BAB 6 : Pengakuan

1.8K 132 47
                                    

Ø Mungkin ada beberapa typo

Ø Bahasa Baku dan Non-Baku

Ø EYD masih belum sempurna

Ø Cerita bertemakan LGBT/sesama jenis/boys love/boyXboy/gay/YAOI/MPREG

Ø Dewasa 21+

Ø Adegan seks eksplisit

Jika tidak suka dengan genre cerita yang saya buat, saya tidak memaksa untuk membaca.



Selamat Membaca dan Selamat Menikmati!

***



Pukul setengah lima pagi aku terbangun dari tidurku. Kudapati diriku sedang memeluk tubuh berotot Elvan, yang juga memelukku. Aku nggak langsung bangkit dari tidurku, melainkan memandang wajah tampan Elvan yang sedang tertidur. Selama ini Elvan yang selalu memandang wajah tidurku, tetapi sekarang aku yang memandangi wajah tertidur Elvan.

Setelah puas memandangi wajah tertidur Elvan, aku pun bangkit dari kasur dengan perlahan, supaya nggak membangunkan tidur nyenyak Elvan.

Aku mencuci muka dan menggosok gigi sebelum memulai aktivitasku.

Sambil menunggu air yang kumasak mendidih, aku mencuci beras dan memasaknya di rice cooker. Lalu aku membuat kopi susu untuk Elvan dan teh hangat untukku sendiri. Kemudian aku mencuci sayuran dan ayam sebelum kuolah.

"Sayang," terdengar suara Elvan dari dalam kamar. "Sat?" Elvan memanggil namaku. "Kamu di mana, Sat?"

Aku mengecilkan api terlebih dahulu sebelum masuk ke kamar. Kudapati Elvan yang duduk di tepi kasur dengan mata yang setengah terbuka.

"Ada apa, Van?" aku menyentuh bahu Elvan dan mendudukkan diri di sampingnya.

"Kamu dari mana, Sat?" bukannya menjawab, Elvan justru bertanya kembali kepadaku.

Aku bangkit dari dudukku dan meraih kopi susu di atas meja.

"Minum dulu," aku menyodorkan kopi susu di tanganku ke hadapannya. "Aku sedang memasak di dapur." Aku melanjutkan ucapanku setelah Elvan meraih kopi susu dari tanganku dan meminumnya.

Aku kembali ke dapur untuk melanjutkan masak.

"Kamu masak apa, hm?" tanya Elvan yang ternyata mengikutiku ke dapur.

"Tumis buncis dan ayam goreng." Aku menjawab setelah membalik ayam goreng di wajan. "Lebih baik sekarang kamu mandi."

Elvan nggak menjawab, tetapi dia langsung mencium pipiku dengan cepat sebelum kembali ke kamar. Nggak lama kemudian Elvan kembali keluar dengan handuk dan sabun di tangannya. Aku hanya bisa menggeleng dengan kelakuan Elvan yang sempat-sempatnya mencium pipiku.

Dan bersyukur sekarang masih pagi buta, jadi nggak ada yang lihat karena anak kosan masih belum ada yang bangun sepagi ini, jika nggak bisa gawat nanti. Bisa-bisa anak-anak kosan yang lain merasa jijik dengan kami.

Aku mendapati kamar sudah bersih dengan selimut yang terlipat rapi dan diletakkan di atas bantal saat aku masuk ke kamar untuk menata makanan di atas meja. Sambil menunggu Elvan selesai mandi aku membuatkan dia bekal, karena hari ini adalah hari pertama dia bekerja. Aku juga menyiapkan baju dan tas kerjanya di atas kasur. Setelah itu barulah aku menyiapkan keperluan kuliahku hari ini.

Aku bergegas mandi setelah Elvan selesai mandi. Karena jika aku nggak cepat, nanti kamar mandinya keburu dipakai sama yang lain. Usai mandi dan berpakaian rapi, kami berdua pun sarapan bersama.

Pukul setengah tujuh pagi kami meninggalkan kamar kosan. Aku berangkat ke kampus setelah Elvan berangkat bekerja dengan menggunakan taksinya. Seperti biasanya, saat di pertengahan perjalananku menuju kampus aku bertemu dengan Lintang dan mengajakku untuk berangkat bersamanya.

Bersamamu [Selesai | BL | MPREG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang