Ø Mungkin ada beberapa typo
Ø Bahasa Baku dan Non-Baku
Ø EYD masih belum sempurna
Ø Cerita bertemakan LGBT/sesama jenis/boys love/boyXboy/gay/YAOI/MPREG
Ø Dewasa 21+
Ø Adegan seks eksplisit
Jika tidak suka dengan genre cerita yang saya buat, saya tidak memaksa untuk membaca.
Selamat Membaca dan Selamat Menikmati!
***
Aku merapikan penampilanku untuk yang terakhir kalinya. Hari ini adalah sidang skripsiku. Akhirnya sebentar lagi aku lulus. Semoga saja nanti aku bisa menjawab pertanyaan para dosen penguji dengan lancar.
Elvan mengantarku sampai di gerbang kampus. Dia juga memberiku petuah-petuah yang harus dan nggak harus kulakukan selama sidang nanti. Setelah memastikan aku mengerti ucapannya barulah dia berangkat ke kantor.
Aku berjalan menuju kelas A3.4, kelas di mana aku akan melakukan sidang. Di depan kelas A3.4 sudah ada Jay dan tiga orang dari kelas lain yang duduk sambil membaca kembali skripsi mereka.
Aku menghampiri Jay dan duduk di sampingnya. Kali ini aku nggak satu ruangan sidang dengan Wanda dan Lintang. Wanda melakukan sidang di ruang kelas A1.3, sedangkan Lintang di ruang kelas A3.1.
Aku berbasa-basi sebentar dengan Jay sebelum akhirnya kami fokus membaca skripsi kami masing-masing.
Sidang skripsi di mulai pukul delapan pagi.
Jantungku deg-degan menunggu giliran. Namun sebisa mungkin aku menenangkan diriku.
Aku menghirup napas dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan melalui mulut ketika giliranku tiba sebelum masuk ke dalam ruangan. Aku mempresentasikan skripsiku dengan tenang, sesuai ucapan Elvan. Bersyukur aku sudah membaca skripsiku berkali-kali hingga membuatku hafal isi dari skripsiku dan itu membantuku menjawab pertanyaan yang dosen penguji ajukan kepadaku. Dan nggak sampai satu jam, aku keluar dari ruang sidang.
Aku mengeluarkan napas lega setelah berada di luar ruangan. Aku mengambil ponsel dan mengirimi Elvan pesan jika aku sudah selesai sidang. Dan nggak menunggu lama Elvan membalas pesanku dengan ucapan selamat. Setelah itu aku menemani Jay di depan ruang sidang karena dia belum mendapat giliran.
Pukul dua belas siang kami berempat berkumpul di kantin dengan perasaan lega karena sudah berhasil melalui sidang skripsi hari ini. Wanda memesan banyak makanan dan memakannya dengan lahap, seperti nggak pernah makan setahun saja. Sedangkan Lintang dan Jay hanya minum jus buah dan kue kering. Sementara aku sendiri nggak pesan apa-apa.
Aku sendiri nggak tahu kenapa dengan diriku. Akhir-akhir ini aku seperti nggak punya selera makan, tetapi napsu makanku akan keluar saat melihat Elvan makan. Rasanya makanan yang Elvan makan tampak lebih enak dari yang lain.
Pernah Elvan mengomel gara-gara aku nggak mau makan makanan yang dia belikan, tetapi justru memakan makanan yang dia makan. Bahkan Elvan juga sering memesan makanan yang sama dengannya, tetapi tetap saja napsu makanku nggak ada, dan aku justru meminta makanan yang dimakan Elvan.
Aku bingung sendiri dengan diriku. Sepertinya ada yang nggak beres denganku. Namun aku nggak merasa ada yang sakit atau apapun. Hanya napsu makanku saja yang nggak beres. Nggak cuma makanan saja, bahkan minum pun terkadang aku meminta minuman bekas Elvan. Masa sih, karena aku kebanyakan mendesah saat kami bercinta? Namun sepertinya nggak mungkin, deh!
Malam harinya Elvan mengajakku makan malam di luar sekaligus kencan. Jika dihitung-hitung, sudah lama juga kami nggak pergi berkencan. Namun kali ini Elvan nggak mengajak kami makan di lesehan, melainkan di restoran. Aku sempat protes, tetapi Elvan bersikeras memaksa untuk makan di restoran. Aku hanya bisa mengikuti apa yang Elvan inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu [Selesai | BL | MPREG]
RomanceSatya terkejut saat mengetahui dirinya akan segera menikah setelah kepulangannya dari KKN. Dan sialnya lagi orang yang ingin menikahinya adalah seorang laki-laki. Selama ini Satya yakin jika dirinya bukan gay walau nggak pernah dekat dengan seorang...