18

94 9 0
                                    


.
.
.
.
.
.
.
.

Di pagi yang cerah, felix duduk di balkon dengan secangkir kopi latte yang di buatkan oleh robot robot ciptaanya. Sudah 3 hari ia tak keluar dari persembunyian nya di vila ini, ada beberapa orang sekapannya di lantai bawah tiga di antaranya tidak sadarkan diri dan sisanya masih terlarut di alam mimpi. Ia terus membuat strategi yang pas agar Jeno bisa segera menyelesaikan nya di sana, ia yakin bahwa teman teman jeno sedang mengincarnya saat ini, ia adalah orang pertama yang pasti mereka curigai karena secara garis besar hubungan jeno dan felix tak pernah baik sejak mereka dinyatakan bersaudara.

di temani oleh kicauan burung ia menyeruput secangkir kopi nya ,perlahan tapi pasti kopi laatte panas itu habis ia tenggak sampai tandas. lalu ia akhirnya bangkit dari duduk panjangnya menuju ruangan yang diisi oleh beberapa komputer yang menyala, felix mulai melincahkan jarinya di atas alat alat itu dengan telatent ia menggerakkan jerinya. Ia rasa setelah menghabiskan kopinya otaknya yang kacau kini kembali bekerja ia bisa dengan teratur menyusun semua strategi yang telah ia pikirkan selama ini ke dalam komputernya, satu persatu masalahnya terselesaikan.

"Bertahan bentar lagi jen, gue bakal selesaikan di sini secepatnya, ayo lo harus bisa Felix!! " Ucapnya menyemangati diri.

Ia mulai menggerakkan jari jemari nya di atas leptop itu sesekali ia memegang pelipis nya untuk kembali fokus berfikir, tak ingin sendiri ia di temani oleh salah satu ciptaan nya yang berdiri di samping Felix, tak ingin berbicara ia hanya ingin di temani saat berfikir keras.

Berjam - jam sudah ia habiskan, sampai ia lupa memberi sarapan kepada tahanannya yang masih dalam keadaan sadar.

"Astaga, gue lupa, cacing chenle haechan belum di kasih makan " ucapnya lalu bergegas turun untuk menemui mereka.

Setelah menuruni tangga, ia lalu membuat sarapan seadanya di dapur lalu membawanya ke ruangan di mana tempat chenle dan haechan berada.

" pagi, maaf gue lupa kalo ada tamu.. " ucapnya lalu meletakkan piring berisikan roti panggang dan segelas susu sereal di sana.

"Mau sampai kapan lo nyekap kita?! Lo bakal di penjara tau ga! " chenle langsung menghantam nya dengan kata kata yang cukup kasar pada felix

"Lebih baik gue di penjara dari pada mati sia sia "

"Yang lo lakuin sekarang juga sia sia anjing, lo ngincer harta warisan Jeno kan!? Ngaku lo!? "

Felix memejamkan mata nya, ia cukup muak di tuduh yang tidak tidak begini tapi ia juga tak bisa bertindak gegabah atau ia akan selesai.

"Mending kalian makan , gue tau kalian pasti laper "

Setelah mengatakan itu, Felix pergi meninggalkan ruangan itu lalu kembali fokus pada kerjaan yang sempat tertunda. Pengunci tangan yang berada pada pergelangan tangan mereka terlepas setelah pintu masuk terkunci rapat, tanpa aba aba lagi haechan dan chenle langsung memakan roti yang ada di hadapan mereka. Benar, mereka sangat lapar .

"Lo ngerasa ga si bang? " tanya chenle di sela sela makan mereka "Felix tuh kek ada nyembunyiin sesuatu, lo liat ga tadi pas gue nyinggung masalah harta warisan ekspresi dia langsung berubah "

"Ngerasa banget, gue yakin ini semua tuh gaada hubungan nya sama harta warisan. Secara kan dia juga tajir melintir , di tambah perusahaan Felix saat ini lagi muncak muncak nya. Ada sesuatu yang dia tuju, kita tunggu aja "

"Kita udh 3 hari di sini, sekolah gue gimana njir. Ga mau gue ujian ulang sendiri , mana mau lulus lagi "

" ntar kita lulusan di Mars aja, sewa tuh bulan "

After The World Is Destroyed || Lee Jeno Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang