wattpad.com/cover/291681476-288-k193294.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu [Selesai | BL | MPREG]
RomanceSatya terkejut saat mengetahui dirinya akan segera menikah setelah kepulangannya dari KKN. Dan sialnya lagi orang yang ingin menikahinya adalah seorang laki-laki. Selama ini Satya yakin jika dirinya bukan gay walau nggak pernah dekat dengan seorang...