17

114 7 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Keheningan malam menemani felix di kamarnya, sepi dan sunyi sangat terasa di seluruh tempat. Hanya suara binatang malam yang mengisi tanpa ada teman yang dapat ia ajak bicara. Pikiran nya masih terus memikirkan bagaimana caranya agar ia dapat segera menyelesaikan masalah ini dengan cepat, kepalanya lalu memutar melihat kearah di mana ayah tirinya di gantung dengan posisi mengisi daya baterai.
Juga melihat ke arah sang ibu yang duduk pun mengisi daya baterai.

"Tugas kita hampir selesai, tapi gue udah capek, lemah banget si guee" ucapnya lalu tertawa di akhir

Felix akhirnya bangkit dari duduk nya berjalan keluar kamar menuju ruangan di mana haechan dan juga chenle berada.

Terlihat bahwa haechan masih membuka matanya di atas ranjang , "Hai " sapa Felix

Haechan sedikit tersentak dari lamunannya menatap sekilas lalu kembali memalingkan muka, "puas lo? "

"Apa? "

"Lo puas kan sama perbuatan keji lo itu? Buat apa sih lo ngelakuin itu? Harta warisan bunda nya jeno? Ambil semuanyaa kalo emang lo kurang gue bakal nyumbangin berapa yang lo butuh? "

"Secepat itu ya lo menilai gue? "

"Dengan semua yang lo buat? Udah jelas! "

Helaan nafas berat keluar dari mulut Felix , iya masuk lalu duduk di antara haechan dan juga jeno berbaring. " udah gue prediksi kalo kalian bakal nganggep gue jahat, dunia tu jahat banget tau ga, mereka bakal ngelakuin sesuka hati mereka, mengomentari apa yang mereka lihat tanpa mendengar atau mengetahui apa di balik semua itu "

"Maksud lo apa ngomong gitu? Ga usah cari muka deh! "

Felix mengalihkan pandangannya ke arah haechan yang menatap nya tajam, terlihat jelas kemarahan di mata nya namun Felix menanggapinya dengan tenang. " mereka bakal baik baik aja, lo ga usah takut kalo gue bakal nyakitin mereka "

Setelahnya ia pergi meninggalkan pertanyaan di benak haechan, ia melihat kesedihan dan sepi di mata Felix ia merasa bahwa ada sesuatu yang sengaja di sembunyikan .

*******

Renjun jisung guanlin dan juga earlyn tetap menunggu kedatangan taeyong mencari keberadaan teman mereka yang menghilang bebrapa hari lalu, hingga saat ini belum ada kabar mengenai mereka.

Hari sudah gelap tetapi mereka belum juga kembali, "sebaiknya kita bersih bersih dulu deh, udah mau gelap nih " ucap renjun.

Yang lain hanya menggangguk setuju , di mulai dari earlyn yang dahulu membersihkan tubuhnya di kamar mandi.

Guanlin memutuskan untuk pergi keluar ruangan mencari udara segar katanya, renjun dan juga jisung memutuskan untuk tetep tinggal di sana.

"Bang , lo suka kan sama kak earlyn? "

"Hah? " ia terkejut mendapatkan pertanyaan mendadak yang di Lontar kan jisung kepadanya itu, darahnya mengalir lebih cepat ia terdiam setalah mendengar pertanyaan random dari teman nya.

"Ga usah kaget deh bang, jelas banget tau ga dari sikap lo ke dia, lembut banget"

"Ya karena dia cewek satu satunya di sini"

"Alesan tu mah, pipi lo merah tu"

"Engga, ini tu.. Gue.... Kedinginan " renjun memegang pipinya yang memerah.

" di sini ada penghangat ruangan, lagian ini bukan musim dingin bang"

Renjun tak dapat berkata kata lagi, ia tak bisa menyembunyikan rasa malu nya di hadapan jisung. Jujur ia suka kepada earlyn semenjak masalah keluarga Jeno ada, ia bertemu dengan earlyn yang membuat hatinya terpikat.

After The World Is Destroyed || Lee Jeno Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang