Ø Mungkin ada beberapa typo
Ø Bahasa Baku dan Non-Baku
Ø EYD masih belum sempurna
Ø Cerita bertemakan LGBT/sesama jenis/boys love/boyXboy/gay/YAOI/MPREG
Ø Dewasa 21+
Ø Adegan seks eksplisit
Jika tidak suka dengan genre cerita yang saya buat, saya tidak memaksa untuk membaca.
Selamat Membaca dan Selamat Menikmati!
***
Waktu berlalu begitu cepat. Nggak terasa kini aku dan Elvan sudah sebulan tinggal bersama. Sikap Elvan pun berubah drastis setelah dia sembuh dari sakitnya―gara-gara berlutut seharian di depan kamar waktu itu. Dia memperlakukanku seperti seorang wanita saja. Hampir semua pekerjaan sehari-hariku selalu dia kerjakan, seperti melipat selimut dan merapikan tempat tidur, membuat sarapan, dan mencuci piring bekas kami makan.
Bahkan sekarang aku nggak pernah lagi belanja makanan untuk sarapan setiap pagi, karena Elvan yang belanja semua keperluan dapur dan memasak setiap pagi. Elvan bahkan membeli kulkas kecil hanya untuk bisa menyimpan beberapa daging sapi dan daging ayam. Tentu saja setelah kami berdebat. Karena bayar listriknya akan lebih mahal jika Elvan membeli kulkas kecil. Namun karena dia yang bersedia untuk membayar tagihan listriknya jadi ya, terpaksa aku menyetujuinya.
Aku sih senang-senang saja. Namun rasanya aneh saja karena diperlakukan seperti ini. Bahkan ucapannya yang nggak akan membuatku kecewa pun terlaksana dengan cara dia yang selalu mengabariku setiap dia mau melakukan aktivitasnya. Contohnya saja seperti saat ini, dia mengirimiku pesan.
Dari: Elvan
Satya, sekarang aku rapat di kantor.
Aku menyimpan ponsel ke saku celana tanpa membalasnya.
Nggak sekalian saja dia mengirimiku pesan saat dia lagi BAB dengan cara meneleponku sambil bilang 'Sayang, aku sekarang lagi BAB'. Dan yang paling membuatku risih adalah, dia selalu mencium keningku, baik saat mau berangkat maupun saat pulang kerja. Jujur, itu membuatku merasa nggak nyaman. Namun aku nggak bisa melarangnya.
Pernah aku memintanya untuk nggak melakukan itu, dan saat itu aku melihat matanya yang menatapku sedih. Aku kan orangnya nggak tegaan, jadi aku biarkan saja dia melakukan apa yang dia inginkan. Dan mungkin aku juga harus membuka diri untuk bisa menerimanya sebagai suamiku yang sebenarnya, bukan suami pura-pura seperti yang kuminta kepada Elvan yang culun.
"Dari siapa, Sat?" tanya Jay.
Saat ini kami lagi nongkrong di markas besar alias kantin.
"Biasalah, adikku Widan," jawabku berdusta.
Sampai saat ini nggak ada satu orang pun yang tahu bahwa aku sudah menikah, bahkan ketiga sahabatku pun nggak ada yang kuberitahu. Sebisa mungkin aku menyembunyikan pernikahanku ini dari ketiga sahabatku. Aku takut mereka memandang jijik kepadaku dan meninggalkanku, mengingat di Indonesia sendiri masih tabu dengan yang namanya hubungan sesama jenis, apalagi pernikahan sesama jenis. Lebih baik aku merahasiakan pernikahanku demi persahabatan kami. Aku belum siap jika harus kehilangan sahabat terbaikku seperti mereka bertiga. Selama ini mereka bertigalah yang selalu setia membantu dan menemaniku, terutama Lintang.
"Sepertinya adikmu akhir-akhir ini sering banget ya, mengirimi kamu pesan," ujar Wanda.
"Ya mau bagaimana lagi. Kan cuma aku yang bisa dia godain terus. Kalian kan tahu sendiri bagaimana adikku itu, sehari nggak ketemu aja dia bingung dan udah kangen sama aku, tapi giliran ketemu selalu ngerjain aku terus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu [Selesai | BL | MPREG]
RomanceSatya terkejut saat mengetahui dirinya akan segera menikah setelah kepulangannya dari KKN. Dan sialnya lagi orang yang ingin menikahinya adalah seorang laki-laki. Selama ini Satya yakin jika dirinya bukan gay walau nggak pernah dekat dengan seorang...