BAB BONUS : Gangguan

1.3K 57 12
                                    

Sebenarnya cerita ini tidak ada bab bonusnya, tetapi sebagai ungkapan terima kasih saya, saya mempersembahkan bab bonus ini kepada teman-teman yang sudah berkenan mampir untuk membaca, memberi vote, dan komentar pada setiap babnya. Dan untuk najwadiasnadyaputri, saya sangat senang sekali membaca setiap komentar yang kamu tulis di setiap babnya.

Semoga bab bonus ini bisa menghibur kalian semua. 😉



Ø Mungkin ada beberapa typo

Ø Bahasa Baku dan Non-Baku

Ø EYD masih belum sempurna

Ø Cerita bertemakan LGBT/sesama jenis/boys love/boyXboy/gay/YAOI/MPREG

Ø Dewasa 21+

Ø Adegan seks eksplisit

Jika tidak suka dengan genre cerita yang saya buat, saya tidak memaksa untuk membaca.

PERINGATAN!!!

BAB INI BERISI ADEGAN DEWASA YANG TERGAMBAR SECARA EKSPLISIT ATAU GAMBLANG (TERANG-TERANGAN / JELAS). BAGI KALIAN YANG TIDAK SUKA PENGGAMBARAN SEKS SECARA EKSPLISIT DIPERKENANKAN UNTUK TIDAK MEMBACA BAB INI.



Selamat Membaca dan Selamat Menikmati!

***



Terdengan suara ketukan di pintu kamar Elvan, lalu disusul dengan suara seorang wanita. "Tuan Muda Satya, Nyonya sudah menunggu Anda di ruang tengah."

"Baiklah. Saya dan anak-anak akan segera keluar," jawabku dari dalam kamar tanpa membuka pintu.

Aku mengambil jas yang sudah kusiapkan dan membantu Elvan mengenakannya.

Tadi setelah sarapan, mama mengajakku dan kedua anakku untuk jalan-jalan. Jujur sebenarnya aku nggak suka jalan-jalan, kecuali berkencan dengan Elvan. Namun karena ibu mertuaku yang mengajak, ya terpaksa aku harus ikut. Selain itu, aku juga ingin supaya Abhi dan Vandy bisa lebih dekat dengan nenek dari pihak daddynya.

Sementara Elvan memilih untuk pergi juga saat mama mengajakku pergi jalan-jalan, Elvan nggak mengikuti kami, tetapi dia pergi ke toserba untuk mengecek. Elvan bilang jika dia nggak mau di rumah sendirian tanpa diriku dan anak-anak.

Alasan yang sangat konyol, tetapi sangat manis sekali bagiku.

Aku sadar jika selama ini Elvan memang hampir nggak ada waktu penuh bersama anak-anak. Karena itulah, sejak kepulangan kami ke Indonesia, Elvan selalu lengket dengan anak-anak. Elvan bilang, dia ingin menebus waktu yang sudah dia sia-siakan bersamaku dan anak-anak akibat sibuk bekerja selama sepuluh tahun ini.

Sebelumnya aku sudah mengajak Elvan untuk ikut bersamaku, tetapi dia menolak. Elvan mengatakan kepadaku, walau dia ingin bersamaku dan anak-anak, tetapi dia juga ingin memberiku dan anak-anak waktu untuk bisa lebih dekat dengan mama. Aku benar-benar terharu dengan perhatian Elvan.

"Terima kasih, Sayang." Elvan mengecup bibirku. "Ayo kita keluar!" Elvan menatap anak-anak yang sedang bermain di kasur. "Abhi, Vandy, ayo kita temui grandma!"

Abhi dan Vandy segera meraih kedua tangan Elvan dan berjalan meninggalkan kamar. Sementara aku mengikuti langkah mereka dari belakang menuju ke ruang tengah, di mana mama sudah menunggu kami—aku dan anak-anak.

"Mama," panggil Elvan saat kami berada di dekat mama. "Elvan titip Satya dan anak-anak."

"Tanpa kamu kasih tahu, mama pasti akan menjaga cucu-cucu mama dan suamimu," kata mama. "Kenapa kamu begitu rapi? Memangnya kamu mau ke mana? Apa kamu juga mau ikut bersama kami jalan-jalan?"

Bersamamu [Selesai | BL | MPREG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang