L O S S
P R I N C E S S"We won't harm you, be calm girl."
:
Joanne berdecak ketika Judy, dengan tak berperasaan, menurunkan dirinya di tengah-tengah padang pasir yang terik dengan sinar matahari ini.
Joanne memang sudah mempersiapkan diri untuk melakukan misi ini sendiri, namun tidak terpikir bahwa Judy akan mempercepat waktunya dan berakhir di tengah padang pasir ini!
"What the actual fuck, Chaeryeong?!"
Itu bukan bentuk berontak dari Joanne, melainkan dari satu-satunya sosok yang duduk di kursi penumpang mobil Judy — siapa lagi kalau bukan Hussey.
Joanne mampu melihat jelas ada kilat kekesalan yang memenuhi kedua orbs Hussey; alih-alih menjawab Hussey yang menggeram dan mendumel marah karena menurunkan Joanne di tengah-tengah perjalanan, Judy justru menjalankan mobilnya seraya mengucap, "good luck, miss."
Oh, that's great! sekarang, apa yang akan ia lakukan di tengah-tengah gurun ini? Menunggu ada mobil yang lewat lalu memberinya tumpangan kembali ke texas? Judy benar-benar kehilangan akalnya!
Joanne menendang kerikil yang berserakan, wajahnya terpantul aura murka yang tak terungkap; "BAJINGAN KAU JUDY!!" dan untuk pertama kalinya, Joanne mengumpati orang selain Audora dalam hidupnya.
Setelah berjalan hampir dua ratus meter, Joanne akhirnya mendudukkan dirinya diatas sebilah batu besar — kakinya gemetar dan kepalanya pening, mana dia hanya memakai dress sleeveless yang tentu saja serasa terbakar.
"Audora benar-benar membuatku frustasi, kalau saja dia mengirimkan orang selain Judy — oh hey, aku tak perlu mengalami disrespect ini!" keluh pertamanya.
"Apa-apaan sih?! kenapa harus aku? i mean, aku ini princess-nya loh! harusnya aku paling dihargai disini! kenapa tidak mengirim Hussey saja?! kenapa harus aku?!" keluh ke-duanya.
"Bangsat! Bajingan! Sialan! Argh!!" keluh ke-tiganya.
Joanne tak hentinya mengomel, bibir itu berkomat-kamit kesal — semuanya ini salah Audora!
"Kalau saja-"
"Kalau saja kau dapat tumpangan?"
Joanne yang terperanjat kaget sontak menoleh, wajahnya tampak semakin kaget ketika mendapati wajah familiar yang terpatri dalam pikirannya — lekukan wajahnya tajam, mata yang sipit, bibir yang tipis.
Joanne terbujur kaku, sosok di balik dodge charger yang mirip dengan mobil Judy pun akhirnya turun dan menghampiri Joanne lebih dekat.
Holy shit, Judy isn't wrong.
Joanne akan benar-benar jadi umpan dalam misi kali ini, how bad luck you are!
"Eh- Oh?"
Sosok itu tersenyum pias ketika memahami situasi gugup Joanne, ia hanya bersandar pada kap mobilnya.
Meski bibirnya menyungging senyum, kedua matanya tak bisa berbohong kalau sosok itu tengah mengamati Joanne dari atas kebawah — ia menyeringai.
"Apa yang anda lakukan di tengah gurun seperti ini, nona?" tanya sosok itu dengan ramah, Joanne nampak kalang kabut namun ia berusaha membalas, "s-saya menunggu tumpangan..."
Sosok hanya diam beberapa saat, membuat Joanne meliriknya terpaksa lalu membuang napasnya; "..menuju Mexico." sungguh, hal itu tidak masuk naskah Judy! Joanne hanya perlu membuatnya yakin, itu saja.
Setelah menunggu respon yang begitu lamban, akhirnya Joanne dapat melihat dengusan kecil disusul kekehan ringan dari sosok itu; "anda boleh menumpang pada mobil saya," Joanne mendelik — oh tidak, dia tak mau alur yang dikehendaki Judy berjalan dengan tepat; bukannya dia tidak mau misinya sukses atau apa, tapi kalau dia mati hari ini? Oh, ayah Ben akan malu di atas sana.
"Ah itu-"
Belum rampung Joanne berujar, sosok itu terlebih dahulu menyela dengan tawa; "saya tidak memberi anda penawaran, nona. this is a command."
Joanne tercenung sementara lidahnya sendiri terkelu, sosok itu hanya menyeringai; "...Lia." adalah kata terakhir yang dapat Joanne dengar sebelum bumi gelap gulita.
Joanne is fucked up.
:
"Kau gila? Dia bisa kabur!"
"Percaya padaku, Lia. Dia tidak akan kabur, she's at the right hands."
Joanne mengerjapkan kedua matanya, pening menjalar dalam seisi kepalanya — rasanya seperti mau pecah.
Setelah matanya berhasil terbuka, ia mendapati dua sosok gadis; satunya berperawakan tinggi, satunya lagi lebih mungil dan mereka menatap Joanne serius.
"Hi, sudah bangun?" sapa gadis yang lebih tinggi tanpa lupa memasang seringainya, gadis yang lebih mungil hanya melirik tajam; Joanne hanya menggaruk tengkuknya canggung.
"Er.. apa ini sudah di Mexico?" Joanne sendiri tak mengerti kenapa ia perlu menanyakan hal tersebut pada dua orang kriminal padahal ia jelas-jelas sadar bahwa ia telah diculik!
Sang jangkung pun mengedik, "we're not in Mexico, beautiful. We're in Texas. Should i welcoming you back?" dan Joanne hanya mendapat lirikan tajam dari gadis dengan mata rusa itu.
Joanne mengangguk sebelum kemudian menggeleng cepat, "kau menculikku?!" akting yang lain lagi, tentu saja.
Gadis jangkung itu tersenyum tipis sebelum memilih duduk di sofa yang berhadapan dengan Joanne, "kami tidak menculikmu, nona. kami meminjammu. Kami butuh tebusan. Apa kau punya kenalan?"
Joanne menggertakkan giginya kesal, kepalanya berkedut pusing. Sial. Pukulan dari benda tumpul tadi sangat keras menghantam kepalanya, untung kepalanya tidak pecah seketika atau Judy akan benar-benar menyesali perbuatannya.
Merasa tak mendapat jawaban, sang pencuri pun mendekati Joanne yang terperanjat seketika.
Wajah keduanya tersisa beberapa senti, sampai-sampai membuat napas Joanne terasa sesak.
"Anda harusnya menjawab ketika ada yang bertanya, nona. by the way, i'm The Eagle Eyes — Yeji." Joanne tidak pernah merasa ingin cepat-cepat mengakhiri sesuatu sebelumnya, namun kini ia dengan berat hati; "Ryujin."
:
akhirnya ryu ketemu sama yeji!
also, see you next chapter y'll-!with loves,
2020, applefalls
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BONES • ITZY ✓
FanficJoanne mempelajari babak kehidupan yang mendesaknya untuk melepaskan diri dari zona nyaman. copyright: 2020, written by applefalls. [!] ever was #1 in 2Shin!