Joanne mempelajari babak kehidupan yang mendesaknya untuk melepaskan diri dari zona nyaman.
copyright: 2020, written by applefalls.
[!] ever was #1 in 2Shin!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"finally, the story put it on an end."
:
"Julia, our dearest daughter.."
Lia tersenyum tatkala pelukan hangat kedua orang tuanya kembali menyelimuti tubuhnya setelah sekian lama, kakak laki-lakinya pun memberinya senyum tipis.
Meski keadaan telah berubah, dengan Lia memiliki catatan kriminal; kehangatan keluarganya sama sekali tak mengikis.
Keluarganya masih sama, kedua orang tua yang begitu mencintainya dan seorang kakak laki-laki yang selalu berada di sisi Lia. Sempurna, benar-benar sempurna.
"I'm sorry.." Lia mampu merasakan anggukan kuat dari ayah maupun ibunya; semakin mengeratkan pelukannya, merindukan putri semata wayangnya yang hilang.
"As long as you are okay, nothing really matter for us, little deer.."
Kali ini, Lia merasakan tatapan serius kedua orang tuanya, ayah Lia meremat bahu putrinya dengan lembut dan tegas — cukup bagi Lia untuk mengerti bahwa beliau tidak dalam suasana hati yang cukup baik.
"Kami akan berusaha untuk membebaskanmu, nak."
Lia hanya tersenyum.
Actually, it won't be different if Yeji is not there with me.
"As you wish, father."
:
Joanne membuang napasnya, langkahnya gontai menuju ruang pertemuan yang biasa Audora gunakan untuk sidang pers. Rasanya, seperti mengulang hari itu.
BRAK!
"Joanne.."
Bedanya, kali ini, Joanne sama sekali tak menemukan seorang pun dalam ruangan yang luar biasa luasnya itu.
Hanya ada Audora, duduk pada kursi kebesarannya — seperti sediakala.
Senyum anggun yang terkesan menyebalkan itupun sama sekali tak luput dari perhatian Joanne. Masih sama, meski sudah hampir satu bulan sejak ia pertemuan terakhirnya dengan Audora.
"Apa-apaan, Audora?! Aku sudah bilang bahwa aku tidak ingin lagi terlibat dengan bisnis sherlock holmes-mu itu 'kan?! Apa maksudnya telegram yang kau kirim padaku, hah?!" sinis Joanne, menahan tubuh dengan kedua tangannya di atas meja.
Audora terkekeh, menyadari sifat Joanne yang sama sekali belum berubah — masih begitu arogan namun semakin percaya diri.
"Kau bilang, aku boleh mengirimmu telegram satu minggu setelah kau pergi dariku. Sudah satu bulan, and iwant a talk with you, can't i? Treat yourself, sister, please take a seat."
