Ø Mungkin ada beberapa typo
Ø Bahasa Baku dan Non-Baku
Ø EYD masih belum sempurna
Ø Cerita bertemakan LGBT/sesama jenis/boys love/boyXboy/gay/YAOI/MPREG
Ø Dewasa 21+
Ø Adegan seks eksplisit
Jika tidak suka dengan genre cerita yang saya buat, saya tidak memaksa untuk membaca.
PERINGATAN!!!
BAB INI BERISI ADEGAN DEWASA YANG TERGAMBAR SECARA EKSPLISIT ATAU GAMBLANG (TERANG-TERANGAN / JELAS). BAGI KALIAN YANG TIDAK SUKA PENGGAMBARAN SEKS SECARA EKSPLISIT DIPERKENANKAN UNTUK TIDAK MEMBACA BAB INI DAN BISA LANGSUNG MEMBACA KE BAB SELANJUTNYA.
Selamat Membaca dan Selamat Menikmati!
***
Aku mematut diri di depan kaca, merapikan penampilanku untuk yang terakhir kalinya. Hari ini aku akan melakukan ujian proposal, ujian untuk tahap melanjutkan skripsiku nanti.
Selama liburan kuliah kemarin aku benar-benar nggak ada kegiatan sama sekali, aku hanya membaca jurnal dan bertanya-tanya kepada Elvan tentang bagaimana mengerjakan proposal. Aku bersyukur judul skripsiku langsung disetujui oleh kampus saat aku mengajukan judul.
Hari-hariku aku gunakan untuk mengerjakan proposal, dan tentunya Elvan juga ikut membantuku dalam merevisi proposalku. Karena bantuan Elvan yang menjadi pembimbing ilegalku, aku hanya perlu dua kali melakukan bimbingan dan merevisi proposalku sebelum akhirnya aku bisa ujian proposal.
Saking sibuknya mengerjakan proposal, aku bahkan nggak ada liburan ke rumah ibu dan ayah. kami hanya pulang sebentar di hari minggu pagi dan kembali lagi ke kosan minggu sore. Bahkan untuk masak pun Elvan nggak mengizinkanku, Elvan rela bangun pagi-pagi hanya untuk membuat sarapan. Terkadang Elvan juga memesan makanan jika dia kecapekan. Elvan juga setia menemaniku memeriksakan diri ke Dokter Rayan di sela-sela kesibukannya.
Jujur saja, sebenarnya aku merasa senang dengan perhatian Elvan, tetapi aku juga merasa risih jika aku selalu dilarang dalam melakukan setiap aktivitasku seperti biasa. Aku merasa seperti orang yang terkena penyakit parah saja karena setiap aktivitasku selalu dilarang oleh Elvan.
"Kamu yakin sudah tidak ada yang ketinggalan?" tanya Elvan yang sedang menungguku selesai merapikan penampilanku.
"Iya. Aku sudah menyiapkan semuanya tadi malam," jawabku.
"Semoga sidangnya lancar," doa Elvan, dia berdiri dari duduknya di tepi kasur dan mencium keningku. "Jangan gugup dan jangan panik saat dosen penguji memberikan pertanyaan yang sulit. Kamu jawab saja sebisa kamu, dan jangan sekali-kali kamu bilang kalau kamu tidak tahu, oke?"
Aku mengangguk mantap. "Iya, aku mengerti."
"Kalau begitu, ayo kita berangkat!" Elvan menggandeng tanganku dan melangkah keluar kamar.
Sesampainya di depan kosan aku dikejutkan dengan kehadiran Lintang yang sudah menungguku di atas sepeda motornya. Lintang menyapa Elvan sebentar sebelum mengajakku untuk berangkat ke kampus bersama.
Sesampainya di kampus, kami langsung menuju ke kelas A3.3, Lintang memberitahuku jika tempat ujian kami berada di kelas A3.3. Saat kami tiba di depan kelas, sudah ada Jay, Wanda dan Radit yang juga berpakaian sama sepertiku. Masih ada waktu setengah jam lagi sebelum ujian proposal dimulai. Aku duduk di samping Radit, lalu membuka proposalku dan mempelajarinya kembali isi proposalku.
Jantungku berdetak nggak beraturan saat sidang dimulai. Aku bersyukur karena yang pertama dipanggil bukan namaku. Aku semakin gugup saat namaku dipanggil. Namun dengan mantap aku memasuki ruangan. Dengan cepat aku mempersiapkan presentasiku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu [Selesai | BL | MPREG]
RomantizmSatya terkejut saat mengetahui dirinya akan segera menikah setelah kepulangannya dari KKN. Dan sialnya lagi orang yang ingin menikahinya adalah seorang laki-laki. Selama ini Satya yakin jika dirinya bukan gay walau nggak pernah dekat dengan seorang...