M E S S A G E
F R O M
T H E
M O O N"you got a message, from the moon."
:
Sewaktu kecil, Joanne sering kali mendengar cerita mengenai keadaan diatas langit lepas. Bagaimana bumi ini tak sendirian di bawah kungkungan galaxy.
Bulan, tentu saja Joanne tak merasa asing mendengarnya. Benda langit yang bersinar di malam hari, menemani senyapnya gelap.
Jikalau ada waktu baginya untuk berkata jujur dan mengakui hal yang jadi kesenangannya, mungkin saja kini Joanne bisa terbang menuju satelit bumi itu — Ah, betapa indahnya bumi ini jika dilihat dari jarak bulan.
Selain mencari kebebasan, cita-cita Joanne adalah ingin menjadi anggota dari tim peneliti luar angkasa — NASA.
Namun realitanya, Joanne hanya stuck menjadi tangan kanan The Weller untuk menjadi seorang detektif sekaligus mata-mata yang menjalani hidup membosankan.
"Mengamati bulan memang menyenangkan, aku selalu melakukannya waktu aku masih kecil. Nenekku selalu berkata kalau aku besar nanti, aku mungkin akan bisa terbang menuju bulan. Kau tahu, sepertinya nenek tidak salah. Aku sungguhan ingin mewujudkan itu dengan pergi kesana."
Joanne hanya diam, membiarkan gadis jangkung di sampingnya berceloteh. Menyimaknya bila perlu. Joanne dalam suasana hati yang baik setelah melihat cahaya bulan.
"Dan, aku yakin kau juga memiliki impian yang sama denganku, Joanne," mungkin Joanne bisa melupakan bahagianya sesaat, kedua manik tajamnya tertuju pada Hussey yang tengah tersenyum tipis padanya.
Cantik.
Hussey tampak begitu cantik dengan siraman cahaya remang dari sang penguasa malam. Hussey tampak seperti gadis dalam setiap dongeng yang pernah diceritakan oleh butler Miyawaki — gadis yang selalu Joanne pikirkan dalam bayang pikirannya.
"Joanne, aku tak tahu siapa dirimu, dari mana asalmu, bagaimana kehidupanmu. Namun aku bisa menjamin bahwa sang rembulan juga begitu menyukaimu. Dia tersenyum padamu, katanya "dia cantik, jaga dia baik-baik, Hussey" manis, 'kan?" Hussey mengalihkan pandangannya menuju bulan.
Tak hanya kedua pipinya yang memerah, Joanne juga merasa kupu-kupu seakan berterbangan dalam perutnya; membuatnya mual namun juga menyenangkan. Terakhir, hatinya menghangat.
"Apa katamu?"
Hussey tertawa, "kau dapat pesan dari sang bulan, katanya kau cantik." namun, Joanne yakin betul bukan hanya itu yang Hussey ucapkan.
:
"Bagaimana target kita? Kau sudah menemukan informasi tentang mereka, Chaeryeong?" tanya Joanne ketika Judy baru saja memasuki kamar inap ketiganya.
Hussey nampak asik dengan dunianya sendiri.
Judy mengedik, "belum. Seharusnya ini jadi tugas Yuna. Aku sudah mengambil alih tanggung jawab penuh sebagai ketua," cibir Judy ketika melihat Hussey justru menyalakan televisi.
Joanne menggeleng.
"Aku bisa bantu," katanya. Judy reflek menatap Joanne tak percaya, "demi Tuhan, nona Joanne?!" sarkas Judy sedang Joanne hanya menyentil kening gadis itu kesal, "keep it low, Judy. Tidak ada yang boleh dengar bahwa The Joanne disini.
Judy hanya mencebik malas kemudian melanjutkan aktivitasnya seperti semula, bedanya kali ini ditemani seorang nona Joanne — putri bungsu keluarga Weller."The Eagle Eyes and The Beautiful Rascal, mereka bukan sembarang target, nona-nonaku," celetuk Hussey tiba-tiba, seolah topik pembicaraannya hanyalah sebatas sandwich dengan segelas susu di pagi hari.
Joanne dan Judy menoleh serempak, mendapati Hussey yang duduk di atas meja sambil memakan kue kejunya. Astaga orang ini!
"Darimana kau dapatkan itu?"
Hussey mengernyit, "ini? Aku membelinya sebelum masuk ke sini. Kalian mau?"
Joanne menggelengkan kepalanya, Judy membuang napasnya.
"aku tak mau tahu, kau harus mencari informasi tentang target kita, Yuna. Aku tak ingin kita mengecewakan nona Audora."
Joanne berdecih, aku bahkan ingin sekali mengecewakan wanita gila itu.
:
"Apa yang lebih gila di dunia ini selain menjadi suruhan wanita gila seperti Audora?" ujar Joanne ketika melihat Hussey menghisap sigaretnya di balkon, gadis jangkung itu sedikit tersentak merasakan eksistensinya.
"Dia tidak gila, nona."
"Benar, hanya sedikit kurang waras." sambung Joanne, dan hal itu berhasil mengundang tawa Hussey dan meletakkan sigaretnya di atas wadah.
Waktu sudah menampilkan tengah malam, hampir pukul dua belas.
"Kenapa belum tidur?" begitu pertanyaan basa basi yang jelas-jelas Hussey sendiri tahu jawabannya, tentu saja Joanne hanya akan menjawab; "kau buta atau bagaimana? Jelas-jelas aku tidak bisa tidur makanya aku mendatangimu."
Mungkin, Tuhan memang mengizinkan Hussey untuk melewati ujian kesabaran dengan ditempatkannya bersama gadis jutek seperti Joanne.
Oh tidak cuma Joanne, Judy pun sama halnya — Hussey tinggal menunggu waktunya berpura-pura gila sehingga dapat mengundurkan diri dari perburuan Audora.
"Oh, kupikir kau akan menjawab "aku tidak bisa tidur, aku dingin. aku butuh pelukanmu" seperti para gadis manis di luar sana," celetuk Hussey jenaka, Joanne hanya merotasikan matanya lalu menyingkirkan wadah sigaret ke samping.
Melirik Hussey sekilas sebelum menebas sisa abu dari balkon.
"Kenapa melihatku begitu?" sinis Joanne ketika menyadari tatapan Hussey padanya, si jangkung memberinya senyum tipis sebelum mengedik, "kau galak sekali, Joanne. Tapi aku suka gadis galak, sangat menantang-"
Plak!
"Aduh! Kenapa tiba-tiba memukulku?" Hussey mengelus lengannya, Joanne meliriknya sadis; "jangan main-main denganku, kau akan menyesalinya. Bukan sekarang, tapi nanti. Aku bersumpah-"
"HEY! RYUJIN! YUNA!"
Joanne dan Hussey saling melempar tatap, wajah garang Joanne mendadak meremang sementara Hussey sendiri tak terpengaruh; "kau mau sumpah apa tadi?"
Oh astaga, Joanne hampir lupa kalau gadis di hadapannya ini menyebalkan setengah mampus!
:
2shin kapan akur sih? :(
see y'll on chap 5!with loves,
2020, applefalls
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BONES • ITZY ✓
FanfictionJoanne mempelajari babak kehidupan yang mendesaknya untuk melepaskan diri dari zona nyaman. copyright: 2020, written by applefalls. [!] ever was #1 in 2Shin!